Liputan6.com, Jakarta Tata cara iktikaf di masjid dan rumah tidak jauh berbeda. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi syarat, rukun, adab, dan yang membatalkannya. Iktikaf adalah ibadah yang dilakukan dengan berdiam diri di masjid atau rumah dengan memperbanyak amal salih.
Baca Juga
Advertisement
Ada empat macam-macam iktikaf yang bisa seorang hamba lakukan. Berdasarkan empat macam ini, cara iktikaf di masjid dan rumah penting hukumnya menyertakan bacaan niat. Seperti niat iktikaf karena fardu yang dinazarkan atau hanya iktikaf karena sunnah.
Hukum dasar cara iktikaf di masjid dan rumah adalah sunnah. Hanya menjadi wajib bila dinazarkan. Waktu pelaksanaan cara iktikaf di masjid dan rumah boleh dilakukan kapan saja. Akan tetapi lebih utama di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan seperti yang Rasulullah SAW anjurkan.
Berikut Liputan6.com ulas cara iktikaf di masjid dan rumah dari berbagai sumber, Selasa (20/4/2021).
Mengenal Iktikaf
Pengertian iktikat adalah berdiam diri di masjid atau rumah disertai dengan niat hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Iktikaf boleh dilakukan setiap saat, tetapi lebih dianjurkan di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.
Ibnu Al- Mundzir menjelaskan hukum dasar iktikaf adalah sunnah, bukan wajib, kecuali jika dinazarkan barulah menjadi wajib. Iktikaf adalah ibadah sunnah yang dikerjakan dalam rangka mencari keridaan Allah SWT.
Iktikaf pun dilakukan untuk muhasabah diri atas perbuatan dosa dan khilaf yang pernah dilakukan semasa hidup di dunia.
Hukum iktikaf dapat menjadi haram apabila dilakukan seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin. Hukum iktikaf menjadi makruh bila dilakukan oleh wanita yang bertingkah serta mengundang fitnah walaupun telah disertai izin.
Adapun hadits yang menjelaskan amalan Iktikaf saat bulan ramadan seperti berikut:
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Waktu terbaik untuk mengerjakan iktikaf di bulan ramadan adalah dikerjakan pada 10 hari terakhir bulan ramadan, sebagaimana yang diterangkan pada hadits berikut:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”
Advertisement
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah
Iktikaf boleh dilakukan di masjid dan rumah. Untuk tata cara iktikaf di masjid dan rumah tidak memiliki banyak perbedaan. Saat sedang beriktikaf, berbagai amalan saleh dilakukan dengan maksimal tujuannya agar mendapatkan berkah melimpah.
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah untuk Syarat:
Cara iktikaf di masjid dan rumah untuk syarat harus dipastikan dapat terpenuhi dengan baik. Jika tidak, amalan Iktikaf yang dilakukan hukumnya bisa menjadi tidak sah.
Orang yang melakukan Iktikaf dianjurkan untuk mengucapkan status iktikaf apakah fardu karena dinazarkan atau sunnah. Berikut ini cara iktikaf di masjid dan rumah untuk syarat:
1. Beragama Islam
2. Berakal sehat
3. Bebas dari hadas besar
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah untuk Rukun:
1. Niat
Nawaitu an i’tikafa fi hadzal masjidi sunnatal lillaahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berdiam diri di dalam masjid, sunah karena Allah ta’ala”
2. Berdiam diri di masjid atau rumah sekurang-kurangnya selama tuma’ninah salat
3. Masjid atau rumah
4. Orang yang beriktikaf
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah untuk Adab:
Dalam risalah Imam al-Ghazali berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah) halaman 435, disebutkan cara iktikaf di masjid dan rumah untuk adab ada delapan.
Artinya:
"Adab iktikaf, yakni: terus menerus berdzikir, penuh konsentrasi, tidak bercakap-cakap, selalu berada di tempat, tidak berpindah-pindah tempat, menahan keinginan nafsu, menahan diri dari kecenderungan menuruti nafsu dan menaati Allah azza wa jalla."
Berikut rincian cara iktikaf di masjid dan rumah untuk adab:
1. Berdoa
2. Membaca zikir
3. Bersalawat kepada Nabi Muhammad SAW
4. Membaca Al-Qur’an ataupun Hadits
5. Jangan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan tidak bermanfaat
6. Mengharap rida dari Allah SWT disertai niat yang bersih
7. Sedikit makan, minum, dan tidur agar lebih khusyuk
8. Menjaga kebersihan dan kesucian diri serta tempat iktikaf
Cara Iktikaf di Masjid dan Rumah yang Membatalkan:
1. Berhubungan suami-istri
2. Mengeluarkan mani dan sperma
3. Mabuk yang disengaja
4. Murtad
5. Haid, selama waktu iktikaf cukup dalam masa suci biasanya
6. Nifas
7. Keluar tanpa alasan
8. Keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda
9. Keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keingingan sendiri
Advertisement
Macam-Macam Iktikaf
Iktikaf Mutlak
Iktikaf dilaksanakan terlepas dari lama waktu Iktikaf yang ditentukan. Dalam hal ini, Iktikaf bisa dimulai dengan melafalkan niat dalam bahasa Indonesia seperti berikut:
“Aku berniat iktikaf di masjid (rumah) ini karena Allah.”
Iktikaf Terikat Waktu dan Tidak Terus-Menerus
Iktikaf yang dilakukan selama satu bulan tanpa terus menerus, dapat membaca niat dalam bahasa Indonesia seperti berikut ini:
“Aku berniat iktikaf di masjid (rumah) ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”
Iktikaf Terikat Waktu dan Terus-Menerus
“Aku berniat iktikaf di masjid (rumah) ini selama satu bulan berturut-turut karena Allah.”
Iktikaf yang Dinazarkan
Iktikaf yang dinazarkan memiliki niat yang berbeda dengan niat Iktikaf lainnya. Bila suatu nazar, maka dalam niat wajib menyertakan kata-kata fardu seperti berikut:
“Aku berniat iktikaf di masjid (rumah) ini fardu karena Allah.” atau
“Aku berniat iktikaf di masjid (rumah) ini selama satu bulan berturut-turut fardu karena Allah.”
Keutamaan Iktikaf di Masjid dan Rumah
1. Segala dosa dihapus dan ditulis dengan kebaikan
Seperti yang diriwayatkan dalam hadis Ibnu Majah, "Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah menjelaskan berkaitan dengan orang yang beriktikaf: "Ia berdiam diri dari dosa-dosa dan dialirkan baginya kebaikan seperti orang yang melakukan semua kebaikan."
2. Seperti pahala haji dan umrah
Diriwayatkan dalam Hadis Baihaqi, Rasulullah bersabda, "Barang siapa iktikaf 10 hari di dalam bulan Ramadan maka (dapat pahala) seperti orang yang dua kali haji dan dua kali umrah."
3. Mendapatkan malam Lailatul Qadar
Rasulullah SAW beriktikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdoa dan banyak berdzikir ketika itu.
Advertisement