Liputan6.com, Limapuluh Kota - Satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah, masyarakat Minangkabau menyambut lebaran dengan tradisi marandang sebagai wujud suka cita menyambut lebaran.
Marandang atau memasak rendang merupakan kebiasaan masyarakat Ranah Minang menyambut tibanya Hari Raya Idul Fitri dan hari besar lainnya.
Rendang dan hari-hari besar tak dapat dipisahkan dari masyarakat Minangkabau. Meski harga daging naik, mereka tetap berupaya membelinya untuk marandang.
Advertisement
Pada H-1 lebaran ini, aroma wangi rendang sudah tercium dari dapur masyarakat. Aromanya yang khas sangat menggugah selera, apalahi banyak masyarakat yang memasak di luar rumah dengan tungku.
Makanan yang dinobatkan sebagai kuliner terlezat di dunia ini, dimasak dengan api kecil sekitar 5 jam dan harus terus diaduk.
Baca Juga
Salah seorang warga Kabupaten Limapuh Kota, Sumbar Yeli (40) mengatakan dirinya dan keluarga sudah memasak rendang sejak kemarin.
"Iya sudah marandang kemarin, biasanya di Ranah Minang orang memasak rendang dua hari atau satu hari menjelang lebaran," katanya kepada Liputan6.com, Rabu (12/5/2021).
Meski lebaran tahun ini tidak semeriah sebelumnya, namun memasak rendang sudah kebiasaan, dan menjadi menu untuk sarapan pada hari raya.
Sebelumnya Chef Vindex Tengker ketika berkunjung ke Kota Padang, mengatakan rendang punya khasiat bagus untuk tubuh.
Selebriti chef itu menyebut rendang yang dibuat orang Minang pasti memakai rempah segar sehingga kandungan di dalamnya masih tinggi.
"Asalkan diperhatikan kesegaran dan kebersihan bahan-bahan yang digunakan," katanya.
Â