Liputan6.com, Jakarta Dalam islam, hari kiamat merupakan bagian dari rukun iman. Pada hari kiamat, manusia dan juga seluruh makhluk mengalami akhir dari peradaban dunia.
Hari kiamat disebut juga dengan istilah yaumul qiyamah, yaumul hisab dan sebagainya. Kiamat secara istilah diartikan sebagai kehancuran alam semesta dan segala kehidupan di muka bumi, dibangkitkannya orang yang sudah mati kemudian dihisab amal-amalnya.
Baca Juga
Mengenai waktu terjadinya, tidak seorang pun yang tahu kapan hari kiamat akan terjadi. Bahkan Rasulullah SAW tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat tersebut. Hari Kiamat merupakan ketetapan yang hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya.
Advertisement
Hari Kiamat sendiri disebutkan dalam berbagai surat di Al Qur’an dan dikhususkan dalam surat Al Qariah. Ada juga beberapa dalil hadis yang membahasnya. Sebenarnya ada berbagai pendapat para ulama terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat.
Imam Al-Qurtubi mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadis-hadis tidaklah berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah.
Salah satu hadis sahih yang berkaitan dengan kiamat yang pasti adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut:
Tanda kiamat
“Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dabbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jamius Sahih [Beirut, Darul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).
Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini.
Pertama, Munculnya kabut (dukhan); Kedua, Munculnya Dajjal; Ketiga, Munculnya Dabbah; Keempat, Terbitnya matahari dari barat; Kelima, Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj; Keenam, Munculnya Isa bin Maryam; Ketujuh, Adanya tiga gerhana di timur; Kedelapan, gerhana di barat; Kesembilan, gerhana di jazirah Arab; Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.
Advertisement
Banyak Perbedaan Terkait Tanda Kiamat yang sudah terjadi
Menurut Ulama Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadis lain yang menyebutkan tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadis Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana.
Oleh Al-Qurthubi kejadian ini sudah pernah terjadi di masa Rasulullah SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan urutannya. (Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, Aunul Mab'ud Syarh Abu Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291).
Simpulan dari kajian hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis sifatnya hanya prediksi Rasulullah SAW. Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga waktu kejadiannya.
Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi ada juga yang menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa sahabat. Jika ada kejadian di masa sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai hadis tersebut, belum tentu itu menjadi tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa mendatang karena Rasulullah SAW sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda tersebut terjadi.
Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-A'raf ayat 187 ketika Rasulullah SAW ditanya kapan terjadinya kiamat.
Artinya, “ Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.’”
Hikmah Tidak Diketahuinya Waktu Terjadi Kiamat
Menurut ulama, Fakhruddin Ar-Razi, salah satu hikmah tidak diketahuinya waktu terjadinya kiamat adalah agar manusia tetap beribadah dan mencegah diri dari perbuatan maksiat tanpa memperhatikan kapan terjadinya kiamat.
Maka dari itu, cara bijak memahami dan mempertemukan hadis-hadis tentang kiamat yang berbeda-beda tersebut adalah dengan meninjau maksud nabi (maqasidi) ketika menyebutkan tanda-tanda tersebut kepada para sahabat.
Saat itu para sahabat masih bertanya-tanya tentang kebenaran adanya kiamat. Jawaban Rasul SAW dengan menyebutkan tanda-tanda tersebut bertujuan agar para sahabat tidak menghabiskan waktunya untuk selalu memikirkan kiamat. Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat yang ada dalam hadis Rasulullah SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang ada, tetapi tidak akan disebutkan kapan terjadi.
Semuanya ini bertujuan agar orang Mukmin senantiasa beribadah kapan dan di mana saja tanpa mengenal waktu. Jika kiamat dan tanda-tandanya sudah jelas, maka setiap orang akan meremehkan ibadahnya dan hanya beribadah ketika mendekati kiamat. Wallahu a’lam. (Sumber NU Online/Dream.co.id)
Advertisement