Liputan6.com, Jakarta Amalan 10 hari terakhir Bulan Ramadan memiliki keutamaan yang sangat besar. Pada malam ini, biasanya malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yaitu malam lailatul qadar datang, dan Rasulullah pun semasa hidupnya memperbanyak ibadah pada malam-malam ini.
Baca Juga
Advertisement
Di dalam hadis riwayat ‘Aisyah dijelaskan “Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah,” (HR Al-Bukhari).
Pada masa 10 hari terakhir Bulan Ramadan ini, Allah SWT akan membebaskan hamba-Nya yang berpuasa dari segala dosa dan terbebas dari siksa api neraka. Amalan 10 hari terakhir Bulan Ramadan juga berkaitan dengan turunnya Al-Qur’an dan malam lalilatul qadar ini.
Malam lailatul qadar sendiri merupakan malam yang mulia, di mana para malaikat turun ke bumi untuk membawa ketenangan dan kedamaian. Walaupun tidak diketahui kapan datangnya, umat Islam diminta untuk mengusahakannya di 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Hal ini seperti sabda Rasulullah: "Carilah malam lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan." (HR. Imam Bukhari). Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/5/2020) tentang amalan 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Memperbanyak Baca Al-Qur’an
Amalan di 10 terakhir bulan Ramadan yang bisa kamu lakukan adalah membaca Al-Qur’an. Apalagi, pada bulan inilah nuzulul quran diperingati. Peringatan seperti ini sangat disambut oleh umat Muslim untuk melakukan tadarus bersama, kajian Al-Qur’an, khataman bin-nadhar (khataman Al-Qur’an tanpa menggunakan mushaf yang biasa dilakukan oleh para huffadz).
Bagi Rasulullah, membaca Al-Qur’an merupakan upaya untuk berbincang dan berkomunikasi dengan Allah SWT. Selain itu, dengan membaca Al-Qur’an juga akan mendapatkan berbagai keistimewaan seperti hidup lebih bahagia, selamat dari hisab di hari mahsyar, mendapat rahmat Allah di hari pembalasan, dan mendapatkan petunjuk sehingga tidak akan tersesat.
Menurut Imam Nawawi, membaca Al-Qur’an di 10 hari terakhir bulan Ramadan lebih baik dilakukan di akhir malam daripada awal malam dan membaca Al-Qur’an yang paling baik di siang hari adalah saat setelah shalat subuh. Abu Bakar Syatha menambahkan, membaca Al-Qur’an di malam hari lebih utama daripada siang hari karena lebih fokus.
Advertisement
Mengerjakan Salat Malam
Amalan 10 hari terakhir bulan Ramadan berikutnya adalah mengerjakan salat malam atau salat tahajud. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadan dapat dilakukan dengan mengerjakan qiyamul lail (salat malam) berupa salat tahajud seperti hadis riwayat Aisyah yaitu, "Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadan hingga menjelang subuh."
Kamu dapat mengerjakan salat tarawih seusai salat isya, kemudian menunda salat witir untuk dikerjakan setelah tahajud, mengingat salat witir adalah salat penutup. Dimungkinkan pula, salat witir dikerjakan setelah tarawih, tetapi kemudian tidak mengerjakan witir setelah tahajud karena Nabi bersabda, "tidak ada dua witir dalam satu malam".
Memperbanyak Sedekah
Berdasarkan syariat, sedekah yaitu mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedekah lebih luas cakupannya karena tidak terbatas pada barang materi saja. Melainkan juga non-materi seperti amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam amalan 10 hari terakhir bulan Ramadan, sedekah merupakan sebuah amalan yang utama. Karena keutamaan ini tidak hanya didapatkan bagi mereka yang sedang bersedekah saja. Melainkan juga dinikmati oleh orang yang menerimanya. Jelas, hal ini menggambarkan bahwa sedekah tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, namun juga mendekatkan hubungan kamu kepada sesama.
Oleh karena itu, tidak heran jika di hari-hari ini setiap orang berlomba-lomba untuk menghidangkan makanan dan minuman untuk sahur dan buka puasa, memberikan santunan kepada anak yatim piatu dan memberikan sedekah untuk kegiatan keagamaan lainnya.
Sebagian ulama juga menyebutkan bahwa keutamaan sedekah ini tidak hanya di 10 terakhir Ramadan saja. Melainkan pada keseluruhan setiap harinya, meskipun sedekah dengan nominal yang sedikit. Soalnya, hal yang lebih utama dari sedekah bukanlah jumlah nominalnya, melainkan keistiqamahannya.
Advertisement
I’tikaf
I'tikaf sendiri artinya adalah berdiam di dalam masjid dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut berbagai riwayat hadis, Rasulullah selalu rutin beri’tikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Pelaksanaan i’tikaf ini tidak bisa dipisahkan dari momentum pencarian lailatul qadar.
Untuk menggapai kemuliaan 10 hari terakhir bulan Ramadan ini, i’tikaf tidak hanya serta-merta berdiam saja tanpa melakukan apapun. Berdasarkan dengan tujuan i’tikaf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka orang yang beri’tikaf seyogyanya mengisi amal ibadah.
Amalan-amalan seperti shalat sunnat, membaca Al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, istighfar, shalawat Nabi, serta memperbanyak doa dan tafakkur harus menjadi pelengkap i’tikaf.
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sungguh saya beri'tikaf di di sepuluh hari awal Ramadhan untuk mencari malam kemuliaan, kemudian saya beri'tikaf di sepuluh hari pertengahan Ramadhan, kemudian Jibril mendatangiku dan memberitakan bahwa malam kemuliaan terdapat di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Barangsiapa yang ingin beri’tikaf, hendaklah dia beri'tikaf (untuk mencari malam tersebut)."
I’tikaf seperti ini harus dilakukan di masjid sebagai wujud syiar agama Allah. Namun, sebagai ganti tidak bisa ke masjid karena pembatasan keluar rumah, kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan saat iktikaf bisa dikerjakan di ruangan khusus (musola) rumah untuk beribadah.
Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan
Amalan 10 hari terakhir bulan Ramadan tentunya memiliki keutamaan masing-masing seperti yang telah dijelaskan. Setiap bagian dari bulan Ramadan sendiri juga memiliki keutamaannnya masing-masing, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi berikut:
"Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka."
10 hari terakhir bulan Ramadhan amatlah disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata,
"Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh di 10 terakhir di bulan Ramadhan lebih dari pada bersungguh-sungguhnya beliau di hari-hari lainnya." (HR. Muslim dan Ahmad).
Juga Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari sahabat 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwasannya "dahulu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam apabila telah masuk 10 terakhir beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malam-malamnya dan membangunkan keluarganya." (HR. Bukhari dan Muslim). Artinya bahwasannya beliau "mengencangkan ikat pinggangnya" yaitu beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah dan menjauhi istri-istrinya. Beliau tidak berhubungan badan dengan mereka di malam-malam sepuluh terakhir dan sibuk beribadah kepada Allah SWT.
Advertisement