Sukses

Pesan Nuzulul Qur'an dan Perjuangan Lawan Corona Covid-19 dari Wapres Ma'ruf Amin

Nuzulul Qur'an terjadi di 10 hari kedua bulan Ramadan yang juga disebut sebagai ayyamul maghfirah.

Liputan6.com, Jakarta - Momentum penting Nuzulul Qur'an (turunnya Al-Qur'an) berlangsung di periode 10 hari kedua Ramadan atau ayyamul maghfirah (hari-hari turunnya ampunan Allah). Ramadan tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya, karena berlangsung di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Karena itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak semua masyarakat memanfaatkan momentum Nuzulul Qur'an dan ayyamul maghfirah untuk mengetuk pintu langit, berdoa memohon kekuatan dalam berjuang melawan pandemi corona Covid-19.

"Covid-19 di tengah Ramadan adalah ujian untuk kita semua. Karena itu di periode 10 hari kedua yang disebut ayyamul maghfirah, momentum yang tepat untuk kita mendekatkan diri kepada Allah. Memohon ampunan atas semua dosa dan juga momen mengetuk pintu langit meminta pertolongan Allah agar kita semua diberikan kekuatan melawan pandemi corona," kata Ma’ruf Amin dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5/2020).

Peristiwa Nuzulul Qur'an pada 17 Ramadan yang menjadi pedoman hidup umat Islam juga bisa dijadikan momentum perjuangan melawan Covid-19. Al-Qur’an turun secara bertahap yang ditandai dengan penerimaan wahyu berupa Surah Al-'Alaq ayat 1 hingga 5, di Gua Hira.

Peristiwa ini terjadi pada 10 hari kedua, tepatnya 17 Ramadan. Turunnya Al-Qur’an ini sesuai dengan Surah Al-Anfal ayat 1, wamaa anzalna ‘alaa 'abdina yaumal furqoni yaumal talqal jam’aan, yang artinya, "apa yang Kami turunkan kepada hamba kami (Nabi Muhammad) di hari Al- Furqan (Al-Qur’an) yaitu pada hari bertemunya dua pasukan."

Maksud ayat ini adalah Perang Badar yang terjadi antara Umat Islam dan Kafir Quraisy bertepatan dengan waktu turunnya Al-Qur'an, 17 Ramadan. Peristiwa ini dikenal dengan nuzulul Qur’an.

"Mudah-mudahan Ramadan ini akan memberikan suasana yang mencerahkan. Pertama, Covid-19 juga segera berlalu dengan izin Allah, dengan banyak kita memohon ampun, dan kedua, saat-saat yang baik ini, saat-saat kita harus di rumah, kita manfaatkan dengan banyak berdoa, beristigfar dan membaca Qur’an,” kata Ma'ruf Amin.

Wapres Ma'ruf juga meminta masyarakat memaksimalkan Ramadan yang disebut syahr ash-shobri (bulan kesabaran) sebagai sarana melatih kesabaran menghadapi pandemi corona Covid-19.

"Puasa mengajarkan kita untuk bersabar, makanya disebutkan as shaumun nisfus shabri (puasa itu setengah dari pada kesabaran). Sabar untuk tidak makan minum, sabar untuk tidak berkata bohong, tidak mengadu domba,” ujarnya.

Wapres menerangkan, dalam keadaan seperti sekarang ini di mana Indonesia sedang dilanda pandemi corona Covid-19, perilaku serta sifat sabar sangat penting diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Ada suatu yang sekarang diminta kepada kita supaya tidak keluar rumah (stay at home), supaya kita menjaga jarak, supaya kita menjaga kebersihan, supaya tidak terjadi penularan Covid,” kata Wapres.

“Ujian puasa sekarang kita dilatih untuk bersabar menghadapi corona Covid-19. Untuk memutus mata rantai Covid-19, menjalani ibadah tarawih di rumah saja. Tidak tarawih di luar rumah. Insyaallah pahalanya berlipat ganda karena ujian kesabarannya pun berlipat," kata Ma'ruf Amin.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Peningkat Sabar dan Ikhlas

Wapres mengimbau agar momen Ramadan kali ini dapat dijadikan pengingat dan peningkat kesabaran serta keikhlasan seluruh umat Islam untuk menjaga diri dan menghindari bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sehingga puasa yang dikerjakan tidak hanya membawa manfaat bagi seorang individu, namun juga bagi orang lain di sekitarnya.

“Di Ramadan ini mari kita tingkatkan kesabaran dan keikhlasan. Puasa kita selain mempunyai nilai ibadah juga mempunyai nilai sosial, nilai menjaga hubungan pergaulan,” kata Wapres Ma'ruf Amin.

Wapres berharap agar puasa kali ini dapat memiliki nilai tambah dari puasa-puasa sebelumnya. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus membantu Pemerintah dalam memutus tali rantai penyebaran virus corona Covid-19.

“Kita berharap puasa kali ini memberikan pengaruh besar di dalam kehidupan, terutama dalam menjaga penyebaran Covid-19 yang sangat berbahaya dan merusak kesehatan masyarakat. Kita jadikan Ramadan dan peristiwa Nuzulul Qur'an sebagai pijakan dalam berjuang menghadapi Covid. Semoga ibadah dan munajat kita membantu mempercepat proses melawan Covid-19 dengan cepat. Ikhtiar dan doa menjadi kekuatan kita saat ini,” kata Wapres Ma'ruf Amin.