Liputan6.com, Jakarta Ramadan 1442 Hijriah akan dimulai Selasa besok (13/4/2021). Berbarengan dengan itu, kompetisi sepak bola di negara Eropa masih bergulir.
Bagi pesepak bola muslim yang harus menjalankan ibadah puasa ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri buat mereka. Namun, bagi sebagian pesepak bola ternyata puasa di bulan Ramadan tak selalu jadi penghalang. Bahkan, saat kompetisi mereka masih mampu menjalankan salah satu rukun Islam.
Baca Juga
Menurut pelatih Persib Bandung muda, Imam Nurjaman, beberapa waktu lalu, kegiatan latihan saat puasa menjadi salah satu cara terbaik menjaga kebugaran para pemain.
Advertisement
"Kalau dikaji secara keilmuan, berlatih saat puasa itu sebenarnya sangat bagus untuk meningkatkan kondisi pemain. Perkembangannya bisa sangat cepat,“ kata Imam, saat itu, seperti dilansir situs resmi klub.
Imam mengatakan, kondisi seseorang dalam keadaan berpuasa tidak serta-merta kehilangan tenaganya. Dikatakannya, tenaga untuk berlatih bisa memanfaatkan dari makanan yang tersimpan di dalam tubuh setelah mengkonsumsi santap sahur.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Makan Sahur
“Ketika berpuasa, tubuh menjadi kosong dan terasa ringan saat bergerak, bukan lemas," katanya." Tenaga di dalam tubuh tetap ada karena kita kan makan saat sahur. Asalkan makanannya juga harus yang berkualitas," terangnya.
Beberapa waktu lalu, seorang ulama Inggris yang berbasis di London, Ajmal Masroor, pernah memberikan nasehat untuk pesepak bola Muslin menjalani ibadah puasa Ramadan di Eropa.
Advertisement
Takkan Ganggu Karier
Masroor yang juga merupakan anggota Dewan Muslim Inggris itu menegaskan kepada pemain bola Muslim di Eropa, puasa Ramadan merupakan kewajiban. Dia mengatakan, berpuasa tidak akan membahayakan kariernya.
"Dalam Ramadan, hanya ada pengecualian kepada Anda yang sakit atau bepergian. Anda dapat menggantinya di hari-hari tertentu," katanya, dikutip dari Goal.
"Jika seorang pemain sepak bola mengatakan kepada saya seperti ini: 'Saya tidak dapat memenuhi kewajiban profesional saya jika berpuasa.' Tentunya, saya tidak dapat menganggap ini sebagai alasan yang dapat diterima."