Sukses

Bacaan Dzikir Setelah Sholat Bahasa Arab dan Latin Serta Artinya

Bacaan dzikir setelah sholat yang paling sederhana berupa istighfar, tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir.

Liputan6.com, Jakarta Mengamalkan bacaan dzikir setelah sholat adalah satu upaya seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ketakwaan. Dzikir adalah perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, dan mengatakan) serta dengan hati (mengingat dan menyebut).

Sederhananya, dzikir adalah pekerjaan lisan dan hati. Pentingnya mengetahui bacaan dzikir setelah sholat juga dijelaskan Syekh Abu Ali ad-Daqqaq. Bahwa dzikir adalah tiang penopang jalan yang sangat kuat menuju Allah SWT. Ibnu Ata’, seorang sufi yang menulis al-Hikam (Kata-Kata Hikmah) membagi zikir atas tiga bagian: zikir jali (jelas, nyata), zikir khafi (samar-samar) dan zikir haqiqi (sebenar-benarnya).

Bacaan dzikir setelah sholat yang paling sederhana adalah berupa istighfar, tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir. Meski sebenarnya, bacaan dzikir setelah sholat yang sempurna disertai dengan doa-doa sebagai bentuk komunikasi dengan Sang Pencipta. Berikut Liputan6.com ulas bacaan dzikir setelah sholat dan artinya dari berbagai sumber, Minggu (3/4/2022).

2 dari 3 halaman

Tata cara dan bacaan dzikir setelah sholat

1. Membaca Istighfar 3 Kali

"Astaghfirullah Hal'adzim, Aladzi Laailaha Illahuwal Khayyul Qoyyuumu wa Atuubu Ilaiih"

Artinya : “Saya mohon ampun kepada allahyang maha besar, tidak ada tuhan melainkan dia, yang maha hidup yang terus-menerus mengurus makhluknya, dan saya bertobat kepadanya.”

Selesai melafalkan bacaan dzikir setelah sholat yang pertama, dilanjutkan dengan memanjatkan doa Rasulullah SAW. Dari Tsauban radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika selesai shalat, beliau beristighfar 3x, lalu membaca doa:

Allahumma Antas Salaam wa Minkas Salaam Tabaarokta Yaa Dzal Jalaali wal Ikroom.

Artinya: Ya Allah Engkau-lah as salam, dan keselamatan hanya dari-Mu, Maha Suci Engkau wahai Dzat yang memiliki semua keagungan dan kemulian.” (HR. Muslim)

2. Tahlil 3 Kali

Melafalkan tahlil sebanyak tiga kali adalah bacaan dzikir setelah sholat yang bisa diamalkan untuk meraih kemuliaan. Dari Al Mughirah bin Syu’bah radhiallahu’anhu, ia berkata:

“Aku mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam setelah shalat beliau berdoa:

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoyta wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

Artinya: Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan (bagi pemiliknya). Dari Engkau-lah semua kekayaan dan kemuliaan).” (HR. Bukhari, Muslim)

3. Doa Menguatkan Iman

Abdullah bin Zubair radhiallahu’anhu: “Biasanya (Abdullah) bin Zubair di ujung sholat, ketika selesai salam beliau membaca:

Laa ilaha illalloohu wahdahu laa syarika lahu. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir. Laa haula wa laa quwwata illa billaah. Laa ilaha illallooh wa laa na’budu illa iyyaah. Lahun ni’matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaa-ul hasanu. Laa ilaha illallooh mukhlishiina lahud diin wa lau karihal kaafiruun.

Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Segala pujian dan kerajaan adalah milik Allah. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Semua nikmat, anugerah dan pujian yang baik adalah milik Allah. Tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (HR. Muslim)

4. Ayat Kursi

Membaca ayat kursi merupakan bagian dari bacaan dzikir setelah sholat yang bisa rutin dibaca. Berikut lantunan ayat kursi dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 255:

Allaahu Laa Ilaaha Illaa Huu, Al Hayyul Qoyyum, La Ta’khudzuhuu Sinatuw walaa Naum. Lahuu Maa Fissamaawaati wa Maa Fil Ardh. Man Djalladjii Yasyfa’u ’Indahuu Illa Bi Idjnih. Ya’lamu Maa Bayna Aydiihim Wa Maa Kholfahum. Wa Laa Yuhiithuuna Bi Syay-Im Min ’Ilmihii Illa Bi Maa Syaa-A. Wasi’a Kursiiyyuhussamaawaati Wal Ardh. Walaa Ya-Uuduhuu Hifzhuhumaa. Wa Huwal’aliiyul ’Azhiim.

Artinya: ”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

3 dari 3 halaman

bacaan dzikir setelah sholat

5. Membaca Tasbih, Tahmid, dan Takbir

Melafalkan tasbih sebanyak 33 kali adalah bagian dari bacaan dzikir setelah sholat. Setelah membaca tasbih dilanjutkan dengan membaca tahmid sebanyak 33 kali. Terakhir dilanjutkan membaca takbir sebanyak 33 kali sebagai bacaan dzikir setelah sholat.

- Tasbih:

“Subhanallah,” artinya: Maha Suci Allah.

- Tahmid

“Alhamdulillah,” artinya: Segala puji bagi Allah.

- Takbir

“Allahu Akbar,” artinya: Allah Maha Besar.

6. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas

“Uqbah bin ‘Amir radhiallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkanku untuk membaca al mu’awwidzar (an naas, al falaq, al ikhlas) di penghujung setiap salat.” (HR. Abu Daud, dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

- Surat Al-Ikhlas

Qul Huwallaahu Ahad. Allaahusshamad. Lam Yalid Walam Yuulad. Walam Yakullahu Kufuwan Ahad.

Artinya: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

- Al-Falaq

Qul A’uudzu Birabbil Falaq. Min Syarri Maa Khalaq. Wamin Syarri Ghaasiqin Idzaa Waqaba. Wamin Syarrin Naffaatsaati Fii Al’uqadi. Wamin Syarri Haasidin Idzaa Hasada.

Artinya: “Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki.”

- An-Naas

Qul A’uudzu Birabbin Naas. Malikin Naas. Ilaahin Naas. Min Syarril Waswaasil Khannaas. Alladzii Yuwaswisu Fii Shuduurin Naas. Minal Jinnati Wannaas.

Artinya: “Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

7. Doa Amalan Diterima

Bacaan dzikir setelah sholat ini diriwayatkan dari Ummu Salamah Hindun binti Abi Umayyah radhiallahu’anha, ia berkata: “Biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika salat subuh, ketika setelah salam beliau membaca doa:

Allahumma Inni As-Aluka ‘Ilman Naafi’an, Wa Rizqon Thoyyiban, Wa ‘Amalan Mutaqobbalan.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima).” (HR. Ibnu Majah, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)

8. Doa Memohon Ketaatan

Bacaan dzikir setelah sholat ini diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal radhiallahu’anhu, ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menarik tanganku sambil berkata: wahai Mu’adz, Demi Allah aku mencintaimu sungguh aku mencintaimu. Aku wasiatkan engkau wahai Muadz, hendaknya jangan engkau tinggalkan di setiap akhir shalat untuk berdoa:

Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku agar bisa berdzikir kepada-Mu, dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah kepada-Mu dengan baik).” (HR. Abu Daud, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)