Sukses

Soal Konsep Sedekah Yusuf Mansur, Buya Yahya: Seperti Perampok, Cak Nun: Itu Dagang

Sebuah video yang menunjukkan sejumlah ulama mengkritik cara Ustaz Yusuf Mansur mengenalkan konsep sedekah pada sesi ceramahnya muncul kembali.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah video menunjukkan sejumlah ulama mengkritik cara Ustaz Yusuf Mansur mengenalkan konsep sedekah pada sesi ceramahnya ramai kembali dibahas netizen.

Dalam video yang telah diunggah lama ke YouTube tersebut, Ustaz Yusuf Mansur meminta barang-barang jemaah di depan banyak orang untuk kemudian dianggap sebagai sedekah.

"Siapa yang mau berinfak, pahalanya begini-begini. Itu cara Nabi. Bukan ente cincin bagus ya, ayo jual, enggak begitu. Nabi enggak mengajarkan begitu. Itu bikin orang lari dari kebaikan. Itu seperti merampok pakai malu. Perampok kan pakai pedang dengan malu. Misalnya kita minta, itu jamnya bagus buat saya, sama kaya merampok," kata Buya Yahya dalam video Hukum Sedekah dengan Terpaksa-Buya Yahya Menjawab, Selasa (19/4/2022).

Menurut pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon itu, Islam itu indah. Di saat mengambil dana pun indah agar dia dengan sukarela membantu. Di sisi lain, kalau ada orang yang berniat baik harus disambut dengan kebaikan.

 

2 dari 2 halaman

Pendapat Cak Nun

Sementara itu, Emha Ainun Nadjib atau dikenal Cak Nun pun mengungkapkan, sedekah dengan niatan ingin mendapatkan maksud tertentu pun juga dianggap keliru karena pamrih pada kemudahan yang diberikan Allah SWT.

"Tidak usah pamrih, jangan bersodaqoh dengan niat nanti dapat kembalian 700 kali lipat. Itu bukan sedekah namanya," katanya dalam video yang diunggah Nuansa Islam di YouTube.

Sedekah itu, kata Cak Nun, ketika Anda ingin memberikan sesuatu pada orang yang membutuhkan, titik. "Tidak ada pikiran apa pun, titik. Bahwa nanti akan ada imbalan (dari Allah SWT) itu bukan urusan Anda. Jadi jangan ikut-ikutan, enggak usah dipikirkan,"

Cak Nun menyampaikan, bersedekah seperti memberikan senyuman, menolong orang tua yang sedang menyebrang itu tidak perlu mengharapkan imbalan.

"Semakin ikhlas Anda mengantar dan membatasi diri pada pelayanan, titik. Jangan terus dikonstruksi bahwa dengan begini saya akan mendapat sekian. Kalau punya duit sejuta, berharap dapat 22 juta. Kalau itu dagang, bukan sodaqoh," ujarnya.

Â