Liputan6.com, Jakarta Sholat witir adalah salah satu ibadah yang disukai Allah SWT. Witir bukanlah semata-mata penutup sholat tarawih (qiyamul lail) di bulan Ramadan, walaupun akhir tarawih selalu ditutup dengan witir. Witir merupakan shalat sunah muakkadah yang jumlahnya ganjil (1, 3, 6, 9 dan 11) dan menjadi penutup shalat sunah seseorang dalam waktu sehari semalam.
Sifat sholat witir yang ganjil sangat disukai Allah, karena Allah menyukai bilangan yang ganjil. Selain itu, angka ganjil juga merujuk pada keesaannya. Oleh sebab itu, rangkaian shalat sunah seseorang dalam sehari semalam hendaknya ditutup dengan witir sebagai bukti pengesaan hamba kepada Tuhan.
Baca Juga
Seperti dikutip dari Ayobandung.com, "Dalam riwayat Muslim disebutkan: ‘Barang siapa mengerjakan salat pada malam hari maka hendaklah dia menjadikan salat terakhirnya sebagai Witir (sebelum Subuh) karena sesungguhnya Rasulullah SAW telah memerintahkan hal tersebut," tulis Said bin 'Ali bin Wahf al-Qahtjani dalam Ensiklopedia Shalat menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (2006, hlm. 450).
Advertisement
Kini, muncul pertanyaan, bagaimana cara melaksanakan witir yang tepat? Apakah sesudah sholat Isya dan sebelum tidur, atau sesudah shalat tahajud?
Sholat Witir Sangat Dianjurkan Allah SWT
Keutamaan di antara keduanya itu disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Ibn Khuzaimah sebagaimana dikutip Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal dalam Mukjizat Shalat Malam-Meraih Spiritualitas Rasulullah (2002, hlm. 76).
Hadis itu berbunyi: A'isyah r.a berkata, "Rasulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar, 'Kapan kamu Salat Witir?' Abu Bakar menjawab, 'Sebelum tidur’." Beliau bertanya kepada Umar, 'Kapan kamu Salat Witir?' Umar menjawab, 'Saya tidur dulu lalu Salat Witir. Kemudian beliau berkata kepada Abu Bakar, 'Kamu telah mengambil sesuatu yang teguh.' Sementara itu, kepada Umar, beliau berkata, 'Kamu telah mengambil kekuatan.'
Hadis di atas menunjukkan pelaksanaan setelah tidur atau sebelum tidur memiliki keistimewaannya masing-masing. Namun, jika merujuk ke hadis lain, bakal ditemukan Salat Witir sebelum tidur lebih diutamakan. Salah satunya hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Ibn Khuzaimah sebagaimana dikutip Sallamah (hlm. 77).
Hadis itu berbunyi: "Abu Dzar berkata, 'Kekasihku (Rasulullah SAW) pernah berpesan kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan untuk selamanya, Insyaallah, yaitu sholat fajar, sholat witir sebelum tidur, dan puasa tiga hari pada setiap bulan."
"Sedangkan Imam Al-Nawawi dalam Kitab Syarah Muslim menjelaskan perbedaan keduanya hanyalah soal kesanggupan seorang Muslim melaksanakannya. Lebih tepatnya, apakah dia bisa memastikan diri untuk bangun dari tidur guna melaksanakan sholat Witir atau tidak.
"Hal ini merupakan dalil mengakhirkan Salat Witir hingga akhir malam lebih utama bagi orang yang yakin bisa bangun pada akhir malam (menjelang subuh). Sementara itu, bagi orang yang tidak yakin bisa bangun pada akhir malam, mengerjakan witir lebih awal adalah lebih utama. Inilah pendapat yang tepat. Hadis-hadis sahih yang lain juga menunjukkan perincian seperti ini," kata Al-Nawawi dikutip Sallamah (hlm. 77).
Â
Advertisement
Dua Waktu Melaksanakan Sholat Witir
Ustaz Adi Hidayat menyatakan, ada dua waktu melaksanakan sholat witir dan dua-duanya benar. Witir bisa dilaksanakan sesudah Isya sebelum tidur dan sesudah sholat tahajud sebelum terbit fajar.
1. Sesudah Isya sebelum tidur
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, sholat witir sesudah Isya dilakukan bila malamnya tidak mampu bangun. Sholat witir dilaksanakan salat malam setelah Isya sampai Fajar.
Kenapa sholat witir dilaksanakan sesudah sholat tarawih? Itu karena sholat tarawih artinya berasal dari kata tawiha, yang artinya sesuatu yang tenang. Karena itu, ada jeda tiap dua rakaat.
Karena itulah sholat tarawih tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa. "Sholat tarawih artinya menunaikan salat dengan jeda untuk melahirkan ketenangan pada jiwa," kata Ustaz Adi Hidayat.
Â
2. Salat witir sesudah salat tahajud
Ustaz Adi Hidayat mengatakan, jika sudah melaksanakan sholat witir karena tidak yakin mampu bangun, tapi ternyata kemudian bisa bangun, maka hukumnya boleh melaksanakan shalat malam setelah melaksanakan salat witir.
Landasannya menurut Ustaz Adi Hidayat, Nabi Muhammad SAW pernah salat malam 2 rakaat setelah salat witir. Namun, menurut Mazhab Ahmad, tidak perlu salat witir lagi sesudah sholat tahajud, karena Nabi tidak pernah melaksanakannya.