Sukses

Tanpa Drama, Ini Jurus Bangunkan Anak Saat Sahur

Membangunkan anak untuk sahur merupakan hal yang menantang. Ini salah satu cara dari psikolog

Liputan6.com, Jakarta - Membangunkan anak untuk sahur merupakan hal yang menantang. Rasa kantuk yang teramat sangat membuat banyak anak malas bangun untuk sahur saat puasa Ramadan.

Sebenarnya, cara terbaik membangunkan anak sahur adalah dengan memberi tahu kepada anak jauh-jauh hari tentang konsep puasa. Dari jauh-jauh hari anak sudah diberitahu tentang puasa. Sehingga ia mempersiapkan diri dan tahu dirinya harus bangun lebih pagi agar kuat berpuasa seperti disampaikan psikolog keluarga Ayoe Soetomo.

Jelaskan kepada anak apa kegunaan sahur, juga jam berapa dia harus bangun selama bulan puasa. Agar anak lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar beribadah selama Ramadan, libatkan juga anak dalam diskusi soal menu makan sahur.

"Biar tidak sulit, dari malam sudah ajak ngobrol, 'Besok kita sahur ya, jadi harus bangun pagi'. Atau ajak bantu siapkan menu masakan, lalu tanya mau menu apa," kata Ayoe mengutip Antara.

Jika anak sudah siap dan bersemangat untuk puasa, aturlah jam tidur agar anak lebih mudah dibangunkan pada dini hari untuk sahur. Orangtua bisa mengenalkan anak tentang puasa pada sekitar usia empat.

 

Saksikan Juga Video Berikut

2 dari 2 halaman

Tanpa Paksaan

Cara mengenalkannya bukan dengan mengharuskan anak berpuasa secara penuh tapi mengetahui rutinitas puasa seperti sahur pada dini hari. Serta kewajiban untuk menahan haus dan lapar hingga waktunya berbuka puasa.

Secara perlahan, seiring bertambahnya usia, ajak anak untuk belajar berpuasa mulai dari setengah hari hingga akhirnya bisa berpuasa hingga sehari penuh.

"Sesuaikan sama usia saja, jangan paksa anak yang masih terlalu kecil. Kalau dirasa kuat, tidak apa-apa dilanjutkan untuk berpuasa."

Ketika anak sedang belajar puasa, ada kalanya dia akan merasa tergoda untuk berbuka sebelum waktunya.

Untuk anak yang fisiknya sudah kuat untuk belajar puasa, anak bisa membuat mereka "lupa" dengan rasa lapar dan haus lewat aktivitas-aktivitas menarik dan menyenangkan seperti bermain.

Satu hal lain yang tidak boleh dilupakan orangtua adalah mengasosiasikan puasa dan bulan Ramadan sebagai kegiatan yang menyenangkan karena ada aktivitas seperti shalat tarawih berjamaah di rumah atau buka puasa bersama di rumah bersama orangtua.