Sukses

Berkat Pendampingan BAZNAS, Peternak Garut Mampu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak

Lewat pendampingan teknis yang diberikan BAZNAS melalui Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) dan dukungan sarana berupa rumah kompos, kini peternak mustahik mampu mengolah kotoran domba menjadi benda yang bernilai ekonomis.

Liputan6.com, Jakarta Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus berupaya mendorong pemberdayaan peternak mustahik binaan lewat berbagai program. Salah satunya adalah program peternakan Balai Ternak Garut, Jawa Barat.

Tak hanya menjalankan program utama penggemukan dan pembiakan ternak, para mustahik juga didorong untuk mengolah kotoran domba menjadi pupuk kompos.

Lewat pendampingan teknis yang diberikan BAZNAS melalui Lembaga Pemberdayaan Peternak Mustahik (LPPM) dan dukungan sarana berupa rumah kompos, kini peternak mustahik mampu mengolah kotoran domba menjadi benda yang bernilai ekonomis.

Pendamping program, Gagan Setiawan menyebut kompos yang telah diproduksi para mustahik akan dipasarkan ke petani sekitar Desa Sukalillah dan desa lain di Kabupaten Garut.

"Seperti diketahui, Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah memiliki kawasan pertanian yang cukup luas, sehingga sangat potensial untuk memasarkan kompos organik," kata Gagan.

Dalam membuat pupuk kompos, kotoran domba diolah dengan bahan-bahan organik, serta dipercepat melalui berbagai mikroba dalam lingkungan yang hangat, lembap, dan bersifat aerobik. Sedangkan untuk bahan bakunya, terdiri dari kotoran domba, kapur pertanian, arang sekam, molasses, dan Effective Microorganism 4 (EM4).

Kemudian dihaluskan menggunakan mesin chopper setelah menjadi kompos, guna mendapatkan keseragaman ukuran produk.

Usaha itu pun berdampak positif pada pupuk yang dihasilkan. Terbukti, pada Maret 2021, Kelompok Peternak Sauyunan di Balai Ternak Garut telah menghasilkan 800 kilogram pupuk kompos untuk dijual kembali.

 

2 dari 2 halaman

Kompos dari Kotoran Domba

Pada kesempatan terpisah, Pimpinan BAZNAS RI, Saidah Sakwan, M.A, mengatakan hasil positif yang diraih peternak mustahik merupakan buah dari kerja keras dan keuletan dalam menjalankan usaha.

Menurut Saidah, para peternak berhasil memanfaatkan kotoran hewan yang jika dibiarkan akan mencemari lingkungan, mengotori kandang, dan mengganggu kesehatan ternak.

"Keberhasilan yang didapat juga tak lepas dari pembinaan intensif yang dilakukan BAZNAS melalui program pemberdayaan mustahik di berbagai daerah. Saya juga mengapresiasi etos kerja para peternak mustahik yang telah bertanggung jawab terhadap bantuan yang diberikan muzaki, lalu disalurkan melalui BAZNAS," kata Saidah, Selasa (20/4).

Saidah juga berterima kasih kepada para muzaki yang telah berkontribusi dalam memberdayakan para mustahik. Dia memastikan dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan melalui BAZNAS akan tepat sasaran, jatuh di tangan orang yang membutuhkan.

"Dukungan dari muzaki akan sangat membantu BAZNAS dalam meningkatkan pendayagunaan mustahik. Dana yang disalurkan melalui BAZNAS ini tentunya akan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh mustahik. Hal ini juga diharap dapat menjadi pintu ekstentifikasi mustahik menjadi muzaki di kemudian hari," ujar Saidah.

Sekadar informasi Balai Ternak BAZNAS Garut merupakan salah satu titik pemberdayaan program peternakan yang dilakukan oleh BAZNAS sejak Desember 2018.

Hingga tahun ini, Balai Ternak Garut telah memberdayakan 60 peternak mustahik dengan populasi domba 449 ekor, serta menjalankan program utama penggemukan dan pembiakan untuk peningkatan populasi ternak.

Hingga kini, terdapat 584 mustahik binaan BAZNAS di 16 Balai Ternak yang terdiri dari 25 kelompok dan tersebar di 11 provinsi Indonesia.