Liputan6.com, Jakarta - Studi menunjukkan, selama berpuasa terjadi penurunan skor GERD (Gastroesophageal Reflux) pada penderitanya. Tidak hanya GERD, tapi gejala mag, kembung, kontipasi atau sembelit, dan diare juga menunjukkan kondisi jauh lebih baik pada orang yang berpuasa.
Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengungkap alasan dibalik hasil riset relevansi antara puasa dengan gangguan lambung yang dipaparkannya.
Baca Juga
“Karena, pada dasarnya orang yang sakit mag itu terjadi karena ketidakteraturan makan. Tapi pada orang yang yang berpuasa, sudah pasti makannya akan teratur, pada saat sahur dan berbuka,” ungkap Ari dalam dalam Webinar Info Sehat FKUI ‘Tips Sehat Puasa ala Guru Besar FKUI’.
Advertisement
Selain keteraturan makan, alasan lain yang membuat puasa mampu menyembuhkan gangguan lambung adalah kebiasaan mengendalikan makan camilan tidak sehat dan mengurangi merokok.
Simak Juga Video Berikut Ini
Kaitan Pikiran dengan Pencernaan
Bagi umat muslim sendiri, beribadah selama bulan Ramadan itu mampu memberikan ketenangan yang ternyata mampu menurunkan asam lambung.
Ketika kita merasakan ketenangan, maka produksi asam lambung akan mengalami penurunan. Tetapi kalau kita merasakan kegelisahan, kecemasan, dan ketakutan, maka asam lambung akan mengalami peningkatan.
“Itu memang ada teorinya, kita menyebutnya sebagai brain and axis. Jadi antara otak dan pencernaan itu saling berkaitan,” kata Ari.
Ari juga mengungkapkan temuan serupa pada pasien yang dirawatnya. Puasa membuat orang yang sakit lambung mendapatkan kesembuhan. Dia mengatakan, jumlah pasien yang biasanya rutin melakukan kontrol jadi menurun kala Ramadan.
"Terus terang saja, saya biasanya menurun tuh pasien-pasien maag yang biasa kontrol. Kenapa? Dia sembuh pada saat Ramadan ini," tutup Ari.
Penulis: Rissa Sugiarti
Advertisement