Liputan6.com, Jakarta- Pada Minggu 24 Mei, sebagian besar umat Muslim di seluruh dunia mulai merayakan Idul Fitri di tengah lockdown karena Virus Corona COVID-19.
Secara tradisional, hari yang menandai akhir bulan suci Ramadan ini dirayakan dengan ibadah salat di masjid, berkumpul dengan keluarga, berbelanja pakaian baru, hingga hadiah dan camilan manis.
Baca Juga
Namun, perayaan Idul Fitri tahun ini dibayangi oleh Virus Corona COVID-19 yang menyebar cepat, setelah sebagian pelonggaran selama Ramadan menyebabkan lonjakan tajam dalam infeksi virus, membuat banyak negara memperketat pembatasan atau lockdown.Â
Advertisement
Setelah infeksi di Arab Saudi meningkat empat kali lipat sejak awal Ramadan hingga lebih dari 72.000 kasus, rumah bagi situs-situs suci Islam tersebut memulai jam malam selama lima hari pada Sabtu, 23 Mei.Â
Akan tetapi, seorang imam berdiri di podium dengan pasukan keamanan Arab Saudi pada Minggu 24 Mei. Ada beberapa yang dilaporkan mengenakan masker, dan menempatkan diri di antara barisan jamaah yang berkumpul di depan Kakbah untuk menunaikan salat Ied, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/5/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Situasi di Beberapa Negara
Situs Islam ketiga yang paling suci setelah Mekah dan Madinah, yaitu Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, tidak mengizinkan ibadah di dalamnya. Namun setelah liburan Idul Fitri, masjid tersebut diharapkan dibuka kembali.
Seorang fotograger AFP mengatakan bahwa baku hantam pecah terjadi antara pasukan keamanan Israel dan jamaah yang berkumpul di sekitar masjid saat fajar, meskipun ibadah akhirnya tetap dilaksankan di luar masjid.Â
Menurut laporan, ibadah salat di masjid-masjid diizinkan oleh pihak berwenang Hamas di Gaza, meskipun kematian pertama karena Virus Corona COVID-19 terjadi pada Sabtu, 23 Mei. Sebagian besar jemaah mengenakan masker dan menempatkan sajadah salat mereka berjauhan.
Situasi lainnya adalah di Afghanistan, dimana gencatan senjata tiga hari untuk menandai Idul Fitri diumumkan oleh Taliban, dalam langkah mengejutkan setelah berbulan-bulan pertempuran dengan pasukan Afghanistan usai penandatanganan perjanjian penting dengan AS.
Sedangkan di Indonesia, adanya laporan mengenai warga yang secara diam-diam menggunakan dokumen perjalanan palsu untuk menghindari larangan mudik Ramadan yang dapat membuat infeksi Virus Corona COVID-19 melonjak.
Advertisement