Liputan6.com, Sarajevo - Hingga sehari sebelum Idul Fitri, Muslim di Bosnia masih antre di toko-toko roti di Sarajevo untuk hidangan berbuka mereka.
Saat Bulan Ramadhan tinggal sehari lagi. Muslim di Bosnia antre membeli roti khas Ramadhan, somun, yang biasa disantap saat berbuka puasa.
Baca Juga
Seorang pemilik toko roti, Mehmed Poricanin, mengatakan, "Ramadhan adalah bulan istimewa, dan suasananya juga sangat istimewa. Orang-orang berpuasa dan datang setiap sore untuk membeli somun. Saya seorang tukang roti dan masa-masa sekarang ini benar-benar emosional dan hangat bagi saya. Dan secara umum di kota kami, tahun ini sangat sulit, masjid ditutup, kami merasakan suasana Ramadhan, namun pada saat bersamaan juga agak sedikit menyedihkan karena pandemi."
Advertisement
Ini adalah Ramadhan kedua berturut-turut yang berlangsung di tengah berbagai pembatasan terkait pandemi COVID-19.
Masyarakat tidak diizinkan berkumpul di masjid-masjid untuk salat. Seluruh pertemuan di dalam ruangan juga dilarang.
Orang-orang jadi berkumpul di taman-taman di Sarajevo untuk menikmati hidangan iftar mereka.
Salah satu taman yang sangat populer adalah Bijela Tabija, di kawasan perbukitan Sarajevo, Bosnia yang menjadi tempat berkumpul banyak orang muda kota itu. Mereka menikmati makan bersama sehari-hari di sana.
Vasif Mujagic seorang pengunjung taman itu mengatakan, "Orang-orang berkumpul di sini, saya mendengar tentang taman ini, orang-orang datang ke taman ini, menunggu meriam ditembakkan yang menandakan saatnya berbuka puasa dan kemudian orang-orang membawa makanan keluar dan makan di sini."
Â
Saksikan Video Berikut Ini:
Sambut Idul Fitri
Mengenai perayaan Idul Fitri tahun ini, Mujagic, menyatakan ia tidak sabar menunggu tamu-tamu berdatangan ke rumahnya.
Ia menjelaskan, "Saya tidak sabar menunggu para tamu datang ke rumah saya untuk merayakan Idul Fitri. Saya ingin menjamu mereka mereka dengan baik. Idul Fitri ini benar-benar sangat berarti bagi saya."
Banyak orang dari kawasan pedesaan Bosnia juga mendatangi taman di Sarajevo ini. Di tempat inilah meriam ditembakkan untuk menandai waktu berbuka puasa.
Bukan hanya dari dalam negeri, ternyata banyak orang asing yang datang ke taman itu untuk menunggu saat-saat berbuka puasa.
Smail Krivic, yang menembakkan meriam Ramadhan Sarajevo itu, mengemukakan, "Waktu saya menembakkan meriam, senang sekali melihat lampu-lampu di masjid dinyalakan yang menandai saatnya berbuka puasa, dan kemudian terdengar suara azan. Indah sekali. Kami sudah terbiasa dengan ini di sini. Tetapi banyak orang datang dari luar negeri, dan bagi mereka, ini pengalaman yang benar-benar fantastik."
Advertisement