Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 25 hingga 34 persen dari keseluruhan pasien yang dirawat di ICU dan non-ICU merupakan pasien diabetes. COVID-19 yang menyerang penderita diabetes sangat membahayakan, karena dapat memperburuk pengendalian gula darah mereka.
Ketua Umum PB PERKENI, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika Sp.PD-KEMD mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, pencegahan komplikasi diperlukan agar kualitas hidup pasien diabetes menjadi lebih baik. Untuk itu perlu perawatan diabetes secara ideal berupa modifikasi gaya hidup melalui nutrisi yang seimbang, terapi yang berorientasi kepada kepatuhan pengobatan serta pemantauan gula darah mandiri secara rutin.
Baca Juga
Upaya pemantauan kesehatan penderita diabetes di tengah pandemi dapat dilakukan dengan menjaga gula darah, menjalankan pola hidup sehat, mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter, dan hendaknya tetap menerapkan protokol kesehatan.
Advertisement
“Tetap ingat jaga protokol kesehatan, jaga gula darah tetap baik, pola hidup sehat, konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter dan segera vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien-pasien diabetes,” ujar Ketut Suastika.
Simak Juga Video Berikut Ini
Tips Mengatur Pola Makan Penderita Diabetes Ketika Berpuasa
Pasien diabetes yang ingin menjalankan puasa Ramadan harus menyesuaikan asupan makanan. Melansir laman Hindustan Times, berikut adalah petunjuk pengaturan nutrisi selama Ramadan berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) dan Diabetes and Ramadan (DAR) International Alliance untuk gaya hidup lebih sehat.
1. Konsumsi kalori harian dalam jumlah yang cukup. Kalori harus dibagi antara makan sahur dan berbuka puasa. Selain itu juga diberikan selingan 1-2 camilan sehat, bila diperlukan.
2. Makanan harus seimbang, dengan total karbohidrat yang terdiri dari sekitar 40-50 persen dan sumber GI (Indeks Glikemik) rendah. Kandungan protein (kacang-kacangan, ikan, unggas, atau daging tanpa lemak) harus terdiri dari 20-30 persen dan lemak harus terdiri 30-35 persen (lebih disukai dengan lemak mono dan lemak tak jenuh ganda). Lemak jenuh harus dibatasi hingga <10 persen dari total asupan kalori harian.
3. Gunakan metode piring ramadan untuk merancang makanan.
4. Hindari makanan penutup yang kaya gula, lebih baik pilih makanan penutup sehat seperti sepotong buah.
5. Pilih karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dan tinggi serat. Dianjurkan pula bagi penderita diabetes untuk mengonsumsi karbohidrat dari sayuran (dimasak dan mentah), buah-buahan utuh, yogurt, susu dan produk susu lain. Minimalisir atau hindari konsumsi karbohidrat dari gula dan biji-bijian olahan (tepung terigu dan pati seperti jagung, nasi putih, dan kentang).
6. Menjaga tingkat hidrasi tubuh dengan minum cukup air. Hindari minuman manis, sirup, jus kaleng, atau jus segar dengan tambahan gula. Minimalkan konsumsi minuman berkafein (kopi, teh, dan minuman cola) karena dapat mengakibatkan diuretik yang menyebabkan dehidrasi.
7. Sahur pada waktu akhir, terutama bagi mereka yang berpuasa lebih dari 10 jam.
8. Pastikan mendapat asupan protein dan lemak yang cukup saat sahur. Makanan yang memiliki kadar makronutrien tinggi dan kandungan karbohidrat rendah biasanya mengandung nilai glikemik indeks lebih rendah dibandingkan makanan yang tinggi karbohidrat. Makanan yang kaya protein dan lemak berkualitas baik dapat memberikan rasa kenyang lebih lama daripada makanan yang kaya karbohidrat saja.
9. Mulailah berbuka puasa dengan perbanyak konsumsi air. Tujuannya untuk mengatasi dehidrasi akibat puasa, kemudian dilanjutkan dengan konsumsi 1-3 kurma kering atau segar untuk meningkatkan kadar glukosa darah.
10. Bila diperlukan, sajikan pula kudapan yang lebih sehat diantara waktu makan, seperti sepotong buah, segenggam kacang, atau sayuran. Umumnya, setiap camilan harus mengandung 100-200 kalori, namun kembali lagi pada kebutuhan tiap individu.
Penulis: Rissa Sugiarti
Advertisement