Liputan6.com, Garut - Reaktivasi jalur legendaris Stasiun Kereta Api Garut, Jawa Barat yang kembali beroperasi mulai akhir bulan lalu, memberi keceriaan tersendiri bagi warga kota dodol, terutama anak-anak saat melangsungkan ngabuburit di sana.
Jadwal keberangkatan yang terbilang masih longgar, dengan baru melayani satu kali perjalanan jarak jauh jurusan Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, dan beberapa kali rute jurusan Cibatuan hingga siang hari.
Membuat jalur sepanjang hampir 20 kilometer (Km) itu, menjadi sarana baru bagi warga kota Pangirutan Garut, ngabuburit mengabiskan waktu petang hari sambil menunggu waktu iftor Ramadan 1443 H tiba.
Advertisement
“Asik saja di sini kebetulan lagi tidak hujan, menunggu buka (iftor) tiba,” ujar Maulana, 16 tahun, salah satu remaja warga Kampung Babakan Abid, yang tengah duduk di atas bantaran rel kereta, sambil memegang handphonenya, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga
Menurutnya, kehadiran fasilitas jalur rel kereta api Stasiun Garut, memang menjadi hiburan baru bagi warga untuk menikmati akhir petang menjelang iftor Ramadan 2022. “Biasanya mulai jam 4.00 (16.00 WIB) hingga sebelum magrib kami tiap hari di sini,” kata di.
Hal senada disampaikan Reza, rekan Maulana. Siswa pelajar SMP Cokroaminoto Garut itu, mengaku sengaja mengagendakan ngabuburit di area jalur stasiun Garut, saat menjelang magrib.
“Kalau cuacanya bagus, kadang kami bermain layangan juga di sini, tapi sekarang mendingan lihat HP saja,” ujar dia, sambil ternyum ramah.
Dalam sekali perjalanan yang ia tempuh, Reza bersama teman sebayanya mengaku senang bisa menikmati sarana kereta api saat uji coba beberapa waktu lalu.
“Keretanya enak, luas, bersih dan ada AC-nya juga,” ujar dia menjawab dengan polosnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ajang Hiburan Warga
Agus Taufik Hidayat, petugas jaga pintu JPL 16 Sudirman, mengakui antuisme warga Garut menikmati sarana jalur kereta untuk ngabuburit. “Biasanya paling ramai arah ke Stasiun Garut, warga Babakan Abid ke sana jalan kaki sambil ngabuburit,” kata dia.
Diawali setelah waktu Asar berkumandang, para warga tua muda dengan penuh ceria, terlihat menyusuri jalur rel menuju ke stasiun Garut. “Kebetulan kan jam segini kereta juga tidak ada keberangkatan, kecuali kalau ada perjalanan kami imbau untuk menepi sejenak,” papar dia.
Tidak hanya kalangan orang tua yang kembali membuka memori lama jalur kenangan Stasiun Kereta Api Garut, terlihat muda-mudi remaja yang beranjak dewasa, saling sapa di sepanjang jalur.
Sesekali bahkan terlihat anak-anak remaja laki-laki, sengaja bermain musik dengan gitarnya, sementara anak-anak terlihat bermain sepeda menyusuri jalur hingga duduk-duduk di atas bantaran rel kereta, ngabuburit sambil memegang handphone smartphonenya.
Agus berharap respons positif warga terhadap kehadiran kereta api di Garut mampu menjadi solusi jitu untuk mengurai kemacetan lalu lintas. “Naik kereta lebih enak, aman dan bebas dari kemacetan,” ungkap dia.
Advertisement