Sukses

Beda Ucapan Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak, Jangan Sampai Salah

Salah satu ucapan yang kini kerap ditemui adalah Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak.

Liputan6.com, Jakarta Ramadan akan datang dalam hitungan hari. Sebagai Muslim, dianjurkan untuk menyambut Ramadan dengan penuh suka cita. Sebelum Ramadan biasanya umat Muslim mengirimkan pesan selamat Ramadan dan saling bermaafan.

Di bulan Ramadan, beragam ucapan bergilir datang dari keluarga dan sahabat. Salah satu ucapan yang kini kerap ditemui adalah Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak. Keduanya memang kerap digunakan dalam ucapan-ucapan Ramadan. Namun, tahukan Anda arti keduanya? Ketika hendak menggunakan kedua ucapan ini, ada baiknya mengetahui apa artinya. 

Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak ternyata memiliki arti yang berbeda. Baik Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak memang bermakna positif untuk menyambut bulan suci Ramadan. Nah, apa sih perbedaan ucapan Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak?

Berikut perbedaan ucapan Ramadan Karim dan Ramadan Mubarak, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(6/4/2021).

2 dari 6 halaman

Arti Ramadan Karim

Secara bahasa Karim artinya murah hati. Al Karim juga merupakan salah satu dari 99 Asmaul Husna yang mencerminkan keagungan Allah SWT. Al-Karim juga bisa dimaknai sebagai zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat dan keutamaan, baik saat diminta atau pun tidak.

Ramadan Karim artinya adalah "Ramadan yang bermurah hati." Secara kasar, Ramadan Karim diterjemahkan sebagai "semoga Ramadan bermurah hati padamu."

Beberapa orang menganggap ucapan ini kurang tepat. Ini karena Ramadan tidak bisa bersifat murah hati, melainkan Allah yang memberi kemurahan hati di bulan Ramadan. Segala jenis kebaikan, pahala, dan kemurahan hati, diberikan oleh Allah lewat bulan Ramadan. Jadi yang patut disebut murah hati adalah Allah.

 

 

3 dari 6 halaman

Arti Ramadan Mubarak

Sementara Ramadan Mubarak berarti “Ramadan yang diberkati” atau “Ramadan yang bahagia”. Ucapan ini jauh lebih umum dan tidak mendapatkan perdebatan. Ramadan Mubarak bisa digunakan untuk menyapa dengan sopan selama bulan suci Ramadan. Ucapan ini bisa digunakan untuk mendoakan dengan baik selama puasa dan doa dan untuk memohon berkah atas usaha.

Ramadan Mubarak juga disebut dalam salah satu hadis nabi yang berbunyi:

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan mubarak (bulan yang diberkahi). Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad)

4 dari 6 halaman

Mana yang tepat, Ramadan Karim atau Ramadan Mubarak?

Melansir Metro.uk, cendekiawan asal Arab Saudi, Sheikh Al-Uthaymeen mengatakan bahwa ucapan Ramadan karim sebenarnya tidak tepat. Menurutnya, bukan Ramadan yang bersifat pemurah, namun Allah yang memberi rahmat dan menjadikannya bulan yang penuh berkah.

Ada beberapa keyakinan bahwa frasa tersebut tidak tepat untuk diucapkan, karena beberapa Muslim merasa itu bertentangan dengan ajaran Islam, karena Ramadhan sendiri tidak bisa murah hati.

"Seharusnya mengucapkan 'Ramadan Mubarak', atau apapun yang mirip dengannya." ujar heikh Al-Uthaymeen.

Ramadan Mubarak dianggap paling tepat untuk mengucapkan Ramadan. Ini karena Rasulullah sendiri juga menyebut Ramadan sebagai Mubarak atau bulan yang diberkahi.

5 dari 6 halaman

Keistimewaan bulan Ramadan

Bulan Ramadan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Islam. Ramadan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.

Keistimewaan bulan Ramadan bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran pada surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa."- (Al-Baqarah 2: 183)

Di bulan Ramadan seluruh amal ibadah dilipatgandakan pahalanya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah mengungkapkan:

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.

Allah Ta’ala berfirman:

“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

6 dari 6 halaman

Makna Bulan Ramadan

Bulan penuh kesabaran

Selama berpuasa umat islam diwajibkan untuk menahan segala hawa nafsu, berperilaku sabar, dan tahan akan adanya ujian. Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa (Ramadan) merupakan perisai dan benteng yang kokoh dari siksa api neraka.” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi).

Bulan Turunnya Alquran

Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW di bulan Ramadan, tepatnya pada tanggal 17 Ramadan. Alquran merupakan petunjuk dan pedoman hidup yang harus diimani oleh setiap muslim. Malam pertama kalinya diturunkan Alquran kepada Nabi Muhammad SAW disebut juga dengan Nuzulul Qur’an.

Malam Lailatul Qadar

Pada bulan Ramadan terdapat suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Itulah malam Lailatul Qadar (QS. 97: 1). Malam Lailatul Qadar ini tentunya menjadi suatu malam yang paling diinginkan oleh semua umat muslim. Hanya orang orang yang beramal shaleh lah yang bisa mendapatkan malam ini.

Bulan yang penuh dengan kedermawanan

Pada bulan Ramadan, Nabi Muhammad SAW memberi keteladan terbaik dengan banyak bersedekah dan menjadi orang yang paling dermawan pada bulan suci ini. Umat islam dianjurkan untuk bersedakah serta di akhir puasa yaitu sebelum hari raya Idul Fitri dengan menunaikan zakat fitrah bagi orang yang mampu.

Bulan pengampunan dosa

Rasulullah SAW pun bersabda,

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena keimanan dan hanya mengharap pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. al-Bukhari).

Allah SWT menjanjikan pengampunan segala dosa dan kebebasan dari siksa api neraka terhadap orang orang yang berpuasa karena keimanannya dan semata mata untuk mengharap ridha-Nya.