Liputan6.com, Mekkah - Otoritas di Dua Masjid Suci menggunakan robot untuk ikut menjaga kesehatan dan kebersihan di Masjidil Haram. Robot itu digunakan untuk membersihkan area masjid-masjid dari infeksi.
Dilaporkan Arab News, Kamis (28/4), robot pintar itu bisa bekerja selama 24 jam. Para robot itu membantu pekerjaan sekitar 4.000 pegawai di Masjidil Haram.
Robot itu bermerek Pudu yang sudah sering digunakan di berbagai sektor, seperti untuk antar makanan. Pudu adalah produk dari Shenzhen, China.
Advertisement
Baca Juga
Totalnya, ada 11 robot yang dikerahkan di area masjid. Robot itu bergerak dengan roda dan membawa alat sanitasi di bagian tengahnya.
Alat itu bisa menyemprot ke empat arah. Pada bagian atas robot itu ada layar kecil yang menampilkan gambaran mata dan mulut yang sederhana sehingga robot itu tampak menarik. Ada juga gambar area Mekkah di bagian tengah mesinnya.
Arab Saudi juga menyediakan 8.000 mobil golf biasa dan elektrik bagi para jemaah. Semua kendaraan itu selalu disanitiasi sebelum dan sesudah pemakaian.
Mohammed Al-Jabri, wakil sekjen Badan Pelayanan, Urusan Lapangan, dan Perlindungan Lingkungan berkata Arab Saudi melakukan sejumlah tindakan pencegahan agar jemaah di Masjidil Haram bisa beribadah di lingkungan yang aman.
"Badan ini telah melengkapi area dengan semua pelayanan-pelayanan yang diperlukan, termasuk kontainer air Zamzam, AC, lemari untuk salinan Qur'an, sound system, lighting system, karpet, toilet, selain itu turut mengoperasi banyak eskalator untuk mentransportasi jemaah dan lansia ke semua lantai-lantain yang tersedia," ujarnya.
Tahun ini, Arab Saudi juga mulai membuka pintu haji bagi masyarakat internasional setelah dua tahun ada pembatasan akibat pandemi COVID-19.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Haji Kembali Dibuka, Ini Pesan DPR ke Kemenag
Arab Saudi telah mengumumkan membuka 1 juta jemaah haji tahun ini. Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily Komisi VIII meminta Kemenag berjuang dengan melakukan berbagai lobi agar kuota haji Indonesia besar.
“Yang patut untuk diupayakan Pemerintah Indonesia agar menambah kuota adalah dengan melakukan lobby kepada pemerintah Arab Saudi agar kuota negara lain yang tidak termanfaaatkan untuk dapat dialokasikan untuk jamaah haji Indonesia,” kata Ace saat dikonfirmasi, Sabtu (9/4/2022).
Ace menyebut semakin banyak kuota haji Indonesia maka semakin baik, mengingat antrean haji Indonesia sangat lama sampai puluhan tahun.
“Ikhtiar ini sebagai upaya kita untuk semakin memperkecil antrean calon jemaah haji kita yang sangat panjang,” kata dia.
Politkus Golkar itu juga meminta Kemenag segera menindaklanjuti pengumuman Saudi tersebut dengan memastikan jumlah kuota jemaah haji Indonesia yang bisa ke tanah suci.
“Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan teknis terutama yang penting adalah kepastian alokasi kuota bagi muslim Indonesia. Kementerian Agama harus segera memastikan berapa jumlah pasti yang diberikan bagi Indonesia karena menyangkut dengan persiapan anggaran yang akan dibebankan kepada setiap jamaah haji,” kata dia.
Politikus Golkar itu menyebut besarnya biaya haji akan bergantung pada jumlah kuota haji Indonesia. “Kami Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) saat ini akan segera menetapkan Bipih (biaya yang disetorkan setiap jamaah) berdasarkan atas jumlah kuota,” katanya.
“Penyusunan Bipih ini akan dihitung berdasarkan atas kebutuhan tiket pesawat, akomodasi, konsumsi dan transportasi di Arab Saudi dan dalam negeri, dan keperluan jamaah lainnya yang dibutuhkan para jamaah,” kata dia.
Selain itu, kata Ace, Pemerintah Indonesia harus segera mendata calon jemaah haji yang akan diberangkatkan sesuai dengan persyaratan di bawah usia 65 tahun dan dipastikan mereka telah mendapatkan vaksin yang diakui Pemerintah Arab Saudi.
“Yang sangat penting juga Kementerian Agama harus dapat menjelaskan kepada calon jemaah haji di atas usia 65 tahun yang seharusnya berangkat tahun ini agar mereka tidak kecewa. Jumlah calon jemaah haji di atas 65 tahun cukup banyak. Bahkan jika diperlukan Pemerintah Indonesia melakukan lobby kepada Pemerintah Arab Saudi agar ada relaksasi tentang usia ini,” jelasnya.
Advertisement
Kapasitas Jemaah
Pemerintah Indonesia menyambut positif atas pengumuman terbaru dari otoritas Saudi ini. Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan rasa syukur atas adanya kepastian keberangkatan jemaah haji Indonesia tahun ini.
"Syukur alhamdulillah, jemaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jemaah haji di tanah air," tegas Menag di Jakarta, Sabtu (9/4).
Menag mengatakan, batalnya pemberangkatan jemaah haji Indonesia dalam dua tahun terakhir telah menyebabkan kerinduan mendalam jemaah Indonesia untuk ke Tanah Suci. "Saya mengucapkan terima kasih kepada Kerajaan Saudi yang memberi kesempatan tahun ini bagi jemaah Indonesia untuk memenuhi panggilan beribadah haji," tuturnya.
Menag menegaskan, berapapun kuota yang diberikan, Indonesia siap menyelenggarakan haji. Sebab, persiapan dengan berbagai skenario pemberangkatan telah dilakukan selama ini.
"Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap," tegasnya.
"Kita siap dan akan lakukan persiapan sebaik mungkin untuk memastikan jemaah terlayani dengan baik," lanjutnya.
Hal senada disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief. Menurutnya, kepastian adanya keberangkatan jemaah dari luar Saudi ini telah membuka seluruh simpul persiapan penyelenggaraan yang selama ini terus dilakukan pihaknya.
"Ini kabar gembira. Kepastian adanya kuota ini akan segara kami tindaklanjuti dengan finalisasi sejumlah langkah taktis yang telah dilakukan," ucapnya.
"Persiapan layanan, baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi, akan segera difinalkan," sebutnya lagi.
Ada Batas Usia
Menurut Hilman, waktu yang tersedia tidak banyak. Sehingga, pihaknya akan bekerja cepat dalam merampungkan persiapan, termasuk yang terkait dengan teknis pemilihan jemaah berhak berangkat sesuai ketentuan Arab Saudi dan pembinaan manasik bagi mereka.
"Kita akan bergerak cepat untuk melakukan persiapan. Biaya haji juga akan segera kita finalisasi dengan Komisi VIII DPR," tandasnya.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dalam surat pengumumannya menyebutkan bahwa haji tahun ini akan dilakukan dengan ketentuan:
1. Haji tahun ini terbuka untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan telah menerima vaksinasi Covid-19 yang disetujui Kementerian Kesehatan Saudi.
2. Jamaah yang berasal dari luar Kerajaan wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah menyampaikan bahwa pihaknya juga terus melakukan persiapan. Hal itu dilakukan karena pemerintah Arab Saudi tahun ini akan membuka kesempatan jemaah luar Saudi untuk beribadah haji. Apalagi, saat ini, jemaah umrah dari berbagai negara juga sudah ramai berdatangan dan semua berjalan lancar.
Advertisement