Liputan6.com, Madinah - Matahari mulai meninggi pagi itu. Tetapi Kompleks Bir Ali masih sepi. Baru ada serombongan petugas berseragam dibalut rompi 'Petugas Haji Indonesia 2022'
Satu per satu dari mereka memasuki ruangan kecil. Termasuk empat orang srikandi Sarah, Sara, Maudy dan Amel. Semuanya akan mendengar pengarahan dari Kepala Sektor Khusus Bir Ali, Aruji Maswatu, sebelum memulai kegiatan.
Untuk diketahui, Bir Ali adalah sebuah tempat yang menjadi batas Kota Madinah dan Makkah. Jemaah yang lebih dulu tiba di Madinah selama sembilan hari, akan mengambil miqat di Bir Ali untuk selanjutnya menuju Makkah. Saat di Bir Ali, jemaah sudah dalam keadaan berihram. Karena setibanya di Makkah, jemaah akan langsung melaksanakan umrah wajib.
Advertisement
Usai mendapatkan pengarahan, keempat srikandi Bir Ali langsung menuju empat titik jaga di area jemaah perempuan. Masker dipasangkan dengan sempurna. Tak lupa botol air minum diselipkan di samping tas. Meski harus melayani jemaah, petugas juga harus mempersiapkan diri. Bekerja di bawah terik matahari, jangan sampai membuat lelah dan dehidrasi.
Baca Juga
"Kita benar-benar pagi ke sini, kalau jemaah yang diberangkatkan datangnya on time masak tidak ada petugas," kata petugas Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH), Sarah, kepada tim Media Center Haji, Senin (20/6/2022).
Petugas sektor khusus Bir Ali sudah bekerja sejak 12 Juni lalu. Tugas mereka di Bir Ali akan selesai ketika seluruh jemaah yang berada di Madinah telah menuju Makkah. Diperkirakan proses pemberangkatan jemaah dari Madinah ke Makkah akan selesai pada 27 Juni mendatang.
Ketika bus jemaah berhenti di parkiran, berarti tugas para srikandi siap dimulai. Keempatnya sudah bersiaga di titik masing-masing. Di gerbang depan, Sarah langsung mengarahkan jemaah ke titik pengambilan wudhu.
Sara memastikan jemaah tidak berbelok ke lain arah. Dia menjelaskan pada jemaah tempat wudhu perempuan ada di nomor dua dan tiga.
Sementara Amalia dan Maudy mengambil posisi di depan pintu masjid. Keduanya paling sering ditanyai jemaah perihal niat dan salat apa yang harus dilakukan. Sambil mengimbau agar sepatu diletakkan di rak yang telah disediakan.
Meski lelah bekerja di bawah terik matahari, srikandi Bir Ali tetap semangat. Mereka selalu berusaha melayani segala hal yang memudahkan jemaah saat proses miqat di Bir Ali.
"Tantangan utama kita juga jemaah tentu cuaca ekstrem. Maka dari itu, kita coba mengatur sedemikian rupa agar jemaah tidak berlama-lama transit di sini, apalagi kadang jemaah tidak bawa minum atau tidak bawa semprotan muka," katanya.
Ikhlas Layani Tamu Allah
Jemaah memang tidak disarankan melakukan aktivitas selain mengambil wudhu, salat sunah, berniat ihram dan kembali ke bus. Harapannya, semakin ringkas waktu di Bir Ali, menolong jemaah dari rasa lelah. Selain itu, agar tidak bercampur dengan jemaah negara lain yang juga ingin mengambil miqat.
Sarah mengaku senang melayani tamu-tamu Allah. Apalagi, jemaah yang dibantunya ini tidak akan bertemu lagi di Madinah. Oleh sebab itu, dia selalu berusaha menjaga stamina agar bisa terus melayani jemaah.
"Senang bisa bantu jemaah, soalnya kan kalau misalnya ada jemaah yang belum niat ihram dan gak kita ingatkan jadi dosa kita juga," kata dokter muda ini.
Amelia dan Maudy juga merasa ikhlas melayani para tamu Allah. Itu sebabnya, mereka tidak bosan mengingatkan jemaah untuk melaksanakan salat sunah dan berniat ihram saat proses miqat di Bir Ali. Sekaligus mendoakan agar menjadi haji yang mabrur.
"Makanya kita ingatkan selalu, jangan sampai lupa niat ihram walaupun ada yang bersama-sama dilakukan saat di bus," katanya.
Bagi keempat wanita cantik ini, panas dan teriknya matahari tak jadi penghalang. Selama jemaah bisa terlayani dengan baik, maka semua lelah akan berbalas kenikmatan.
Advertisement