Sukses

Kota di Yordania Ini Sediakan Makanan Gratis Selama Ramadhan

Berikut adalah cerita sebuah kota gurun di Yordania yang menyediakan makanan gratis selama bulan suci Ramadhan.

Liputan6.com, Jakarta- Setiap tahun, warga Kota Maan di wilayah selatan Yordania menggalang acara makan gratis bagi siapapun selama bulan suci Ramadhan.

Ramadhan tahun ini tidak terkecuali meskipun berbagai pembatasan terkait pandemi COVID-19 diberlakukan. Kegiatan amal itu disebut "Sabeel Maan" oleh warga Kota Maan.

Dalam bahasa Arab, Sabeel artinya jalan. Istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan niat mereka dalam memenuhi panggilan Allah SWT untuk membantu sesama manusia.

Ratusan bahkan ribuan paket makanan setiap harinya disediakan di bulan Ramadhan pada acara "Sabeel Maan".

Siapa pun dapat menikmati makanan gratis tersebut, namun diutamakan untuk mereka yang tidak mampu, dan umat Islam yang akan melanjutkan perjalanan dari Maan ke Makkah, Arab Saudi, untuk melaksanakan ibadah Haji dan Umrah.

Salah satu pendiri proyek amal "Sabeel Maan", yaitu Maher al-Qraisha mengatakan kegiatan tersebut telah berlangsung 20 tahun dan awalnya hanya bertujuan untuk menyediakan kurma dan air bagi para peziarah Muslim untuk berbuka puasa saat melewati kota tersebut.

Tetapi dikarenakan banyaknya sumbangan yang masuk, mereka kini mampu menawarkan makanan lengkap bagi warga kota Maan yang membutuhkan juga para peziarah.

"Sabeel Maan adalah sebuah kegiatan unik yang karena melibatkan banyak orang dalam operasinya, biaya harian yang kami keluarkan sekitar 3.000 hingga 3.500 dolar. Inilah yang membedakannya dengan badan-badan amal lain. Ini adalah proyek yang bagus dan para sukarelawan mulai bekerja dari pagi hingga sore," kata Maher-al Qraisha.

Setelah wabah COVID-19 merebak dan terdapat pembatasan pertemuan publik di Yordania yang menyebabkan tidak ada jemaah haji, badan amal itu kini hanya mendistribusikan paket makanan kepada penduduk setempat.

Kini, badan amal itu setiap harinya hanya mengoperasikan 20 sukarelawan, bukan 50 orang seperti sebelum pandemi. Selain itu, paket makanan yang mereka sediakan hanya berjumlah ratusan dan bukan ribuan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (6/5/2021).

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sumber Kebanggaan

Seorang sukarelawan "Sabeel Maan" selama 6 tahun, Abdul Rahman al-Shobaki, menggambarkan kegiatan amal ini sebagai sumber kebanggaannya.

"Sejujurnya, ini adalah perasaan yang tidak bisa saya gambarkan. Saya merasa bangga dan senang menjadi bagian dari kegiatan amal ini. Saya tidak bisa menjelaskan kepada Anda betapa bahagianya saya bekerja selama bulan Ramadan ini. Saya tidak merasa lelah meski saya berpuasa dan telah bekerja keras," kata Abdul Rahman al-Shobaki.

Sukarelawan lainnya, Musab al-Katib, juga merasakan hal serupa. Ia mengatakan "Saya bekerja dan merasa puas karena saya membawa kebahagiaan kepada orang-orang yang membutuhkan. Ada orang yang tidak mampu membeli makanan dan bahkan tidak memiliki makanan sama sekali. Menyiapkan ayam, daging, atau nasi dan mengirimkan makanan ini dianggap perbuatan baik oleh Tuhan".

Meski tidak dibayar, para sukarelawan "Sabeel Maan" bekerja tanpa kenal lelah. Bahkan sebelum pandemi terjadi, mereka bekerja nonstop.

Setiap hari, setelah salat Subuh, para relawan mulai memotong dan menyiapkan 700 ekor ayam dan 800 kilogram beras. Di sore hari, 14 panci raksasa dengan diameter 1,2 meter akan terlihat digunakan untuk mengolah nasi dengan bumbu aromatik, yang dilengkapi daging ayam, daging domba atau daging-daging lainnya.

Komunitas lokal dan beberapa warga asal Maan yang tinggal di luar negeri, menyumbangkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kegiatan Sabeel Maan. Sumbangan mereka beragam, mulai dari sekantong beras, satu ton daging domba atau unta, atau bahkan uang hingga sebesar 3.500 dolar.

Mempertahankan tradisi Sabeel Maan, bagi mereka adalah panggilan Allah SWT untuk berbuat kebajikan.

3 dari 3 halaman

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi COVID-19