Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadan memang telah berakhir. Meski demikian, para ahli menyebutkan Ramadan bukanlah finish atau akhir. Di bulan Syawal, umat Islam justru ditantang untuk menambah intensitas puasanya. Sebab, bulan Ramadan sesungguhnya adalah latihan bagi umat muslim agar menjadi insan yang bertakwa.
Pada bulan Ramadan, seluruh umat Islam berlomba-lomba untuk mengerjakan amal baik. Karena pada bulan yang penuh berkah tersebut, segala amal baik yang dikerjakan akan dilipatgandakan pahalanya. Inilah bulan-bulan yang ditunggu oleh umat Islam karena mereka bisa mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
Baca Juga
Selama sebulan penuh bulan Ramadan, umat Islam dituntut untuk menahan lapar, haus, dan hawa nafsunya sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Hingga sampai pada hari kemenangan di Idul Fitri. Kemenangan bagi yang berpuasa karena telah berhasil melewati ujian Allah selama bulan Ramadan. Itulah sebabnya juga Idul Fitri disebut juga sebagai hari raya kemenangan.
Advertisement
Setelah kita menjalankan ibadah selama bulan Ramadan, apa yang menjadi pertanda amalan seorang Muslim diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Yakinkah kita bahwa ibadah-ibadah kita di bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT. Apa saja ciri-cirinya? Dikutip dari Merdeka.com, berikut tujuh ciri-ciri bahwa amal ibadah kita di bulan Ramadan diterima oleh Allah SWT.
Menghindari Berbuat Dosa
Tanda-tanda bahwa amalan bulan Ramadan diterima yang pertama adalah semakin kuatnya iman seseorang sehingga takut untuk berbuat dosa. Jika sebelum bulan Ramadan seseorang sering berbuat dosa, maka setelah melewati bulan Ramadhan dirinya menjadi seseorang yang takut untuk berbuat dosa.
Yahya bin Muadz berkata, ”Barangsiapa yang beristighfar dengan lisannya sedangkan hatinya bertekad untuk bermaksiat, dan azamnya kembali kepada maksiat setelah sebulan dan kembali, maka puasanya tertolak darinya, dan pintu diterimanya amalan tertutup di depannya”.
Advertisement
Perbaikan Ibadah
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang kedua adalah adanya perubahan atau perbaikan ibadah dalam diri seseorang. Perubahan ini juga bisa terlihat oleh orang lain.
Misalnya, jika sebelum bulan Ramadan seseorang jarang sekali atau bahkan tidak pernah pergi beribadah ke masjid, maka setelah usai bulan bulan Ramadan, dirinya menjadi lebih sering ke masjid atau mulai mendekatkan diri ke masjid.
Yang awalnya jarang membaca Al-Quran menjadi lebih rajin membaca Al-Quran dan yang awalnya jarang melakukan ibadah sunnah, menjadi lebih sering melakukan ibadah-ibadah sunnah.
Melanjutkan Puasa
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang ketiga adalah seseorang akan kembali melanjutkan puasa di bulan lain. Tentu bukan puasa seperti puasa ketika bulan Ramadan. Namun, seseorang akan banyak mengamalkan ibadah puasa sunnah.
Ibnu Rajab Al-Hambali mengatakan, “Membiasakan puasa setelah puasa Ramadan merupakan tanda diterimanya amal puasa di bulan Ramadan. Sesungguhnya Allah jika menerima suatu amal hamba, maka Allah beri ia taufik untuk melakukan amal shalih setelahnya.”
Advertisement
Melanjutkan Ibadah di Bulan Lain
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang keempat adalah seseorang akan kembali mengerjakan ibadah yang biasa dia lakukan di bulan Ramadan. Ibadah yang dilakukan seseorang selama bulan Ramadan, akan dilanjutkannya pada bulan-bulan berikutnya.
Jika seseorang rajin mengerjakan puasa, sholat malam, bersedekah, dan membaca Al-Qur’an, maka di bulan-bulan selanjutnya dirinya tetap melanjutkan ibadah–ibadah tersebut.
Ketika Aisyah Radhiyallahu‘anha ditanya, apakah Rasulullah mengkhususkan hari-hari tertentu (untuk beramal)?
Beliau menjawab, “Tidak. Amalan beliau adalah berkesinambungan (kontinu)” (HR. Bukhari dan Muslim). Di hadis shahih lain juga disebutkan, “Amal yang paling dicintai Allah SWT adalah yang paling kontinu, meski sedikit.”
Tidak Membedakan Bulan Lain
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang kelima adalah tidak membeda-bedakan bulan Ramadan dengan bulan-bulan lainnya. Selama bulan Ramadan, seseorang akan banyak beribadah dan mengamalkan amalan baik.
Namun, ketika bulan Ramadan usai, ibadah dan amalan baiknya kembali seperti biasa, atau justru semakin menurun. Jangan sampai kita menjadikan bulan Ramadan sebagai satu-satunya momen untuk beramal baik dan menumpuk pahala. Sedangkan pada bulan-bulan lain selain bulan Ramadhan kita justru lalai.
Ketika Bisyr Rahimahullah ditanya tentang orang yang bersungguh-sungguh beribadah hanya ketika bulan Ramadan saja, beliau menjawab, “Sejelek-jelak kaum adalah yang hanya mengenal hak-hak Allah di bulan Ramadan saja. Sesungguhnya orang saleh adalah yang beribadah dan bersungguh-sungguh sepanjang tahun.”
Advertisement
Dipermudah Mengamalkan Kebaikan
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang keenam adalah diberi kemudahan dalam berbuat baik. Seseorang yang diterima amalnya akan diberi taufik atau pertolongan oleh Allah SWT untuk mengamalkan kebaikan setelahnya.
Sebagian ulama berkata: “Pahala kebaikan adalah kebaikan (yang dilakukan) setelahnya. Barangsiapa beramal kebaikan kemudian diikuti dengan kebaikan berikutnya, maka itu sebagai tanda diterimanya amal kebaikan yang pertama.
Sementara orang yang melakukan amal keburukan setelah kebaikan, itu sebagai tanda amal tak diterima.” Karena itulah, Ibnu Rajab Rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang mengamalkan beberapa ketaatan dan menyelesaikannya, maka tanda amal itu diterima adalah ketika berlanjut (bersambung) dengan ketaatan yang lain. Sedangkan tanda amal tertolak ketika beriring maksiat setelahnya.”
Pribadi yang Lebih Baik
Tanda amalan bulan Ramadan diterima yang ketujuh adalah pribadinya menjadi lebih baik. Tentunya, seseorang akan menjadi pribadi yang lebih baik. Hatinya menjadi lebih lembut, tutur katanya selalu terjaga, dan menjadi lebih dermawan.
Dirinya juga menjadi pribadi yang qanaah dan bersyukur atas ketentuan Allah SWT. Dan juga, senantiasa beristigfar kepada Allah SWT.
Dari Imam Ibnul Qoyyim -rahimahullah-. “Tanda diterimanya amal shalih anda : saat hati merasa bahwa amal shalih masih hina dan kecil. Sampai orang-orang yang benar-benar mengenal Allah, selalu beristighfar setiap usai melakukan ibadah. Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bila selesai salam dari sholat, beliau beristighfar sebanyak tiga kali.”
“Allah juga telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk beristighfar setelah selesai melakukan ibadah haji. Allah juga memuji mereka yang beristighfar setelah melakukan sholat malam. Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan taubat dan istighfar usai berwudhu.”
Advertisement