Sukses

Cara Minum Obat Saat Puasa, Perhatikan Jamnya

Perhatikan jadwal minum obat saat puasa.

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan membuat waktu makan berubah, begitu pula dengan minum obat. Saat berpuasa, diharamkan untuk makan dan minum dari mulai terbit fajar sampai matahari terbenam. Ini juga membuat waktu minum obat harus diubah.

Jadwal minum obat bisa dipindah saat waktu berbuka sampai akhir sahur. Cara minum obat saat puasa ini tentunya bisa berbeda tergantung dengan dosisnya. Misalnya, obat dengan dosis 2x sehari, bisa diminum saat berbuka dan sahur.

Namun, bagaimana untuk obat yang harus diminum 3x sehari? Padahal, aturannya minum obat 3x sehari harus diminum tiap 8 jam. Ini sebabnya, penting mengetahui cara minum obat saat berpuasa.

Berikut cara minum obat saat puasa menurut anjuran Kemenkes dan Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati, Kamis(14/4/2022).

2 dari 5 halaman

Cara minum obat saat puasa 1x dan 2x sehari

Jika Anda harus minum obat dengan dosis satu kali sehari, obat bisa diminum saat sahur dan berbuka. Cara minum obat ini tidak ada perbedaan dengan cara minum obat di hari biasa.

Jika obat didosiskan pada malam hari, maka bisa diminum saat berbuka atau sebelum tidur. Jika didosiskan pagi hari, maka obat bisa diminum saat sahur. Sementara untuk obat dengan dosis dua kali sehari, obat bisa diminum saat berbuka dan sahur.

3 dari 5 halaman

Cara minum obat saat puasa 3x sehari

Selama bulan Ramadhan, waktu untuk minum obat berubah dari 24 jam menjadi hanya 10,5 jam. Untuk mendapatkan efek yang optimal, obat harus diminum dalam dosis yang tepat dan waktu yang tepat dalam jarak waktu yang teratur. Ini sebabnya, waktu minum obat untuk dosis 3x sehari perlu diubah.

Dikutip dari Blog pribadi Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Zullies Ikawati, untuk obat dengan dosis 3x sehari, disarankan untuk minta kepada dokter untuk meresepkan obat bentuk sediaan lepas lambat atau aksi panjang sehingga frekuensi pemakaian bisa dikurangi menjadi sekali atau 2 kali sehari.

"Sebagai contohnya, obat hipertensi kaptopril yang harus diminum 2-3 kali sehari dapat digantikan oleh lisinopril yang digunakan sekali sehari. Atau misalnya ibuprofen, suatu obat anti radang, bisa digantikan dengan piroxicam atau meloxicam yang bisa diminum sekali sehari." jelas Zullies.

Namun, jika tidak bisa diganti, cara minum obat saat puasa dengan dosis 3x sehari adalah dengan membagi interval waktu yang sama. Dalam hal ini, interval waktu minum obat menjadi 5 jam sekali.

Untuk obat dengan dosis 3x sehari, maka obat bisa diminum mulai pukul 6 sore saat berbuka, 11 malam sebelum tidur, dan 4 pagi saat sahur. Sementara obat dengan dosis 4x sehari, maka bisa diminum dengan interval 3-4 jam. Obat bisa diminum mulai pukul 6 sore, 10 malam, 1 pagi, dan 4 pagi.

4 dari 5 halaman

Efek minum obat yang benar saat puasa

Obat merupakan senyawa kimia yang memiliki berbagai sifat dan efek. Setelah diminum, obat akan melewati lambung dan kemudian masuk ke usus. Sebagian kecil obat diserap di lambung dan sebagian besar diserap di usus.

Obat pada umumnya dapat diserap dengan baik apabila tidak terdapat gangguan di lambung dan usus misalnya berupa makanan. Menurut Zullies, obat yang diminum dengan jadwal yang benar saat puasa akan membuat obat tetap bereaksi baik.

"Sebagian besar obat dapat diubah jadwalnya seperti ini tanpa mengubah efek terapinya secara signifikan, termasuk penggunaan antibiotika." papar Zullies.

 

5 dari 5 halaman

Obat yang tidak akan membatalkan puasa

Mengonsumsi obat mungkin bisa membatalkan puasa. Namun, sebenarnya tidak semua obat bisa membatalkan puasa. Obat yang membatalkan puasa adalah obat yang diminum secara oral atau yang memasuki saluran cerna.

Jenis obat yang tidak membatalkan puasa telah disepakati para ahli medis dan ulama di konferensi An Islamic View of Certain Contemporary Medical Issues, yang digelar di Maroko pada 1997. Melansir Kemenkes, berikut obat yang tidak membatalkan puasa:

- Obat yang diserap kulit

Obat yang diserap melalui kulit seperti salep, krim, plester, dan koyo. Obat-obatan tersebut digunakan secara lokal, dan kerap diindikasikan dipakai pada bagian yang sakit saja.

- Obat tetes

Jenis obat ini adalah obat tetes mata, telinga, atau hidung.

- Obat sublingual

Obat sublingual adalah obat yang digunakan dengan menyelipkannya di bagian bawah lidah. Salah satu contoh obat yang digunakan adalah nitrogliserin untuk pengobatan angina atau nyeri dada saat serangan jantung.

- Obat inhalasi

Obat inhalasi adalah obat yang secara langsung diberikan ke dalam saluran napas melalui penghisapan. Obat ini dihirup dan langsung menuju saluran pernapasan.

- Obat kumur

Obat kumur tidak membatalkan puasa, selama tidak ditelan.

- Cairan infus

Cairan infus atau pemberian asupan cairan secara intravena (melalui pembuluh darah vena) tidak membatalkan puasa. Ini karena pemasukan cairan tidak dilakukan lewat lubang tubuh yang terbuka.

- Obat suppositori

Obat suppositori adalah obat berbentuk padat, yang digunakan langsung ke dalam tubuh melalui saluran kencing, alat kelamin perempuan, atau anus. Jenis obat ini akan meleleh atau larut oleh suhu tubuh, lalu masuk ke sel-sel yang diberi obat ini.

- Oksigen

Oksigen diberikan saat tubuh mengalami gangguan pernapasan, yang menyebabkan saturasi oksigen di tubuh berkurang. Pemberian oksigen tidak membatalkan puasa.