Sukses

6 Keutamaan Ibadah Haji dan Tata Cara Menunaikannya

Haji wajib ditunaikan oleh umat muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial.

Liputan6.com, Jakarta Haji adalah ibadah yang umumnya dilaksanakan oleh umat muslim setiap awal bulan Dzulhijjah. Pelaksanaan ibadah haji adalah di Tanah Suci, Mekkah. Haji wajib ditunaikan oleh umat muslim yang mampu secara fisik, mental, dan finansial.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, yang artinya:

“Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana.”

Selain itu, haji sebagai rukun Islam yang kelima wajib ditunaikan karena memiliki banyak keutamaan. Apa saja keutamaan ibadah haji dalam Islam?

Keutamaan ibadah haji yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber adalah setara dengan ibadah jihad, dijanjikan surga, menjadi tamu Allah SWT, infak di jalan Allah SWT, dihapus dosanya, dan menghilangkan kemiskinan.

Haji secara bahasa diartikan sebagai "pergi menuju." Adapun menurut pengertian yang lebih luas, haji adalah memiliki arti perjalanan menuju ke Kabah untuk melaksanakan amalan-amalan tertentu pada waktu bulan haji, yaitu Syawwal, Dzulhijjah, atau sepuluh hari pertama Dzulhijjah.

Berikut Liputan6.com ulas keutamaan ibadah haji dalam Islam dan tata cara menunaikannya yang benar, Senin (18/4/2022).

2 dari 4 halaman

Keutamaan Ibadah Haji dalam Islam

1. Mendapat Pahala Seperti Jihad

Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah akan membuat seorang hamba mendapatkan pahala seperti ketika ia melakukan jihad. Mengapa bisa demikian? Ini karena ibadah haji sebagai keutamaan ibadah haji dalam Islam merupakan jihad terbaik menurut Allah.

Perkataan dari Aisyah yang menjelaskan keutamaan ibadah haji dalam Islam dalam satu riwayat hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. 'Apakah berarti kami harus berjihad?' Tidak. 'Jihad yang paling utama adalah haji mabrur', jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam." (HR. Bukhari no. 1520)

2. Mendapat Balasan Surga

Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah pasti dijanjikan surga oleh Allah SWT. Terutama bila ibadah haji yang ditunaikan benar-benar mabrur. Dalam kamus Al Munawwir Arab-Indonesia, mabrur berarti ibadah haji yang diterima pahalanya oleh Allah SWT.

Adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam ini diriwayatkan dalam hadis Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah lalu Rasulullah SAW bersabda:

"Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga." (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349).

An Nawawi rahimahullah menambahkan untuk lebih jelasnya, "Yang dimaksud, 'tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga', bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga." (Syarh Shahih Muslim, 9/119)

3. Menjadi Tamu Allah SWT

keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah menjadi tamu Allah SWT. Orang yang menjalankan ibadah haji maka akan dianggap menjadi tamu, sebagaimana hadis yang menjelaskan adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri." (HR. Ibnu Majah no 2893)

4. Infak di Jalan Allah SWT

Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah infak di jalan Allah SWT. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKPH) menjelaskan segala biaya yang digunakan untuk berhaji adalah bagian dari infaq. Biaya ibadah haji termasuk ke dalam kategori infak fi sabilillah atau berinfak di jalan Allah dan karena Allah. Pahala dari keutamaan ibadah haji dalam Islam ini melimpah ruah.

5. Allah SWT Berjanji Akan Menghapuskan Dosanya

Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah akan dihapus segala dosa dari masa lampau. Barangsiapa yang berniat dan bertekad untuk melaksanakan ibadah haji dengan ikhlas karena mengharap rida-Nya, maka Allah akan menghapuskan dosa-dosa yang telah berlalu.

Adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam ini dijelaskan dalam riwayat hadis dari Abu Hurairah yang Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya." (HR. Bukhari no. 1521).

6. Menghilangkan Kemiskinan

Keutamaan ibadah haji dalam Islam adalah akan menghilangkan kemiskinan bagi yang menunaikan dengan benar. Adanya keutamaan ibadah haji dalam Islam ini diriwayatkan dalam hadis dari Abdullah Bin Mas’ud lalu Rasulullah SAW bersabda:

"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387)

Dari hadis keutamaan ibadah haji dalam Islam tersebut, dijelaskan salah satu keutamaan menunaikan ibadah haji dapat menggugurkan kefakiran atau kemiskinan. Itu artinya orang muslim yang sudah melaksanakan rukun Islam yang kelima ini dijanjikan oleh Allah akan mendapat rezeki dan kehidupan yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Hal yang sama tentang keutamaan ibadah haji dalam Islam ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al Hajj ayat 28, Allah SWT berfirman:

Liyasy-had manaafi'a lahum wa yazkurusmallaahi fii ayyaamim ma'lumaatin 'alaa maa razaqahum mim bahiimatil-an'aam, fa kulu min-haa wa at'imul-baa'isal-faqir

Artinya:

"Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah diberikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."

3 dari 4 halaman

Tata Cara Menunaikan Ibadah Haji dalam Islam

Ada dua macam ibadah haji, yakni haji tamattu’ dan ifrad. Haji Tamattu’ adalah salah satu macam-macam haji dan cara pelaksanaannya mendahulukan umrah baru haji.

Pelaksanaan haji Tamattu’, yakni jemaah berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji (bulan Syawwal, Zulqaidah, 10 hari pertama dari bulan Zulhijjah).

Haji Ifrad adalah salah satu macam-macam haji dan cara pelaksanaannya melakukan haji terlebih dahulu, setelah itu baru umrah. Dari segi bahasa, kata Ifrad afrada memiliki makna menjadikan sesuatu itu sendirian, atau memisahkan sesuatu yang bergabung menjadi sendiri-sendiri.

Seperti apa rukun dan tata cara pelaksanaan ibadah haji keseluruhan? Ini penjelasannya yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

Adapun rukun haji menurut Mazhab Syafi’ yang banyak dianut masyarakat muslim ialah sebagai berikut:

1. Ihram

Rukun haji yang pertama yaitu ihram atau berniat untuk melaksanakan haji. Sebagaimana dalam ibadah-ibadah wajib umat muslim lainnya, niat menjadi salah satu perkara paling penting yang harus diperhatikan saat pelaksanaan haji. Selain itu, bagi jamaah haji juga dianjurkan untuk mandi, memakai wangi-wangian, shalat dua rekaat, serta menggunakan pakaian ihram untuk laki-laki.

2. Wukuf

Rukun haji berikutnya yang harus dikerjakan bagi jemaah haji berikutnya yaitu wukuf di bukit Arafah. Waktu pelaksanaan wukuf terentang mulai dari waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah hingga subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Para jemaah haji bisa melaksanakan malam harinya sampai jelang subuh atau mengambil waktu siang hingga setelah maghrib.

3. Thawaf Ifadhah

Setelah melaksanakan wukuf di Arafah, jemaah haji harus melaksanakan thawaf menunju Masjidil Haram mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Adapun putaran pertama dimulai dari arah Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi kiri badan jemaah haji. Sederhananya, jemaah haji berputar melawan arah jarum jam.

4. Sa’i

Rukun haji berikutnya yaitu sa’i dari bukit Shafa dan Marwah. Saat melakukan sa’i, para jemaah haji harus berjalan sampai tujuh kali perjalanan dan berakhir di bukit Marwah. Tujuh putaran sa’i biasanya dilakukan sekaligus tanpa jeda atau istirahat, kecuali saat berdoa di Bukit Shafa dan Marwah.

5. Tahallul

Tahallul merupakan proses mencukur rambut kepala setelah rangkaian haji selesai. Tahallul disimbilkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut. Adapun pelaksanannya dilakukan sekurang-kurangnya setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.

4 dari 4 halaman

Tata Cara Menunaikan Ibadah Haji dalam Islam Selanjutnya

Tata Cara Menunaikan Ibadah Haji:

1. Sebelum tanggal 8 Dzulhijjah, semua jamaah haji mulai untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjidil Haram (Makkah).

2. Tanggal 8 Dzulhijjah, disebut dengan hari tarwiyah, karena para jama’ah haji menyiapkan bekal secukupnya untuk menuju mina dan padang arafah, karena kedua tempat tersebut tidak ada sumber air.

3. Jamaah haji melakukan ihram untuk ibadah haji, dimulai dengan mandi, memakai wewangian serta mengenakan pakaian ihram, sambil ber-talbiyah mengucapkan.

4. Berangkat menuju Mina dan setelah di Mina, mereka mendirikan salat zuhur, asar, maghrib dan isya serta salat subuh. Setiap salat dikerjakan pada waktunya, namun salat yang jumlah rakaatnya empat diqashar sehingga menjadi dua rakaat. Para jamaah tetap berada di Mina sampai matahari terbit pada tanggal 9 Dzulhijjah.

5. Tanggal 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji menuju ke padang Arafah untuk melakukan wukuf. Tata cara wukuf, yaitu dimulai dengan mendengarkan khotbah wukuf, dilakukan dengan shalat jama’ taqdim, dapat dilakukan berjamaah atau sendirian. Saat wukuf juga disarankan memperbanyak istighfar,zikir, dan doa.

6. Waktu wukuf di arafah mulai dari terbit fajar 9 dzulhijah hingga terbit fajar tanggal 10 dzulhijah. Wukuf merupakan salah satu rukun Haji yang wajib dilakukan. Barang siapa yang melakukan wukuf pada waktu tersebut walaupun sebentar, maka ia dianggap telah mengerjakan wukuf, dan hajinya sah.

7. Tanggal 9 Dzulhijjah malam, semua jamaah haji menuju ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam di muzdalifah) dan mengambil batu untuk melontar jumroh secukupnya.

8. Pada Tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan ibadah melempar Jumroh yaitu sebanyak 7x ke Jumrah Aqabah sebagai simbol untuk mengusir setan. Dilanjutkan dengan tahalul yaitu mencukur rambut atau sebagian rambut.

9. Jika jamaah mengambil nafar awal maka dapat dilanjutkan perjalanannya ke Masjidil Haram untuk Tawaf Haji atau menyelesaikan Haji.

10. Sedangkan jika mengambil nafar akhir, jamaah haji tetap tinggal di Mina dan dilanjutkan dengan melontar jumrah sambungan, yaitu jumrah ‘Ula dan jumrah Wustha.

12. Tanggal 11 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

13. Tanggal 12 Dzulhijjah, jamaah haji melempar jumrah sambungan (wusta) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

14. Kemudian yang terakhir Jamaah haji kembali ke Makkah untuk melaksanakan Tawaf Wada’ yaitu Tawaf perpisahan sebelum pulang ke negara masing-masing.

Tata Cara Menunaikan Ibadah Umrah

1. Dalam perjalanan, memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan Rasulullah SAW ketika umroh dan haji.

"Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni'mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak"

2. Akhir waktu membaca talbiyah untuk umroh adalah saat akan memulai thawaf.

3. Sebelum masuk Masjidil Haram, jamaah dianjurkan berwudhu terlebih dahulu. Jamaah boleh masuk Masjidil Haram lewat pintu mana saja, tapi dianjurkan mengikuti contoh Rasulullah SAW yang masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.

4. Saat masuk Masjidil Haram, disarankan untuk mengucap doa "Bismillah Wash Sholatu Was Salamu 'Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika"

Artinya: "Dengan nama Allah, shalawat dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu."

5. Setelah itu turun dan terus menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah mulai thawaf dari garis lurus (area dekat Hajar Aswad) antara pintu Kabah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.

6. Di sini jamaah diberi pilihan antara lain:

- Taqbil yaitu mencium Hajar Aswad

- Istilam dan Taqbil yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad

- Istilam yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau sesuatu benda yang kita pegang, kemudian benda tersebut dicium

- Melambaikan tangan atau benda yang kita pegang 3 kali, tidak dicium tapi mengucapkan Bismillah, Allahu Akbar (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar)

- Salah satu pilihan ritual ini dilakukan setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu sampai tujuh.

- Pada putaran 1-3 jamaah pria dianjurkan untuk lari-lari kecil. Sedangkan pada putaran 4-7 dengan jalan biasa. Sementara untuk tata cara umroh wanita tidak ada lari-lari kecil saat melakukan thawaf.

- Sepanjang thawaf, membaca doa saat berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa saat thawaf yang selalu dibaca oleh Rasulullah SAW adalah doa sapu jagad, yaitu:"Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina 'Adzabanar"

Artinya: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka."

7. Salat di depan maqom Nabi Ibrahim

Maqom Ibrahim bukanlah kuburan, melainkan tempat Nabi Ibrahim pernah berdiri dalam rangka membangun Kabah. Rakaat pertama membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Kaafiruun. Rakaat kedua membaca surat Al Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat Al Ikhlas.

8. Beristirahat sejenak dan minum air zam-zam

Sebelum minum air zam-zam, membaca doa:

"Allahumma Inni Asaluka 'Ilman Nafi'an Wa Risqon Waasi'an Wa Syifaa'an Min Kulli Daa'in Wa Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin"

Artinya:

"Ya Allah, aku mohon padaMu ilmu pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang luas dan kesembuhan dari segala penyakit."

9. Sai

Sai dimulai dari Safa ke Marwah yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Jadi, Safa ke Marwah 1, Marwah ke Safa 2, dan seterusnya. Sai berakhir di Marwah. Sai dikerjakan dengan berjalan, tapi pada batas di antara 2 lampu hijau, berlari-lari kecil.

10. Tahallul

Tahallul adalah akhir dari pelaksanaan ibadah umroh yang ditandai dengan bercukur. Untuk laki-laki lebih baik dicukur sampai gundul, tapi jika tidak sampai gundul juga tidak apa-apa. Sedangkan untuk wanita hanya dicukur ala kadarnya.