Sukses

Kisah Amaiya Zafar, Petinju Berhijab yang Mengubah Sejarah

Amaiya Zafar boleh saja kalah dalam pertandingan, tapi dia sudah mencatatkan satu kemenangan terbesar yang menjadi jalan bagi petinju berhijab di AS.

Liputan6.com, Jakarta Perjalanan Amaiya Zafar dalam meraih kesuksesan sebagai petinju masih cukup panjang. Namun, satu kemenangan penting dan terbesar telah berhasil dilalui oleh wanita muslim tersebut. 

Zafar berasal dari Oakdale, Minnesota, Amerika Serikat. Tidak seperti wanita pada umumnya, Zafar yang berusia 18 tahun menyukai olahraga berisiko yang selama ini lebih lekat dengan pria: tinju! 

Sudah bertahun-tahun Zafar menekuni olahraga adu jotos tersebut. Dia juga sudah berulang kali tampil di berbagai kejuaraan. Namun, impiannya untuk melangkah lebih jauh ke pentas internasional sempat mengalami kendala akibat pilihannya untuk mempertahankan keyakinannya.

Dia menolak untuk melepas hijab yang dikenakannya saat bertanding. Akibatnya pada tahun 2006, Zafar didiskualifikasi dari pertandingan gara-gara kostum yang dikenakannya. Saat itu, Zafar memilih tampil tertutup dengan mengenakan jersey lengan panjang, legging di bawah celana pendek, dan hijab. Namun, pihak penyelenggara menganggap busana seperti itu membahayakan. 

Zafar tidak tinggal diam. Dia kemudian kemudian menggugat kebijakan tersebut. Pertarungan melelahkan di luar ring tinju itu berhasil dimenangkannya. Seperti dilansir dari DW.com, otoritas tinju amatir di Amerika Serikat akhirnya mengizinkan petinju mengenakan hijab untuk tampil. 

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

2 dari 3 halaman

Aturan Berubah

Zafar menjadi wanita muslim berhijab pertama yang diizinkan bertinju di AS pada April 2017. Sejak saat itu, dia berhasil memenangkan berbagai kejuaraan, termasuk gelar juara kelas ringan di kejuaraan Sugar Bert National Boxing Championship di Orlando, Florida, 2018--ajang yang dua tahun sebelumnya sempat mendiskualifikasi Zafar karena menolak melepas hijabnya.  

Dia juga berhasil menjuarai Ringside World Championship di Kansas City dan berharap mampu menembus babak kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Sayang, impiannya pupus karena Asosiasi Olahraga Tinju Amatir Dunia (AIBA) saat itu masih melarangan penggunaan hijab. Larangan in baru dicabut pada tahun 2019, lewat rapat Komite Eksekutif AIBA di Istanbul, Turki. 

“Hijab atau penutup kepala bisa dipakai oleh setiap atlet wanita jika mereka mau, dengan alasan agama," demikian bunyi pernyataan resmi AIBA kala itu.

 

 

3 dari 3 halaman

Sambut Gembira

Dengan kebijakan baru ini, kejadian yang menimpa Zafar di Bert Tournament di Kissimmee, Florida, 2016 lalu tidak akan terjadi lagi. Wanita-wanita muslim yang ingin tetap mengenakan pakaian tertutup, termasuk mengenakan hijab saat bertanding di atas ring, saat ini sudah diizinkan. 

"Saya sangat senang. Saya tidak menyangka ini bakal terjadi," kata Zafar kepada DW.com.

"Selama ini saya terus berlatih sembari menunggu ada perubahan, tapi semua orang mengatakan hal itu tidak akan terjadi. Jadi saya berdoa berharap aturan itu bisa berubah. Saat saya mendengar kabar itu dari orang-orang, saya merasa sangat senang sekali," beber Zafar menambahkan. 

Berkat aturan baru ini, Zafar pun bisa mengejar mimpinnya untuk tampil di Olimpiade 2024. 

Zafar boleh saja kalah dalam pertandingan yang dilalui. Namun, dia telah mencetak satu kemenangan besar dengan membuka pintu bagi petinju wanita muslim AS lainnya untuk bertanding tanpa perlu mengorbankan kepercayaan dan keyakinan terhadap agama yang mereka pilih. 

Â