Liputan6.com, Jakarta - Saat berpuasa penuh di Bulan Ramadan, seorang muslim harus mengubah pola makan menjadi dua kali sehari. Jika pada hari biasa makan tiga kali, maka saat berpuasa makan berat hanya dilakukan saat sahur dan berbuka puasa.
Bagi sebagian orang, mengubah kembali pola makan setelah Ramadan tentu akan sulit. Mereka terbiasa makan dua kali sehari selama sebulan.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi Profesor Ari Fahrial Syam, agar perut tak bermasalah dan masalah kesehatan lainnya muncul, mulailah kembali mengatur jumlah asupan makanan ke dalam tiga waktu makan, yakni saat sarapan, makan siang dan makan malam. Caranya, dengan perlahan-lahan mengubah porsi makan.
Advertisement
Baca Juga
"Yang penting gizi seimbang, porsi dua kali makan saat Ramadhan kita bagi rata tiga (kali)," ujar Ari Fahrial Syam dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan, saat sarapan, mengonsumsi nasi dan sumber karbohidrat lainnya dengan satu lauk sebenarnya sudah cukup. Kemudian, saat makan siang perbanyak asupan santapan daripada sarapan dan makan malam.
"Makan siang di porsi lebih banyak dari makan malam, makan malam di porsi lebih sedikit, (agar) saat langsung tidur lambung tidak terlalu penuh lagi," kata dia.
Idealnya, tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar dua jam jeda setelah makan malam sebelum tidur. Namun, jika makanan yang disantap saat malam mengandung lemak tinggi sebaiknya persiapkan waktu jeda lebih lama agar tak terjadi refluks asam lambung.
"Apalagi habis makan lemak tinggi karena lambat turunnya, kalau langsung tidur bantal pendek akan balikkan makanan di lambung ke kerongkongan ini jadi masalah (refluks asam lambung)," tutur Ari.
Untuk para penderita GERD, sebaiknya kontrol asupan makanan berlemak, terlalu asam, pedas, cokelat dan keju karena berisiko membuat penyakit kambuh akibat lebih melambatnya pengosongan lambung.
Ari menyarankan mempraktikkan pola makan sehat saat Ramadhan, mempertahankannya di waktu usai lebaran agar penyakit yang sudah terkontrol tetap terkontrol dan tak ada penyakit baru yang muncul.