Sukses

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar Bagi Tips Usir Halus Tamu di Tengah Pendemi COVID-19

Di tengah pandemi COVID-19, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dimintai saran oleh netizen tentang bagaimana cara halus menolak tamu yang ingin silaturahim ke rumah?

Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi COVID-19, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dimintai saran oleh netizen tentang bagaimana cara halus menolak tamu yang ingin silaturahim ke rumah?

Nasaruddin pun yang menjadi bintang tamu dalam acara Silaturahome, Virtual Lebaran Bareng Idola yang diselenggarakan Liputan6.com, Selasa (26/5/2020) menyampaikan beberapa tips berikut:

1. Pakai seni

"Pakai seni," ujar Nasaruddin menjawab pertanyaan Netizen.

Menurut dia, dengan seni seseorang bisa menolak tamu secara halus tanpa harus menyakiti. Dia mencontohkan para seniman yang kerap menyinggung dan menyindir pemerintahan tanpa harus mengelurkan kata maupun perbuatan yang kasar.

"Mereka yang memiliki jiwa seni bisa menyindir pemerintah dengan karyanya, seperti puisi, dengan sastra," kata Nasaruddin.

 

2 dari 2 halaman

2. Kirim pesan maaf

Nazaruddin juga menyarankan cara halus lainnya untuk menolak menerima tamu saat pandemi Covid-19. Yakni dengan cara mengirimkan pesan maaf terlebih dahulu kepada para tetangga maupun sanak saudara melalui media sosial sebelum mereka berpikir untuk berkunjung secara langsung.

"Atau mungkin sebelum mereka ingin bertamu kita bisa mengirimkan terlebih dahulu permintaan maaf lewat WA, sehingga mereka berpikir, 'Oh, dia sudah meminta maaf, sepertinya tak perlu mendatangi rumahnya," saran Nasaruddin.

3. Menutup pintu lebih rapat

Jika tak ampuh, menurut Nasaruddin, seseorang bisa menyediakan sabun pencuci tangan dengan air mengalir di depan rumah.

"Atau di pagar, kalau biasanya agak terbuka, ini ditutup agak rapat, biar orang terdekat yang ingin bertamu berpikir bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk bertamu," kata dia.

"Atau bisa juga di depan rumah kita siapkan sabun cuci tangan. Hal-hal tersebut saya rasa bisa akan dipahami oleh tetangga. Kita harus menggunakan cara-cara halus yang tidak menginggung," kata Nasaruddin.Â