Liputan6.com, Jakarta Selain Al Quran, hadis menjadi salah satu tuntunan umat Islam. Hadis merupakan apa yang diriwayatkan dari Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.
Baca Juga
Advertisement
Hadis dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria. Jenis-jenis hadis yang penting dipahami adalah jenis hadis berasal dari keasliannya. Klasifikasi tingkat keaslian hadis adalah klasifikasi yang paling penting dan merupakan kesimpulan terhadap tingkat penerimaan atau penolakan terhadap hadis tersebut.
Dengan mengetahui jenis-jenis hadis berdasarkan keasliannya, seseorang bisa menimbang apakah sebuah hadis dapat dipercaya atau tidak. Jenis-jenis hadis berdasarkan keasliannya dibagi dalam sejumlah kategori. Berikut jenis-jenis hadis berdasarkan keasliannya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (29/5/2020).
Hadis Sahih
Hadis Sahih merupakan hadis dengan tingkatan tertinggi penerimaannya. Sebuah hadis diklasifikasikan sebagai sahih jika memenuhi kriteria:
- Sanadnya bersambung yang artinya diriwayatkan oleh para penutur/rawi yang adil, memiliki sifat istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya, dan kuat ingatannya.
- Pada saat menerima hadis, masing-masing rawi telah cukup umur (baligh) dan beragama Islam.
- Matannya tidak bertentangan serta tidak ada sebab tersembunyi atau tidak nyata yang mencacatkan hadis.
Hadis Sahih terbagi menjadi dua yaitu: Sahih Lizatihi, yakni hadis yang sahih dengan sendirinya tanpa diperkuat dengan keterangan lain dan Sahih Lighairihi, yakni hadis yang sahihnya kerana diperkuat dengan keterangan lain.
Advertisement
Hadis Hasan
Hadis Hasan merupakan hadis yang sanadnya bersambung, tetapi ada sedikit kelemahan pada rawi(-rawi)nya. Misalnya diriwayatkan oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya. Namun matannya tidak syadz atau cacat.
Menurut Imam Tirmidzi, hadits Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan dengan hadits lain dan Al-Qur'an dan informasinya kabur, serta memiliki lebih dari satu Sanad.
Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada kedhabithannya. Jika hadits Shahih tingkat dhabithnya harus tinggi, maka hadits hasan tingkat kedhabithannya berada dibawahnya.
Hadis Dhaif
Hadis Dhaif merupakan hadis yang sanadnya tidak bersambung (dapat berupa hadis mauquf, maqthu’, mursal, mu’allaq, mudallas, munqathi’ atau mu’dlal), atau diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, atau mengandung kejanggalan atau cacat. Hadis ini adalah kategori hadis yang tertolak dan tidak dapat dinyatakan kebenarannya berasal dari perkataan atau perbuatan Nabi.
Hadis Dhaif termasuk kategori hadis lemah karena terputusnya rantai periwayatan (sanad) dan adanya kelemahan pada seorang atau beberapa orang penyampai riwayat (perawi) hadis tersebut.
Terdapat berbagai tingkatan derajat hadis lemah, mulai dari yang lemahnya ringan hingga berat. Di antara macam-macam tingkatan hadis yang dikategorikan lemah, seperti:
Hadis Mursal
Hadis yang disebutkan oleh Tabi'in langsung dari Rasulullah tanpa menyebutkan siapa shahabat yang melihat atau mendengar langsung dari Rasul.
Hadis Mu'dhol
Hadis yang dalam sanadnya ada dua orang rawi atau lebih yang tidak dicantumkan secara berurut.
Hadis Munqath
Semua hadis yang sanadnya tidak bersambung tanpa melihat letak dan keadaan putusnya sanad. Setiap hadis Mu'dhal adalah Munqathi, namun tidak sebaliknya.
Hadis Mudallas
Seseorang yang meriwayatkan dari rawi fulan sementara hadis tersebut tidak didengarnya langsung dari rawi fulan tersebut, namun ia tutupi hal ini sehingga terkesan seolah ia mendengarnya langsung dari rawi fulan.
Hadis Mu'an'an
Hadis yang dalam sanadnya menggunakan riwayat seseorang dari seseorang.
Hadis Mudhtharib
Hadis yang diriwayatkan melalui banyak jalur dan sama-sama kuat, masing-masingnya dengan lafal yang bertentangan (serta tidak bisa diambil jalan tengah).
Hadis Syadz
Hadis yang menyelisihi riwayat dari orang-orang yang tsiqah (tepercaya). Atau didefinisikan sebagai hadis yang hanya diriwayatkan melalui satu jalur namun perawinya tersebut kurang tepercaya jika ia bersendiri dalam meriwayatkan hadis.
Hadis Munkar
Hadis yang diriwayatkan oleh perawi kategori lemah yang menyelisihi periwayatan rawi-rawi yang tsiqah.
Hadis Matruk
Hadis yang di dalam sanadnya ada perawi yang tertuduh berdusta.
Advertisement
Hadis Maudlu’
Hadis Maudlu’ merupakan hadis palsu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Sebuah hadis dikatakan Hadis Maudlu’ jika hadis dicurigai palsu atau buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang dikenal sebagai pendusta.
Meski makna hadis palsu bisa baik, namun hadis ini bukanlah perkataan atau perbuatan Rasulullah. Berbeda dengan hadis dhaif yang bersifat lemah, hadis Maudlu’ sudah terbukti bukanlah hadis dari Rasulullah. Biasanya isi Hadis Maudlu’ bertentangan dengan ayat Al Quran atau hadis lain yang sahih.