Liputan6.com, Jakarta - Mina menjadi titik terakhir rangkaian puncak haji. Di Mina, jemaah haji dari berbagai negara akan menginap untuk menunggu waktu melempar jumrah.
Kepala Daerah Kerja Makkah, Muhammad Khanif berharap, pembatasan jumlah jemaah membuat proses perpindahan dari Muzdalifah ke Mina lebih cepat. Sehingga seluruh jemaah Indonesia sudah berada di Mina pagi hari.
"Di Mina nanti akan mabit. Kalau Nafar Awal itu sampai tanggal 12 Dzulhijjah, kalau Nafar Tsani sampai tanggal 13 Dzulhijjah," kata Khanif saat meninjau lokasi mabit jemaah Indonesia di Mina, Minggu (19/6/2022).
Advertisement
Tim Media Center Haji (MCH) yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1443H/2022 M, melihat langsung bagaimana persiapan di Mina menghadapi puncak haji.
Baca Juga
Terlihat tenda putih yang nantinya ditempati jemaah sudah berjejer rapi. Tenda tersebut dalam kondisi baru dan dilengkapi pendingin ruangan atau AC. Saat ini juga sedang dikerjakan toilet yang lebih modern.
"Ada perbaikan-perbaikan, termasuk perbaikan toiletnya. Semoga jemaah bisa lebih nyaman lagi," kata Khanif.
Khanif menambahkan, tenda jemaah haji Indonesia ada di area depan wilayah Muayzhim. Area yang cukup dekat dengan terowongan menuju jamarat.
"Tinggal masuk ke terowongan, lalu keluar terowongan sudah Jamarat. Terus balik lagi ke sini," katanya.
Jemaah haji Indonesia akan berada di Mina selama tiga hari. Di hari pertama, kata Khanif, jemaah akan melempar jumrah aqobah. Sedangkan pada hari kedua, barulah jemaah melempar jumroh ula dan wustho.
"Ke jamarat sambil bawa batu, masuk terowongan terus keluar sudah Jamarat," jelas Khanif.
Â
Belum Dapat Jadwal Lontar Jumrah
Â
Khanif belum mendapatkan informasi dari pihak Saudi soal waktu pelemparan jumrah untuk jemaah Indonesia. Pengaturan jadwal sangat penting dilakukan agar tidak terjadi kepadatan berlebihan saat di terowongan. Sebab semua negara akan berkumpul di Mina pada hari pelemparan jumrah.
Dikarenakan puncak haji tinggal hitungan pekan, Khanif sangat berharap seluruh jemaah Indonesia benar-benar menjaga kesehatan. Dengan begitu, seluruh rangkaian puncak haji mulai dari Arafah, Muzdalifah hingga Mina bisa dilaksanakan dengan lancar.
"Paling penting harus menyiapkan fisik agar bisa melaksanakan puncak haji," imbau Khanif mengakhiri.
Reporter: Lia Harahap/Merdeka.com
Advertisement