Liputan6.com, Mekkah - Pramuka muda di Masjidil Haram kembali bertugas setelah dua tahun hiatus karena pandemi COVID-19. Para pemuda berusia di bawah 17 tahun itu kini kembali aktif membantu para jemaah di Masjid Agung tersebut.
Dilaporkan Arab News, Selasa (12/4/2022), para pramuka tahun ini adalah anak laki-laki berusia 17 tahun ke atas yang dibina oleh Departemen Pendidikan Mekkah. Penugasan mereka di Masjidil Haram juga direstui oleh Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci dan Pasukan Keamanan Khusus Mekkah.
Advertisement
Baca Juga
"Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan para anak-anak untuk menjadi individu-individu yang baik yang berkontribusi untuk membangun masyarakat di masa depan," ujar Ziad Qaader, kepala departemen aktivitas pramuka dari Departemen Pendidikan Mekkah.
Grup pramuka ini dibagi menjadi tiga tahap: dasar (elementary), menengah (intermediate), dan atas (high). Jumlah anggotanya disebut naik setiap tahun.
Ada lebih dari 160 pemimpin pramuka yang bergabung dengan Departemen Pendidikan Mekkah yang telah dilatih dan mendapat kualifikasi untuk memimpin unit mereka.
Saat bertugas di Masjidil Haram, mereka terbagi menjadi dua grup. Yang pertama disebar di berbagai area Masjidil Haram dan juga mendistribusikan makanan iftar yang berasal dari lembaga-lembaga amal yang telah mendapat approval.
Grup kedua bekerja usai sholat Maghrib hingga Tarawih selesai. Mereka bertanggung jawab untuk memandu para jemaah ke lokasi-lokasi sholat yang telah ditentukan, serta memastikan agar ibadah di Masjidil Haram berjalan lancar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemenag: Alhamdulillah Calon Jemaah Haji Indonesia Bisa Berangkat Tahun Ini
Kerajaan Arab Saudi secara resmi mengumumkan penyelenggaraan haji 1443 H dengan total jemaah mencapai 1 juta orang. Pengumuman tersebut diterbitkan melalui surat Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi.
Pemerintah Indonesia menyambut positif atas pengumuman terbaru dari otoritas Saudi ini. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukur atas adanya kepastian keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini.
"Syukur alhamdulillah, jemaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jemaah haji di tanah air," ujar Menag dalam siaran pers, Minggu (10/4).
Menag mengatakan, batalnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan kerinduan mendalam jemaah Indonesia untuk ke Tanah Suci. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi yang memberi kesempatan tahun ini bagi jemaah Indonesia untuk memenuhi panggilan beribadah haji," tuturnya.
Pria yang akrab disapa GusMen ini menegaskan bahwa berapapun kuota yang diberikan, Indonesia siap menyelenggarakan haji. Sebab, persiapan dengan berbagai skenario pemberangkatan telah dilakukan selama ini.
"Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap," tegasnya.
"Kita siap dan akan lakukan persiapan sebaik mungkin untuk memastikan jemaah terlayani dengan baik," lanjutnya.
Advertisement
DPR Minta Kemenag Lobi-Lobi
Arab Saudi telah mengumumkan membuka 1 juta jemaah haji tahun ini. Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily Komisi VIII meminta Kemenag berjuang dengan melakukan berbagai lobi agar kuota haji Indonesia besar.
“Yang patut untuk diupayakan Pemerintah Indonesia agar menambah kuota adalah dengan melakukan lobby kepada pemerintah Arab Saudi agar kuota negara lain yang tidak termanfaaatkan untuk dapat dialokasikan untuk jamaah haji Indonesia,” kata Ace saat dikonfirmasi, Sabtu (9/4).
Ace menyebut semakin banyak kuota haji Indonesia maka semakin baik, mengingat antrean haji Indonesia sangat lama sampai puluhan tahun.
“Ikhtiar ini sebagai upaya kita untuk semakin memperkecil antrean calon jemaah haji kita yang sangat panjang,” kata dia.
Politkus Golkar itu juga meminta Kemenag segera menindaklanjuti pengumuman Saudi tersebut dengan memastikan jumlah kuota jemaah haji Indonesia yang bisa ke tanah suci.
“Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan teknis terutama yang penting adalah kepastian alokasi kuota bagi muslim Indonesia. Kementerian Agama harus segera memastikan berapa jumlah pasti yang diberikan bagi Indonesia karena menyangkut dengan persiapan anggaran yang akan dibebankan kepada setiap jamaah haji,” kata dia.
Politikus Golkar itu menyebut besarnya biaya haji akan bergantung pada jumlah kuota haji Indonesia. “Kami Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) saat ini akan segera menetapkan Bipih (biaya yang disetorkan setiap jamaah) berdasarkan atas jumlah kuota,” katanya.
“Penyusunan Bipih ini akan dihitung berdasarkan atas kebutuhan tiket pesawat, akomodasi, konsumsi dan transportasi di Arab Saudi dan dalam negeri, dan keperluan jamaah lainnya yang dibutuhkan para jamaah,” kata dia.
Selain itu, kata Ace, Pemerintah Indonesia harus segera mendata calon jemaah haji yang akan diberangkatkan sesuai dengan persyaratan di bawah usia 65 tahun dan dipastikan mereka telah mendapatkan vaksin yang diakui Pemerintah Arab Saudi.
“Yang sangat penting juga Kementerian Agama harus dapat menjelaskan kepada calon jemaah haji di atas usia 65 tahun yang seharusnya berangkat tahun ini agar mereka tidak kecewa. Jumlah calon jemaah haji di atas 65 tahun cukup banyak. Bahkan jika diperlukan Pemerintah Indonesia melakukan lobby kepada Pemerintah Arab Saudi agar ada relaksasi tentang usia ini,” jelasnya.
Vaksin yang Diterima Arab Saudi
Orang-orang yang ingin naik haji harus sudah mendapatkan vaksin COVID-19. Berdasarkan informasi Saudi Gazette pada Maret 2022, berikut daftar vaksin yang sudah diakui Kementerian Kesehatan Arab Saudi:
- Pfizer (Amerika Serikat)
- Moderna (Amerika Serikat)
- Johnson & Johnson (Amerika Serikat)
- Covavax (Amerika Serikat)
- AstraZeneca (Inggris)
- Sinopharm (China)
- Sinovac (China)
- Covaxin (India)
- Sputnik (Rusia)
Sejumlah vaksin tersebut sudah digunakan di Indonesia, mulai dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca, hingga Sinovac. Vaksin Pfizer dan Moderna juga dipakai untuk keperluan booster.
Para pendatang untuk haji juga diwajibkan tes PCR. Ada pula batas usia haji, yakni harus di bawah 65 tahun.
Berdasarkan laporan Arab News, berikut aturan yang diumumkan:
1. Haji tahun ini terbuka untuk mereka yang berusia 65 tahun ke bawah dan telah mendapat vaksin-vaksin utama COVID-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Saudi.
2. Jemaah yang datang dari luar Kerajaan diharuskan mengirim hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan di bawah 72 jam dari waktu keberangkatan menuju Kerajaan.
Para jemaah turut diminta agar mengikuti tiap instruksi di Arab Saudi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan masing-masing ketika melaksanakan ritual Haji.
Pada 2021, ada 50 ribu orang saja yang melaksanakan haji. Arab News menyebut sebelum pandemi COVID-19, jumlah jemaah bisa mencapai lebih dari 2 juta orang.
Advertisement