Liputan6.com, Jakarta Dentuman meriam bambu tidak terdenganr di pedesaan Kecamatan Batu Benawa (sekitar 173 kilometer utara Banjarmasin) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan pada malam Lebaran Idul Fitri kali ini atau 1 Syawal 1441 Hijriah.
Seperti dikutip dari Antara, saat melakukan kunjungan ke Desa Aluan Mati, salah satu pedesaan Batu Benawa HST, Minggu malam (24/5), desa tersebut sepi kegiatan seperti membunyikan meriam bambu pada malam Lebaran 1441 H, yang menjadi tradisi di daerah tersebut.
Padahal, pada Idul Fitri tahun-tahun lalu atau sebelum merebak wabah virus Corona atau COVID-19, pada malam Lebaran tersebut hampir semalaman suntuk membunyikan meriam bambu.
Advertisement
Bahkan. ketika itu berlomba atau seakan perang-perangan dalam membunyikan meriam bambu antar-seberang menyeberang dengan posisi berseberangan sungai atau Kali Benawa.
Seorang warga masyarakat Aluan Mati Mohammad Ilmi Muhran (60) menerangkan, kegiatan membunyikan meriam bambu pada malam lebaran Idul Fitri tahun lalu masih ada, tetapi secara sporadis.
"Namun dalam beberapa tahun terakhir atau seiring naiknya harga minyak tanah (orang kampung menyebutnya minyak gas) lomba membunyikan meriam bambu sudah tidak ada lagi," tutur kakek dari lima cucu tersebut.
"Terlebih dengan adanya anjuran untuk tidak mengumpulkan orang banyak atau tinggal di rumah saja, lomba atau adu membunyikan meriam bambu tidak ada samasekali," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) itu.
Begitu pula kegiatan sosial kemasyarakatan di kampung pada malam lebaran Idul Fitri tahun ini berkurang seiring COVID-19 seperti takbiran pada tempat-tempat ibadah orangnya tidak banyak sebagaimana biasa, demikian cerita Moh Ilmu Muhran.
Â