Sukses

Abu Hurairah, Penghafal Hadits dan Gubernur Madinah yang Memikul Kayu Bakar

Abu Hurairah pernah menjabat sebagai gubernur Madinah pada pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Amanah itu sedikit pun tidak mengubah watak dan sifatnya.

Liputan6.com, Jakarta - Adakah umat Islam yang belum mengetahui atau mengenal Abu Hurairah? Orang-orang pada masa jahiliyah menjulukinya Abdu Syamsin yang berarti hamba matahari. Namun gelar itu kalah tenar oleh nama Abu Hurairah.

Ketika Allah memuliakannya dengan Islam dan bertemu Nabi SAW, Abu Hurairah ditanya oleh Rasul. "Siapa namamu."

"Abdu Syamsin," jawabnya.

"Bukan, namamu sekarang adalah Abdurrahman," kata Rasulullah.

"Baiklah, nama aku mulai sekarang ialah Abdurrahman demi Ibu dan ayahku ya Rasulullah," balasnya.

Demikian dialog tersebut yang dinukil dari karya Abdurrahman Raf'at Al Basya dalam karangannya, Kisah Sahabat-sahabat Mulia Nabi.

Dijelaskan oleh Abdurrahman Raf'at awal mula sahabat tersebut dijuluki Abu Hurairah. Pada waktu dia masih kecil, dia memiliki seekor kucing kecil yang selalu bermain dengannya. Itu sebabnya teman-temannya memanggil dia dengan nama Abu Hurairah.

Julukan ini kian terkenal sehingga mengalahkan nama aslinya. Ketika dia sudah akrab dengan Rasulullah, maka Nabi memanggilnya Abu Hir agar lebih akrab. Dan abu Hurairah sendiri lebih suka dipanggil Abu Hir ketimbang Abu Hurairah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Pernah Menjadi Gubernur Madinah

Dan dia pernah berkata, kekasihku Rasulullah memanggil diriku dengan nama itu sebab Hir adalah kucing jantan sedangkan Hurairah adalah betina. Jantan lebih baik daripada betina.

Abu Hurairah masuk Islam lewat Thufail bin Amr Ad Dausi. Dia menetap di Daus hingga tahun 6 Hijriyah saat dia bersama utusan kaumnya datang menghadap Rasulullah di Madinah.

Dalam perjalanan hidupnya, Abu Hurairah pernah menjabat sebagai gubernur Madinah pada pemerintahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Amanah itu sedikit pun tidak mengubah watak dan sifatnya.

Dia pernah melintasi sebuah jalan di Madinah. Pada waktu itu, dia menjadi gubernur di sana, dia memikul kayu bakar untuk keluarganya. Kemudian dia berpapasan dengan Tsa'labah bin Malik.

Abu Hurairah pun berkata kepada Tsa'labah. "Tolong beri jalan untuk sang pemimpin wahai Ibnu Malik."

Tsa'labah membalas, "semoga Allah merahmatimu, apa kau belum merasa cukup sehingga masih mengerjakan ini."

Abu Hurairah membalas, "beri jalan untuk pemimpin yang ada kayu bakar di punggungnya."

Selain terkenal sebagai orang yang luas ilmunya dan berbudi luhur, dia dikenal pula sebagai orang yang bertaqwa dan wara. Ia selalu berpuasa di siang hari dan pada malam pertama dia sudah bangun untuk ibadah. Kemudian pada paruh kedua malam, ia membangunkan istrinya sehingga istrinya beribadah pada sepertiga kedua dari malam.

Kemudian istrinya pada separuh malam terakhir membangunkan putrinya untuk beribadah, maka ibadah kepada Allah tidak pernah berhenti sepanjang malam di rumah Abu Hurairah.

Ia juga pernah memiliki seorang budak orang yang berasal dari Zinjy. Budak itu pernah berlaku kasar kepadanya dan seluruh keluarga pun menjadi kesal.

Abu Hurairah lalu mengambil cambuk untuk dipukulkan ke arah budak perempuan tadi namun dia berhenti dan berkata, "kalau saja tidak ada qishas di hari kiamat, pasti aku akan menyakitimu sebagaimana engkau menyakitiku. Tapi aku akan menjualmu kepada siapa saja yang dapat membayar hargamu dan aku lebih butuh uang itu, sekarang pergilah. kumerdekaan kau karena Allah."

 

3 dari 3 halaman

Jelang Ajal Abu Hurairah

Jelang ajalnya, Abu Hurairah menangis. Tiba-tiba ada orang bertanya kepadanya, "kenapa kamu nangis wahai Abu Hurairah?"

Dia menjawab, "aku tidak menangis di dunia yang kalian huni ini, aku menangis karena jauhnya perjalanan dan sedikit bekal yang kubawa. Aku sekarang berdiri di pengujung jalan yang dapat mengantarkan aku ke surga atau ke neraka. Dan aku sendiri tidak tahu hendak kemana aku dibawa."

Marwan bin Hakam pernah menjenguk Abu Hurairoh dan mendoakannya, "semoga Allah menyembuhkanmu wahai Abu Hurairoh. Denganmu jadikanlah perjumpaan ku ini indah dan segerakanlah."

Belum lagi Marwan meninggalkan tempat itu, Abu Hurairah telah meninggal dunia.

Semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas. Dia telah mampu menghafal demi umat Islam lebih dari 1.609 hadis Rasulullah dan semoga Allah membalas jasanya atas Islam dan kaum muslimin.