Sukses

Restoran di Dubai Buka Tirai Penutup Saat Bulan Ramadhan

Pada tahun-tahun sebelumnya, restoran-restoran di Dubai diharuskan memasang tirai penutup di area makan agar tidak menyinggung perasaan orang-orang yang berpuasa.

Liputan6.com, Dubai - Sementara banyak kota di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim membatasi restoran-restoran dalam menjalankan bisnis mereka pada siang hari, Dubai, sebuah emirat dan kota terpadat di Uni Emirat Arab mengambil langkah sebaliknya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, restoran-restoran di Dubai diharuskan memasang tirai penutup di area makan agar tidak menyinggung perasaan orang-orang yang berpuasa.

Restoran-restoran itu juga hanya diperkenankan beroperasi pada jam-jam tertentu, dan umumnya menjelang berbuka puasa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (11/5/2021).

Pada Ramadhan tahun ini, aturan-aturan telah dicabut. Departemen Pembangunan Ekonomi Dubai mengumumkan, dalam sebuah pernyataan sebelum dimulainya Ramadhan, bahwa restoran-restoran di emirat ini dapat memilih apakah akan memasang tirai penutup di ruang makan mereka bila menyajikan makanan selama jam puasa.

Tidak hanya itu, mereka pun bisa beroperasi dengan jam yang lebih bebas, seperti sebelum pandemi COVID-19 merebak.

Kebijakan itu diambil dalam upaya untuk meningkatkan ekonomi Dubai, yang sangat bergantung pada pariwisata dan jasa, setelah terpukul selama penguncian dan pembatasan virus corona tahun 2020.

Direktur Operasi restoran Perancis, Couqley, Zaid Kamel, menyambut langkah pemerintah ini.

“Sebelum pembatasan dicabut, kami tidak diizinkan untuk menyajikan semua makanan dan minuman kami pada siang hari. Setelah pelonggaran pembatasan, kami dapat mengajukan izin untuk melayani pada siang hari dan menyajikan menu makanan dan minuman lengkap kami di siang hari. Sebagai hasilnya, jumlah pelanggan kami meningkat," jelasnya.

Joey Ghazal, pemilik bar Main Oyster, sependapat. Ia mengatakan, "Seperti yang Anda lihat sekarang, hal itu berdampak besar. Saya pikir hotel-hotel melihat manfaat yang luar biasa dari pelonggaran pembatasan. Saya pikir inilah yang terbaik. Harga real estat lebih tinggi daripada sebelumnya. Ada banyak orang yang memilih untuk datang ke Dubai untuk bekerja dari jarak jauh dari sini. Ini jelas berdampak sangat positif bagi kami. Saya melihat, mereka terus menerus memikirkan cara untuk memberikan bantuan kepada para pemilik restoran independen, terutama selama periode sulit semacam ini."

 

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Dubai Saat COVID-19

Menurut pemimpin redaksi majalah Middle East Economic Digest (MEED), Richard Thomson, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Dubai menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan keluhan para pemilik bisnis wisata.

“Saya pikir itu inisiatif sangat menarik karena menunjukkan bahwa pemerintah mendengarkan sektor perhotelan, sektor pangan dan minuman.

Perusahaan-perusahaan ini mengalami guncangan besar pada pendapatan mereka, mereka harus menurunkan biaya operasi, memberlakukan semua pembatasan selama bulan suci, itu adalah biaya bagi mereka.

Saya pikir itu mencerminkan bahwa pemerintah mendengarkan dan sangat ingin membantu,” jelasnya.

Dubai telah menjadi salah satu kota tujuan pertama yang dibuka kembali untuk pariwisata tahun lalu.

Kota ini banyak menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia, yang berusaha menghindari lockdown ketat di negara mereka masing-masing. Banyak ekspatriat juga pindah ke emirat ini untuk bekerja jarak jauh.