Sukses

Semarakkan Ramadan, Pemain Musik di Yerusalem Bernyanyi di Atas Kendaraan Hias

Ketakutan terhadap virus Corona Covid-19 juga telah mengubah suasana bulan suci Ramadan di Yerusalem seperti di tempat lain.

Liputan6.com, Jakarta - Pemain musik di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur memeriahkan suasana Ramadan dengan menyanyikan lagu-lagu bertema senada di bawah hiasan jalan.

Api keluar dari pentungan pemain yang memakai masker saat kendaraan hias bertema Ramadan melewati jalan-jalan belakang Yerusalem Timur.

Dilansir Antara, Kamis (7/5/2020), anak-anak ikut bersorak saat melihat kendaraan hias itu dari atas balkon rumah mereka.

Di salah satu sisi kendaraan hias tertulis sebuah pesan "tetap di rumahmu, Anda berhak menerimanya saat di bulan Ramadan."

Ketakutan terhadap virus Corona Covid-19 juga telah mengubah suasana bulan suci Ramadan di Yerusalem seperti di tempat lain.

Di mana, seluruh umat Muslim berpikir dua kali untuk bisa melaksanakan tradisi serta menemukan pendekatan baru dalam ritual keagamaan dan sosial.

Yerusalem juga melakukan pembatasan sosial serta penutupan sementara masjid, termasuk Masjid Al Aqsa dan Kubah Batu. Salat berjamaah saat Ramadan pun ditiadakan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Berikan Kebahagian pada yang Lain

Di tengah kondisi tersebut, kelompok pemuda Al Baha menyadari ada sedikit kesempatan untuk kembali ke acara sosial dan budaya mereka saat Ramadan.

Pada tahun ini, setiap malam setelah berbuka puasa, dengan menaiki kendaraan hias, sekelompok pemuda Al Baha bersama para musisi bermain dan menyanyikan lagu-lagu bertema Ramadan di bawah hiasan jalan.

"Bersama orang-orang dan memberikan kebahagiaan kepada mereka adalah kegembiraan bagi saya," kata Wael Abu Saloum, seorang musisi dan seniman.

Beberapa penonton pun nampak memakai masker. Sebagian besar menonton di dekat gerbang rumah mereka. Sementara itu, anak-anak berlari di samping kendaraan hias.

Para anggota keluarga lainnya membuntuti kendaraan hias dengan menggunakan mobil mereka saat melewati jalan kecil.

"Sangat indah apa yang mereka lakukan. Selama dua bulan semua anak laki-laki dan perempuan harus tinggal di rumah sejak pandemi Covid-19," ujar Abed al Karaki di daerah sekitar Beit Hanina.