Sukses

Ngemil Setoples Kue Lebaran Bikin Berat Badan Langsung Melonjak?

Kalori dalam empat butir kue Lebaran bisa lebih tinggi dari seporsi nasi bersama lauk-pauk lengkap. Seperti apa dampaknya pada berat badan jika konsumsi banyak kue Lebaran?

Liputan6.com, Jakarta Kue-kue khas Lebaran seperti nastar, kastangel, putri salju, dan lainnya selalu sukses menerbitkan liur. Rasanya yang manis, gurih, dan harum butter membuat kita selalu ingin makan lagi dan lagi, bahkan mungkin hingga habis satu toples.

Tapi tahukah anda bahwa kue-kue tersebut tinggi kalori? Bahkan, kalori dalam empat butir kue Lebaran bisa lebih tinggi dari seporsi nasi bersama lauk-pauk lengkap.

Karenanya, hati-hati dalam mengonsumsi kue Lebaran jika tak ingin berat badan melonjak.

Christina Andhika Setyani SGz RD, Ahli Gizi Mayapada Hospital Kuningan, menjelaskan bahwa kebutuhan kalori pria dewasa di kisaran 2.550 sampai 2.650 kkal. Sementara wanita dewasa, sedikit lebih rendah yaitu 2.150 sampai 2.2500 kkal per hari.

 

2 dari 3 halaman

Jumlah Kalori dalam Kue Lebaran

Lebih lanjut, berdasarkan tabel Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram kue nastar mengandung kalori sebesar 512 kkal, protein 16 gram, lemak 24,5 gram, dan karbohidrat 57 gram. Lalu 100 gram kastengel, mengandung kalori sebesar 406 kkal, protein 18 gram, lemak 20,6 gram, dan karbohidrat 38 gram.

Itu untuk 100 gram atau setara dengan empat sampai enam butir kue kering.

Sedangkan kalau dihabiskan satu toples sendiri, yang besarannya kurang lebih adalah 250 gram, tentu kalori yang masuk dalam sehari akan sangat berlebih.

"Belum lagi ditambah dengan makanan hidangan lebaran lainnya," kata Christina saat dihubungi Health Liputan6.com pada Sabtu, 23 Mei 2020.

3 dari 3 halaman

Berat Badan Langsung Naik?

Lantas, apakah dengan menghabiskan satu toples kue kering sendirian langsung menaikkan berat badan, Christina, mengatakan,"Peningkatan berat badan akibat konsumsi kue kering satu toples sepertinya sulit untuk dikethaui secara pasti, karena setiap orang pasti berbeda-beda."

Sebab, kata Christina, perbedaan peningkatan berat badan dipengaruhi oleh jumlah asupan makanan, aktivitas fisik, jenis makanan yang dikonsumsi, pola makan, dan status gizi atau berat badan awal masing-masing orang.