Liputan6.com, Jakarta Selain tradisi unik Idul Fitri, satu hal yang paling ditunggu dalam momen Lebaran yakni mencicipi makanan khas Lebaran yang menggugah selera. Ada banyak hidangan makanan yang menjadi jamuan di meja makan saat perayaan Lebaran untuk menyambut sanak keluarga agar lebih akrab dalam menjalin silaturahmi.Â
Baca Juga
Hidangan khas Lebaran paling populer dan wajib ada setiap Hari Raya Idul Fitri adalah ketupat dan opor ayam. Bisa dibilang, hampir semua orang menyajikan dua makanan itu di rumah masing-masing.
Advertisement
Namun di samping itu, sajian makanan saat Lebaran di sejumlah daerah Indonesia ternyata bukan hanya opor ayam dan ketupat saja. Ada banyak sekali makanan khas Lebaran yang menjadi suguhan saat Idul Fitri tiba. Beberapa di antaranya pun mungkin masih belum familiar kamu temui.
Berikut ini beberapa makanan khas Lebaran di berbagai daerah Indonesia yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (29/4/2021).
1. Gulai Nangka dari Medan
Bagi masyarakat daerah Medan, gulai nangka menjadi menu andalan saat Lebaran tiba. Gulai nangka dengan tambahan daging iga sapi ini biasa disantap bersama ketupat. Bumbu dan cara membuat gulai nangka sama seperti membuat gulai pada umumnya. Anda perlu campurkan beberapa bumbu masakan, seperti ketumbar, cabai merah, bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, serta lengkuas.
Advertisement
2. Bebek Gulai Kurma dari Aceh
Jika Anda merayakan momen Lebaran di Kota Serambi Mekkah, Aceh. Maka Anda bisa menemukan bebek gulai kurma yang selalu tersedia ketika Lebaran tiba. Kuliner khas Lebaran dari tanah Rencong ini berisi potongan daging bebek yang dimasak bersama rempah-rempah dan daun pandan, daun temurui, serai, serta kuah santan. Rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, biji pala, dan kapulaga di dalam hidangan bebek gulai kurma, menambah citarasa dan aroma yang kuat.
3. Rendang dari Padang
Hidangan Lebaran yang tak boleh dilewatkan adalah rendang. Umumnya, rendang dibuat dengan daging sapi, santan, dan rempah-rempah. Namun, rendang bisa juga dibuat dari daging ayam, paru, jamur, dan bebek. Proses memasak rendang memang memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga yang tinggal hanyalah potongan daging berwarna hitam pekat dan dedak. Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu lebih singkat dan santannya belum kering disebut kalio, berwarna cokelat terang keemasan.
Advertisement
4. Ayam Bumbu Anam dari Palembang
Berikutnya, ada ayam bumbu anam yaitu opor ayam khas Palembang. Ini menjadi menu wajib sajian setiap hari raya Idul Fitri tiba yang disantap bersama ketupat.
Dilihat dari tekstur dan warna, ayam bumbu anam mirip seperti gulai.
Cara membuatnya tidak sulit. Daging ayam yang sudah dipotong dadu mula-mula direbus terlebih dahulu. Kemudian, dimasukkan kuah santan kental dengan tambahan beberapa bumbu khas sampai benar-benar berlemak dan warna kuah berubah menjadi kuning.
5. Lemang dari Jambi
Makanan tradisional saat Hari Raya Idul Fitri yang kerap disajikan masyarakat di Jambi dan sekitarnya yaitu lemang. Lemang dibuat dari beras ketan yang digulung dengan selembar daun pisang, lalu dimasukkan ke dalam bambu panjang dan dibakar sampai matang. Sebenarnya, lemang bukan masakan tradisional khas Jambi. Hanya saja, panganan satu ini sudah sangat familiar bagi masyarakat di daerah Jambi.
Advertisement
6. Semur Daging dari Jakarta
Semur adalah hidangan daging rebus yang diolah bersama kuah berwarna coklat pekat. Kuah semur terbuat dari kecap manis, bawang merah, bawang bombai, pala dan cengkih. Dalam proses pembuatan semur, kecap manis dari kedelai hitam asli menjadi bahan paling penting untuk menguatkan cita rasa semur. Selain berbahan utama daging sapi, semur bisa ditambahkan dengan kentang, tahu, tempe, telur, hingga ikan, sesuai selera masyarakat di tiap daerah.
7. Soto Banjar dari Banjarmasin
Sesuai namanya, soto Banjar adalah soto khas suku Banjar, Kalimantan Selatan dengan bahan utama ayam. Aroma rempah-rempah seperti kayu manis, biji pala, dan cengkih di dalam soto Banjar begitu terasa.
Dalam pembuatannya, ada kalanya kuah soto Banjar dicampurkan dengan sedikit susu yang membuat warna kuah menjadi tidak bening, melainkan agak keruh. Soto Banjar bisa dibilang menjadi menu Lebaran paling dinantikan masyarakat Banjarmasin setiap tahun.
Advertisement
8. Ayam Gagape dari Makassar
Kalau di daerah Jawa terkenal dengan kuliner opor ayam, maka di Makassar ada yang mirip dengan opor. Namanya, ayam gagape. Setiap Lebaran, ayam gagape akan terhidang di meja makan sebagai jamuan bagi para tamu, keluarga, dan sanak saudara ketika Halal bi Halal.
Masakan tradisional ayam gagape dibuat dari olahan ayam dengan perpaduan bumbu khas Sulawesi. Kuahnya sedikit lebih kering bila dibandingkan opor ayam. Ciri khas ayam gagape terlihat dari tambahan kelapa parut sangrai dalam olahannya. Ini juga yang membuat tekstur ayam gagape lebih berlemak.
9. Ayam Woku dari Manado
Makanan khas Lebaran berikutnya adalah ayam woku berasal dari Manado yang dimasak mirip dengan ayam bumbu rujak. Ayam woku terkenal super pedas karena dicampur dengan rempah-rempah dan bumbu khusus. Biasanya, ayam woku dimasak hingga kuahnya mengental dan sedikit menyusut. Pedas cabai dan wangi kemangi menjadi ciri khas sajian ayam woku asal Manado. Biar makin nikmat, sajikan lauk satu ini dengan nasi putih hangat.
Advertisement
10. Kella Pate dari Madura
Pada saat Lebaran, banyak daerah di Indonesia yang menyajikan hidangan berbahan daging. Namun, hal itu ternyata tidak berlaku di Madura. Ketimbang daging atau ayam, masyarakat Madura lebih suka memeriahkan momen Lebaran dengan hidangan dari ikan, salah satu yang paling terkenal adalah kella pate.
Kella pate merupakan makanan Lebaran khas Madura. Bahan utamanya adalah potongan ikan tenggiri yang kemudian digoreng dan dimasak dengan kuah santan. Sekali santap saja, Anda sudah bisa merasakan citarasa khas dari rempah-rempah seperti jintan, kencur, bawang, kemiri, terasi, cabai, hingga belimbing wuluh.
Itu tadi beberapa makanan khas Lebaran dari berbagai daerah di Indonesia pada saat hari raya Idul Fitri tiba. Bagi perantau yang tidak dapat mudik disebabkan karena pandemi seperti saat ini, makanan tradisional itu yang membuat kita rindu akan kampung halaman. Â