Liputan6.com, Jakarta Kurma menjadi salah satu menu favorit pada musim Ramadan atau jelang Lebaran Idul Fitri 2021. Alhasil, impor kurma melonjak.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor kurma melonjak sejak Januari-Maret 2021. Hingga Maret, impor kurma mencapai nilai total USD 17,1 juta atau sekitar Rp 249,95 miliar (kurs rupiah Rp 14.617 per dolar AS).
Baca Juga
"Biasanya kita impor kurma karena kita tidak memproduksinya. Nilainya memang naik selama Januari USD10,3 juta, Februari nilai kurma naik USD 14,9 juta, dan Maret naik menjadi USD 17,1 juta dolar," papar Kepala BPS Kecuk Suhariyanto seperti ditulis, Jumat (16/4/2021).
Advertisement
Suhariyanto mengatakan, Indonesia memang sudah gencar mendatangkan kurma dari sejumlah negara sejak Januari lalu, utamanya dari kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah.
"Jadi dari Januari sudah ada impor kurma, dan itu kita impor dari beberapa negara. Ada tiga pengimpor utama, yaitu Mesir, Tunisia dan Arab Saudi," kata Suhariyanto.
Adapun nilai impor Indonesia pada Maret 2021 naik 26,55 persen secara bulanan (month to month/mtm) dari Februari 2021, menjadi USD 16,79 miliar. Secara tahunan atau year on year (yoy) juga meningkat 25,73 persen.
Menurut Suhariyanto, angka impor yang naik ini merupakan hal baik setelah perdagangan internasional Indonesia sebelumnya tertatih-tatih akibat pandemi Covid-19.
"Pada Maret 2021 impor tumbuh menggembirakan USD 16,79 miliar. Dibandingkan Februari, impor Maret naik 26,55 persen. Secara yoy, impor indonesia naik 25,73 persen," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Alasan Kurma Jadi Menu Ideal Buka Puasa
Rasanya tak meleset jika menyebut kurma sebagai primadona kala Ramadan tiba. Buah dengan cita rasa manis alami itu kerap tersaji sebagai takjil atau hidangan awal buka puasa. Jika ditilik dari kacamata medis, benarkah kurma cocok dikonsumsi saat berbuka puasa?
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB mengatakan, kurma memang ideal untuk dikonsumsi sebagai menu berbuka puasa. Kandungan nutrisi pada kurma menjadikannya pilihan tepat untuk membatalkan puasa.
“Kurma mengandung karbohidrat yang kompleks, serat, juga mineral. Kandungan tersebut cukup ideal untuk dikonsumsi ketika berbuka puasa,” ujar Ari dalam Seminar Awam dan Media ‘Tips Sehat Puasa ala Guru Besar FKUI’.
Selain karbohidrat kompleks, serat, dan mineral, kurma juga mengandung kalori yang cukup untuk memulihkan tenaga setelah berpuasa selama kira-kira 14 jam lamanya.
Kurma tergolong ke dalam jenis buah yang memiliki komponen air, meskipun hanya sedikit. Sehingga, kurma menjadi pilihan pertama yang baik untuk berbuka puasa.
Konsumsi gula atau makanan dan minuman manis lainnya memang menjadi perhatian bagi penderita kencing manis maupun penderita diabetes. Namun, kadangkala keinginan untuk mengonsumsi sesuatu yang manis muncul pada penderita penyakit tersebut.
Jika sangat ingin mengonsumsi makanan manis, Ari menyarankan agar untuk makan kurma. Alasannya, karena indeks glikemik dalam kurma lebih rendah dibandingkan dengan gula pasir.
“Bagi penderita kencing manis dan diabetes, kurma menjadi pilihan makanan manis yang ideal dibandingkan dengan mengonsumsi manakanan atau minuman manis lain yang manisnya berasal dari gula pasir, karena gula pasir memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan dengan kurma,” kata Ari.
Advertisement