Sukses

Siasat Nikmat Tak Bikin Berat Badan Melesat Saat Santap Makanan Bersantan Khas Lebaran

Dokter spesialis gizi klinik berbagi tips menikmati makanan Lebaran tanpa bikin lebar.

Liputan6.com, Jakarta Sajian makanan saat Lebaran memang bisa membuat kalap. Makanan bersantan seperti opor ayam hingga sambal goreng ati rasa-rasanya tidak bisa ditolak. Apalagi momen berkumpul bareng keluarga bikin ingin makan lagi dan lagi.

Namun, Anda tentu tidak mau lebar-an usai Lebaran kan? Ada beberapa cara agar tetap bisa menikmati makanan khas Lebaran seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik Rumah Sakit Karya Bhakti Pratiwi, Bogor, Vikie Nouvrisia.

"Tentunya, kita tidak mungkin berdiet dalam arti benar-benar tidak makan, karena tidak mungkin," Vikie menambahkan.

1. Makanan bersantan

Vikie mengatakan bahwa proporsi paling besar yang terkandung di dalam santan adalah lemak. Dan, komponen terbesar dari santan adalah minyak kelapa.

Sebenarnya, lanjut Vikie, minyak kelapa ada efek atau benefit bagi kesehatan. Sebab, minyak kelapa ini terdiri dari lemak jenuh.

"Santan ini seringkali dianggap sebagai makanan tinggi kolesterol, apakah benar? Hoaks," kata Vikie.

"Sebenarnya, kolesterol itu terdapat dari lauk hewani. Tetapi bahaya yang bisa kita dapat dari santan ini apabila dipanaskan berulang-ulang," dia menambahkan.

 

2 dari 4 halaman

Jangan Panaskan Makanan Bersantan Berulang-Ulang

Ketika hidangan khas Lebaran bersantan dipanaskan berulang-ulang, akan terbentuk lapisan minyak yang sifatnya menjadi minyak jenuh.

"Memang sih akan semakin lezat tentunya," katanya.

"Akan tetapi apabila dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan LDL, juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah," Vikie menambahkan.

Adapun cara menyiasatinya, Anda bisa mengolah makanan tapi santannya tidak dimasak terlalu lama atau dimasukkan terakhir. Serta tidak dipanaskan berulang-ulang.

"Kita bisa masak atau menyediakan secukupnya. Kalau bisa habis dalam satu hari, sehingga tidak perlu dipanaskan berulang-ulang," katanya.

"Kemudian ambil secukupnya saja, terutama kuahnya," ujar Vikie.

 

3 dari 4 halaman

Siasati Makanan Berlemak

Makanan jenis satu ini tak dapat dielak kelezatannya. Namun, ingat bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan massa lemak tubuh yang akhirnya dapat meningkatkan risiko obesitas.

Vikie, mengatakan, lemak jenuh biasanya didapat dari kulit ayam, daging merah yang berlemak, ada gajih dari daging atau jeroan.

"Selain lemak, ada kolesterol di makanan tersebut. Baik lemak jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol darah atau lemak jahat," katanya.

"Sehingga dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit terutama jantung koroner. Jadi, harus hati-hati," ujarnya.

Cara menyiasatinya, ambil secukupnya dalam porsi yang tidak berlebihan. Kalau bisa tidak pakai tambah.

"Kita juga memilih lauk yang rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, kacang-kacangan dan produknya," ujar Vikie.

 

4 dari 4 halaman

Makanan Bergoreng atau Gorengan

Pun dengan makanan satu ini. Yang di dalamnya terkandung lemak trans. Mengonsumsi lemak trans dapat meningkatkan LDL dan menurunkan HDL.

"Masih boleh kok dikonsumsi tapi batasi. Jangan terlalu banyak," katanya.

Karena lemak trans lazimnya terdapat di makanan yang digoreng, juga di dalam margarin, mentega, dan daging olahan, Anda dapat mengganti minyak atau mentega tersebut dengan minyak kedelai atau kacang tanah.

"Tapi syaratnya tidak dimasak dengan api besar," ujarnya.

"Karena minyak-minyak nabati seperti ini titik didihnya lebih rendah dibanding minyak kelapa atau minyak kelapa sawit," ujarnya.

Â