Sukses

Gelandang Persija Ichsan Kurniawan Cerita Puasa Ramadhan: Pempek Tak Ketinggalan

Gelandang Persija Ichsan Ramadhan bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Namun, pemain berusia 26 tahun itu tidak leluasa menikmati makanan khas kampung halamannya pempek.

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Bulan penuh berkah ini selalu dinantikan seluruh umat Islam di dunia, begitu juga dengan Ichsan Kurniawan.

Gelandang Persija Jakarta itu mengaku bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan Ramadhan. Dia pun telah mempersiapkan diri dalam menyambutnya.

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinantikan dan penuh berkah. Semua pahala dilipatgandakan," kata Ichsan Kurniawan seperti dikutip dari situs Persija.

Dia telah mempersiapkan diri untuk menunaikan ibadah puasa Ramadan. "Persiapan saya adalah menjalankan puasa-puasa sunah, seperti puasa Senin-Kamis agar tidak kaget," ujarnya.

"Pastinya juga sebelum Ramadhan ini melihat utang-utang puasa agar bisa dilunasi jika ada," tambah Ichsan.

 

 

2 dari 3 halaman

Tidak kesulitan

Ichsan mengaku tidak mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri menyambut puasa Ramadhan tahun ini. Seperti diketahui, kompetisi BRI Liga 2021-2022 baru berakhir 31 Maret 2022 lalu

"Tidak ada kesulitan karena seusai kompetisi ada beberapa hari untuk menyempatkan pulang dan bisa bertemu keluarga," ujar gelandang berusia 26 tahun itu pun

"Bagi saya, bisa sahur pertama bersama keluarga saja sudah Alhamdulillah," ujar pemain asal Palembang itu.

Ichsan pun menceritakan hal-hal yang dirindukan dari Ramadhan. "Karena di bulan ini banyak keberkahan, semua pahala dilipatgandakan. Pastinya ada sahur bareng dan berbuka bareng," tuturnya.

"Adanya takjil serta adanya sholat tarawih dan itikaf jadi itu yang membuat selalu rindu saat bulan Ramadhan," ucap pemilik catatan penampilan 13 laga bersama Persija menambahkan..

 

3 dari 3 halaman

Pempek

Tak lupa, Ichsan menceritakan situasi saat ini di mana tidak dapat leluasa menikmati makanan khas kampung halamannya pempek. "Kalau saat merantau tak bisa sesering (makan pempek) saat di Palembang," kata pemain dengan ciri khas rambut terikat itu.

"Kalau di Palembang itu biasanya pempek selalu ada waktu sahur dan berbuka."