Liputan6.com, Jakarta Amalan menjelang hari raya Idul Fitri terdiri dari berbagai amalan sunah yang sebaiknya kamu laksanakan. Selain itu, ada pula amalan wajib seperti zakat fitrah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan sebelum sholat Idul Fitri.
Amalan-amalan sunah menjelang hari raya Idul Fitri ini tentunya memberikan kebaikan tersendiri. Bagi umat Islam, hal ini juga sekaligus untuk meneladani sifat-sifat Rasulullah SAW dan para sahabat, khususnya sebelum sholat Idul Fitri.
Baca Juga
Amalan menjelang hari raya Idul Fitri dilakukan dengan takbir, membersihkan diri, hingga makan sebelum sholat Idul Fitri. Kamu perlu melakukan semua amalan tersebut agar pada hari raya Idul Fitri kamu senantiasa mengingat Allah SWT dan segar dalam beraktivitas bersama keluarga.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (25/4/2022) tentang amalan menjelang hari raya Idul Fitri.
Amalan Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Menunaikan Zakat Fitrah
Salah satu amalan menjelang hari raya Idul Fitri yang wajib dilaksanakan umat Islam adalah menunaikan zakat fitrah. Zakat fitrah biasanya ditunaikan dalam 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Zakat fitrah ini adalah zakat yang biasanya dikeluarkan dengan nilai setara 3,5 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang biasa dimakan oleh orang yang berzakat tersebut.
Menunaikan zakat fitrah hukumnya wajib bagi orang-orang yang mampu. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muttafaq ‘alaih (Imam Bukhori dan Imam Muslim), disebutkan bahwa:
“Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan untuk zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum, baik itu kepada budak, orang merdeka, orang laki-laki, orang perempuan, anak kecil serta orang dewasa yang dari kalangan muslim. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan zakat tersebut untuk ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk mengerjakan salat idul fitri”. (HR. Bukhari)
Melantunkan Takbir
Amalan menjelang hari raya Idul Fitri berikutnya adalah memperbanyak takbir. Umat Islam dianjurkan untuk melantunkan takbir mulai dari terbenamnya matahari malam Idul Fitri hingga imam hendak sholat Idul Fitri. Di dalam Al Adzkar (h. 155, Surabaya: al Hidayah, 1955) karya Imam an Nawawi disebutkan bahwa takbir–takbir tersebut sunah dilantunkan setelah melaksanakan sholat-sholat atau dalam keadaan lainnya, seperti di keramaian manusia. Disunahkan pula dilantunkan baik dalam keadaan berjalan, duduk, atau berbaring. Baik berada di jalan, masjid, atau di atas tempat tidur.
Advertisement
Amalan Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Mandi Sebelum Berangkat Sholat Idul Fitri
Mandi juga merupakan amalan menjelang hari raya Idul Fitri yang perlu dilakukan seorang muslim. Mandi sunah Idulfitri, baik bagi orang yang hendak menghadiri salat Idul Fitri atau tidak, karena hari raya adalah hari berhias, maka sunah bagi semua umat muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mandi di hari Lebaran ini.
Dasarnya adalah hadis riwayat Imam Malik di dalam kitab Muwatha’ berikut ini:
“Bahwasanya Abdullah bin Umar ra. selalu mandi di hari Idul Fitri sebelum ia berangkat ke musala”.
Adapun niat mandi sunah Idul Fitri adalah, “Nawaitul ghusla sunnatan li ‘idil fithri lillahi ta’ala.’
Artinya, “Saya niat mandi sunah untuk Idul Fitri karena Allah ta’ala”.
Untuk waktu pelaksanaannya sendiri bisa dilakukan mulai dari pertengahan malam Idul Fitri.
Memakai Pakaian Terbaik
Selain mandi, disunahkan bagi laki-laki untuk membersihkan diri dan memakai pakaian terbaik yang dimilikinya, juga memakai minyak wangi dan bersiwak. Amalan menjelang hari raya Idul Fitri ini tentu perlu dipehatikan juga. Pasalnya, untuk perempuan tidak dianjurkan untuk berhias dengan mengenakan baju yang mewah dan menggunakan minyak wangi.
Hal ini disampaikan dalam salah satu hadis yang artinya:
"Dari Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu, bahwa: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya, dan berkurban dengan hewan yang paling mahal yang kami punya." (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak)
Selain itu, dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata yang artinya:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at." (HR. Ibnu Khuzaimah)
Adapun bagi laki-laki dianjurkan juga untuk memakai wewangian yang tidak begitu mencolok. Agar dapat menjalankan sholat Idul Fitri dengan lebih khusyuk.
Amalan Menjelang Hari Raya Idul Fitri
Makan Sebelum Sholat Idul Fitri
Amalan menjelang hari raya Idul Fitri selanjutnya adalah makan terlebih dahulu sebelum keluar untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Dari Ibnu Baridah dari bapaknya ra ia berkata:
“Rasulullah SAW, tidak akan keluar dari hari raya fitri sebelum beliau makan, dan beliau tidak akan makan dulu di hari raya Adha sebelum beliau sholat (terlebih dahulu). (HR Ahmad dan al Tirmidzi dan dishahihkan oleh Imam Ibn Hibban).
Sholat Sunah Dua Rakaat (Sholat Id)
Kemudian, setibanya di tempat ibadah atau masjid bisa melaksanakan sholat sunah dua rakaat dengan tanpa azan dan iqamat. Sholat yang dimaksud adalah sholat Idul Fitri itu sendiri. Sholat sunah ini bisa dilakukan dengan berjamaah atau sendirian, tentunya kalau kamu ke masjid akan melaksanakannya secara berjamaah.
Dasarnya adalah hadis Nabi SAW, dari Ibn Abbas ra:
“Bahwasanya Nabi SAW sholat hari raya dua rakaat, beliau tidak sholat sebelumnya dan setelahnya”. (HR Imam Tujuh, al Bukhari, Muslim, Abu Daud, al Tirmidzi, al Nasa’i, Ibn Majah dan Ahmad).
Saat melaksanakan sholat sunah tersebut, membaca surah Qaf di rakaat pertama dan surah Iqtarabatis Sa’ah di rakaat kedua. Dari Abi Waqid al laitsi ia berkata:
“Rasulullah SAW membaca surah Qaf dan Iqtarabat ketika sholat Idul Fitri dan Adha”.
Mengambil Jalan yang Berbeda Saat Pergi dan Pulang dari Masjid
Amalan menjelang hari raya Idul Fitri yang terakhir adalah mengambil jalan yang berbeda antara pergi ke masjid dan pulangnya. Sebagaimana hal ini telah diinformasikan dari sahabat Jabir seperti berikut ini,
“Nabi SAW ketika hari raya mengambil jalan yang berbeda (antara pergi dan pulangnya).” HR Al Bukhari.
Dengan mengambil jalan yang berbeda antara berangkat ke masjid dan pulang dari masjid untuk melaksanakan sholat id, dimaksudkan untuk membagi kebahagiaan kepada orang-orang lain ketika di jalan dengan senyum dan salam. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk syiar Islam dan sebagai ajang silahturahmi antar kerabat dan yang lainnya.
Advertisement