Sukses

Mengenal Syekh Kholil Bangkalan, Ulama Pejuang Kemerdekaan RI

Dari kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan Nahwu. Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1.002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda.

Liputan6.com, Jakarta - Jika para santri hendak menimba ilmu, maka harus 'pergi ngetan' yang berarti berziarah ke timur. Tujuannya adalah ke makam Syekh Kholil Bangkalan. Tradisi masyhur tersebut berlaku karena Syekh Kholil merupakan ulama pejuang dan mahaguru bagi ulama di Nusantara.

Hal itu disampaikan oleh Lora Kholil, saat mengisi program Inspirasi Ramadhan Edisi Sahur bertajuk Inspirasi Keteladanan Syekh Kholil Bangkalan di akun youtobe BKN PDI Perjuangan, dipandu oleh host Mabda Dzikara, Selasa (12/04/2022).

“Ada suatu aturan tidak tertulis bahwasanya santri-santri itu harus memiliki tradisi ngetan. Dalam salah satu catatan hariannya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda, sembilan dari sepuluh orang Jawa yang pandai beragama Islam pasti pernah ke Bangkalan. Untuk mematahkan semangat nasionalisme, harus dipatahkan dari Bangkalan. Jadi Bangkalan menjadi semacam markas tidak resmi” jelas Lora Kholil.

Dia menjelaskan bahwa ulama yang bernama lengkap Akhmad Kholily Kholil itu sejak kecil sudah dididik dengan sangat ketat oleh ayahnya bernama KH Abdul Lathif. Ia dari kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan Nahwu. Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1.002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak usia muda.

Sehingga, dari dulu ia dikenal sebagai sosok pencinta ilmu, dimana di usia yang masih anak-anak ia sudah mewarisi keilmuan dan jaringan kepada ulama-ulama di Nusantara.

Kiai Kholil Bangkalan, lanjut Lora Kholil, menempuh proses pendidikan yang panjang dan berat. Beliau berpindah-pindah guru dari Madura hingga ke Mekkah. Dengan segala keterbatasan di zamannya, beliau bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jaringan Muridnya

Syekh Kholil memiliki banyak murid. Hal tersebut bisa dilihat dari luasnya jaringan murid yang menyebar di berbagai penjuru Indonesia. Terdapat sekitar 500 ribu orang di Nusantara berguru kepada beliau. Diantaranya, ada 500 orang yang beretnis Arab. Hal tersebut membuat Syekh Kholil bukan hanya mahaguru bagi orang-orang Nusantara, melainkan juga untuk etnis lainnya juga.

“Pengaruh Syekh Kholil tidak hanya dikalangan pesantren tetapi para negarawan, bahkan para founding father justru mengambil inspirasi dari Syekh Kholil Bangkalan,” jelas pria keturunan Syekh Kholil generasi kelima itu.

Lora menyatakan, warisan sesungguhnya dari Syekh Kholil, yang telah menapaki perjalanan bangsa dari masa kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan, adalah cara dakwahnya yang luar biasa dan patut diteladani.

“Beliau di masa hidupnya mendapat tekanan dari pemerintah Bangkalan agar ketika khotbah jumat dipaksa untuk memuji kerajaan bangkalan atau sesuatu yang mereka tidak miliki," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Bangun Banyak Masjid di Pesisir

Kemudian, beliau melakukan perlawanan dengan cara membangun banyak masjid di pesisir Bangkalan. Nah, setiap shalat Jumat, Syekh Kholil akan membuat satu teks khutbah Jumat yang akan disiarkan di masjid-masjid pesisir tersebut.

Salah satu peninggalan yang masih dipelajari para santri adalah manuskrip kitab karangan Syaikhona Kholil. Ada sekitar 33 manuskrip kitab karangan beliau yang berhasil dilacak dan delapan kitab berhasil ditulis ulang dan diterbitkan dalam cetakan.

“Inspirasi yang bisa di ambil dari Syekh Kholil adalah kegigihan dan tidak kenal menyerah dalam menimba ilmu. Beliau bukan anak siapa-siapa, ayah Syekh Kholil bukan asli Bangkalan tapi pendatang. Namun kegigihan beliau sejak kecil dalam meniba ilmu dibeberapa pesantren, menjadikannya sosok ulama besar dan ternama. Hingga akhirnya kegigihan beliau terbayar tuntas dengan memiliki santri-santri berbagai daerah,” pungkas Lora Kholil.

4 dari 4 halaman

Gelar Pahlawan Nasional

Bendahara DPP Partai NasDem Hasan Aminuddin mengingatkan pemerintah supaya segera memberikan gelar pahlawan nasional kepada Syaikhana Kholil Bangkalan, karena telah menjadi guru banyak pahlawan dan para wali.

"Sebenarnya kita tidak usah mengemis minta gelar pahlawan nasional untuk Syaikhana Kholil, namum negara wajib memberi gelar pahlawan nasional kepada Syaikhana Kholil," ujarnya usai acara seminar nasional Syaikhona Kholil guru para pahlawan di Surabaya, Sabtu (20/3/2021).

Hasan mengungkapkan, keluarga Syaikhona Kholil juga sebenarnya tidak butuh gelar pahlawan nasional, namun semestinya negara berkewajiban memberikan gelar tersebut kepada warga bangsa yang banyak memberikan kontribusi terhadap sejarah kemerdekaan bangsa.

"Salah satu pelajaran Syaikhona Kholil adalah Hubbul Wathan Minal Iman, yang artinya cinta tanah air adalah bagian daripada Iman. Dan itu ditulis langsung dari tangan Syaikhana Kholil," ucapnya.

Sejarah juga telah membuktikan bahwa Syaikhona Kholil ini adalah gurunya para pahlawan dan para wali.

"Itu terbukti dengan banyaknya para kiai dan pengasuh pondok pesantren yang alim adalah santri dari Syaikhana Kholil di Bumi Jawa, terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah," ujarnya.

Video Terkini