Sukses

Alasan Sebaiknya Kurangi Makan Mi Instan dengan Nasi Saat Sahur

Dalam beberapa kemasan mi, ada yang mengandung 310 kalori atau setara dengan satu porsi nasi ukuran sedang lengkap dengan lauk pendukung.

Liputan6.com, Jakarta - Saat sahur biasanya kita memilih menu yang praktis dan mudah dimasak untuk disantap. Apalagi kalau sudah mendekati waktu Imsak dan Subuh, menu seperti mi instan kerap jadi pilihan.

Banyak yang memilih mi instan dicampur nasi untuk disajikan saat makan sahur. Rasanya memang enak Selain itu praktis dan mudah dibuat.

Tapi tenyata, ada bahaya di balik menyatunya dua makanan sumber karbohidrat dan kalori cukup tinggi ini. Perpaduan mi instan dan nasi ternyata kurang bagus bagi kesehatan, kalau terlalu sering dan terus menerus dikonsumsi.

Dalam beberapa kemasan mi, ada yang mengandung 310 kalori atau setara dengan satu porsi nasi ukuran sedang lengkap dengan lauk pendukung.

Namun ada juga beberapa mi yang kadar kalorinya di bawah jumlah itu. Jadi jika satu porsi mi yang kalorinya tinggi ditambah dengan seporsi nasi, maka asupan kalori dalam tubuh bisa mencapai 600-700 kalori.

Padahal kebutuhan kalori harian manusia sekitar 2000. Jadi kalau terlalu sering mengonsumsi mi instan dan nasi bisa bikin tubuh melar. Rasanya yang enak dan tekstur kenyalnya memang membuat banyak orang menyukai mi.

Mungkin ada baiknya mulai saat ini jangan terlalu sering menyantapnya. Lalu, periksa dulu apakah mi itu sesuai dengan standar SNI atau tidak. Bisa juga dengan mengganti 'pendamping' mi instan dengan sumber protein, serat dan vitamin lain seperti sayuran, telur hingga daging.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dibatasi atau Dikombinasi

Kandungan garam dan MSG yang sangat tinggi membawa pengaruh yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. Jika memang ingin mengkonsumsi mi baiknya dibatasi satu atau dua minggu sekali saja atau dikombinasi dengan sayur-saruan.

Sejumlah peneliti di Amerika Serikat juga pernah melakukan penelitian soal efek kurang baik mi bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering, sekitar tiga hingga empat kali sepekan.

Dilansir dari Daily Mail, pemimpin penelitian ini, Dr Shin, menyebutkan bahwa konsumsi yang sering itu dapat menaikkan resiko sindrom kardiometabolik.

Karena selain pengawet, mi instan memiliki unsur kimia yang disebut sebagai bisphenol A. Unsur itulah yang menganggu cara kerja hormon. Karena itu dia menganjurkan agar tidak terlalu sering mengonsumsi mi instan.