Liputan6.com, Jakarta Sudah menjadi tradisi saat Lebaran atau Idul Fitri, kita menyuguhkan makanan-makanan untuk disantap bersama sanak keluarga maupun kerabat yang datang ke rumah. Sebagai bentuk rasa syukur setelah sebulan berpuasa dan menjadi ajang silaturahmi.
Berbagai macam kuliner nusantara yang menjadi daya tarik untuk dicoba dimasak di rumah. Mulai dari ketupat, lontong sayur, opor ayam, coto Makassar, rawon sudah menjadi menu andalan di hari raya. Selain makanan tersebut, juga ada camilan tradisional khas Jawa yang menjadi favorit di hari Lebaran.
Advertisement
Baca Juga
Meskipun terbilang camilan tradisional namun rasanya tak kalah lezat dengan kue modern yang beredar di masyarakat luas. Namun, eksistensi camilan tradisonal ini seakan memudar sebab munculnya berbagai kue kering modern.
Penasaran apa saja camilan tradisional khas Jawa yang jadi primadona saat Lebaran tiba? Berikut telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (13/5/2021).
Camilan Rengginang dan Kembang Goyang
1. Rengginang
Camilan yang pertama adalah rengginang. Camilan khas daerah Jawa yang terbuat dari beras ketan yang setelah dikukus kemudian dibentuk, dijemur sampai kering kemudian digoreng. Setelah kering rangginang tersebut kemudian digoreng sampai mekar dan menjadi kerupuk. Camilan ini selalu menjadi favorit karena rasanya yang khas. Ada juga yang ditambahkan bawang putih, udang, dan lainnya untuk rasa yang lebih nikmat.
2. Kembang Goyang
Jajanan ringan berbentuk bunga yang digoreng dengan cara menggoyang-goyang cetakannya di dalam minyak panas. Kue yang satu ini termasuk makanan tradisional. Kembang goyang terbuat dari tepung terigu, tepung tapioka dan tepung beras serta gula pasir untuk memberikan rasa manis.
Advertisement
Camilan Madu Mongso dan Kue Manco Malang
3. Madu Mongso
Selanjutnya ada madu mongso. Camilan yang dibuat dari olahan ketan hitam yang difermentasi terlebih dahulu. Setelah itu, olahan tersebut diaduk secara terus-menerus di atas api dengan wajan penggorengan. Proses pengadukannya sendiri dilakukan selama berjam-jam sampai bentuknya berubah menjadi padat seperti dodol. Madu mongso ini memiliki rasa yang manis, sehingga cocok untuk disajikan saat Lebaran tiba.
4. Kue Manco Malang
Kue tradisional dengan bahan dasar ketan ini merupakan camilan asli dari Jawa Timur khususnya kota Malang dan sekitarnya. Memilki tekstur yang lembut dan agak lengket yang berasal dari ketan dan gula merah dan rasa manis bercampur gurih ditambah sensasi taburan wijen yang merata di seluruh bagian permukaan kue. Â Kue Manco khas Malang tidak menggunakan bahan kimia tambahan apapun sehingga aman untuk dikonsumsi bagi semua kalangan, cocok sebagai teman pendamping dalam menikmati teh atau kopi di waktu senggang Anda. Kue ini juga sangat cocok untuk disajikan sebagai hidangan penyambut tamu di rumah Anda dan cocok untuk hidangan di hari Raya.
Camilan Opak Gambir dan Emping Melinjo
5. Opak Gambir
Opak gambir atau yang juga biasa disebut kue semprong ini terbuat dari campuran tepung beras dan tepung terigu. Camilan dengan bentuknya yang melingkar seperti rumah keong atau juga memanjang seperti seruling. Opak gambir memiliki rasa yang sangat gurih dan manis. Ada juga yang menambahkan jahe pada adonan agar terasa lebih hangat di badan.
6. Emping Melinjo
Ada pula emping melinjo. Disebut emping, karena buah melinjo yang dipipihkan dengan cara dipukul-pukul. Sebelum dipipihkan, buah emping direbus terlebih dahulu. Kemudian setelah pipih, baru dijemur sampai kering. Emping melinjo ini juga bisa dimakan sebagai pengganti kerupuk. Rasa gurih dan nikmat dari buah melinjo ini selalu dinantikan kehadirannya pada saat Idul Fitri.
Advertisement
Camilan Keripik Tempe dan Unthuk Cacing
7. Keripik Tempe
Camilan yang satu ini sudah tidak asing lagi. Camilan keripik tempe ini terbuat dari tempe yang dipotong tipis dan kemudian digoreng dengan campuran tepung beras. Keripik tempe ini selalu menjadi andalan di hari Idul Fitri. Rasa tempe yang tidak pernah bikin bosan dan juga rasa bumbu keripik yang menambah cita rasa dari keripik tempe. Biasanya setiap rumah camilan ini selalu hadir dan menggugah selera.
8. Unthuk Cacing
Unthuk Cacing adalah kudapan khas lebaran yang unik. Dalam Bahasa Indonesia berarti gundukan sarang cacing. Sebutan ini berasal dari bentuknya yang gilig panjang dan melingkar-lingkar, bertumpuk jadi satu, seolah-olah mirip cacing yang bertumpuk. Maka orang desa menyebutnya Unthuk Cacing itu. Dulu, orang menggunakan batok kelapa yang diberi beberapa lubang kecil untuk mencetak kue ini, kemudian digoreng.
Kue unthuk cacing dibuat dari bahan-bahan seperti tepung ketan, telur ayam, gula pasir, garam, air, dan minyak goreng. Semua diaduk jadi satu hingga tercampur benar dan tingkat kepadatannya harus pas, karena akan menentukan bagus tidaknya adonan ini dibuat menjadi uliran Unthuk Cacing. Meskipun terbilang camilan tradisional, namun unthuk cacing mempunyai tempat tersendiri di hati penikmatnya. Camilan ini sering disuguhkan untuk perayaan Idul Fitri.
Camilan Grubi dan Keciput
9. Grubi
Terbuat dari ubi jalar yang dipotong tipis, dan memanjang. Kemudian, digoreng dengan bentuk bola-bola dan dibumbui dengan gula Jawa. Rasanya manis khas gula Jawa dan bentuknya lebih mirip gumpalan benang. Kue grubi akan terasa renyah ketika dimakan. Camilan tradisonal ini sangat cocok untuk menjadi suguhan saat perayaan Idul Fitri datang.
10. Keciput
Keciput adalah makanan sejenis onde-onde kecil yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah, dan sekitarnya. Keciput menjadi oleh-oleh khas dari Kudus. Kue ini memiliki dua jenis bentuk, yaitu bulat dan lonjong, dengan bentuk bulat memanjang dengan balutan biji wijen di seluruh bagian bulatannya. Yang membedakan dari onde-onde biasa yaitu bentuknya lebih kecil dan tidak ada pengisi sebagaimana onde-onde. Satu lagi yang membedakannya dengan onde-onde adalah saat digigit keciput ini tidak lembek seperti onde-onde.
Rasa keciput manis dan gurih dengan kerenyahan biji wijen. Proses produksi keciput menggunakan bahan telur, margarin, tepung terigu, dan adonan perasa. Bahan tersebut dicampur dan diaduk hingga merata. Usai mengembang dan adonan mengeras, tinggal membentuk ukuran keciput sesuai selera. Usai membentuk ukuran kecil atau ukuran kotak dadu. Tak lupa adonan potongan keciput diayak dengan wijen. Cara ini agar lebih mudah, untuk menaburkan wijen secara merata ke seluruh permukaan kue.
Advertisement