Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji Indonesia dipastikan akan menerima fasilitas jauh lebih baik saat pelaksanaan ibadah puncak Haji 2022 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Tenda bagi jemaah selama di Arafah dan Mina, misalnya, akan lebih baik dengan pendingin udara (AC) baru yang lebih dingin dari sebelumnya.
"Kami melihat ada beberapa perkembangan cukup positif kaitan pelayanan atau mungkin sarana yang akan diterima jemaah haji," ujar Ketua PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat di ruang Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, Minggu 26 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, jika tahun lalu rata-rata satu tenda hanya terpasang 4 AC, tahun ini akan ditambah menjadi 6 AC dengan suplai listrik dari dari PLN Saudi.
Selain karpet, jemaah juga akan dimanjakan dengan adanya kasur dan bantal di dalam tenda. Dengan kasur, jemaah diharapkan bisa beristirahat dengan lelap, sehingga bisa mengembalikan energi fisik untuk tahapan ibadah selanjutnya.
Selain itu, satu maktab atau pemondokan yang biasanya berisi 2.900-3.000 jemaah, tahun ini hanya akan diisi 2.100 jemaah sehingga lebih longgar.
"Untuk tahun ini kapasitas per jemaah di dalam tenda, 1.6 meter persegi untuk Arafah dan jemaah di Mina 0.9 meter persegi," papar Arsyad.
Begitu juga toilet jemaah. Jika tahun sebelumnya jumlah toilet per maktab hanya 21, sekarang diperbanyak menjadi 38. Juga ada tambahan toilet portabel sehingga mampu mengurangi antrean toilet, khususnya di toilet perempuan.
Untuk katering, Kementerian Agama juga mendatangkan personel dari Ikatan Chef Indonesia serta mahasiswa ahli resep dari Politeknik Pariwisata NHI Bandung.
"PPIH Arab sudah melakukan skenario pelatihan juru masak dan mendatangkan teman-teman dari NHI Bandung dan Ikatan Chef Indonesia. Harapannya makanan yang diberikan memiliki selera Indonesia dan tentunya lezat," jelas Arsyad.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Nyaman dari Tahun Lalu
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) mengecek persiapan ibadah haji di Arafah, Musdalifah, dan Mina pada tahun 2022. Sekjen Kemenag menyatakan, persiapan berjalan berjalan cukup baik, namun tetap butuh pengecekan 1 hingga 2 kali lagi.
"Kalau tahun lalu, tanggal segini itu belum apa apa, masih berupa tumpukan material belum sampai pada pemasangan. Tapi pada hari ini, ternyata sudah siap, bahkan AC-nya sudah siap semua. Sehingga ini saya yakin insyaallah ini bisa lebih jauh lebih nyaman dari pada tahun lalu," kata Nizar saat menyambangi Arafah dan Mina, Minggu, 26 Juni 2022.
Nizar menjelaskan, ada peningkatan untuk tenda jemaah haji di Arafah dan Mina. Bila dulu listrik pakai genset sekarang pakai langsung ke sumber aliran listrik atau semacam PLN.
"Kedua, AC itu di setiap tenda ada empat, sekarang enam. Jadi saya rasa perlu diatur. Ini nanti malam kedinginan kalau ini dinyalakan semua. Sehingga tergantung teknisi yang atur kesiapan," terang dia.
Nizar menambahkan, perlu antisipasi kalau terjadi peristiwa genting seperti badai angin atau badai hujan. Sebab, kabel di Arafah berada di bawah tanah dan dangkal hanya 20 cm itu. Maka kalau ada hujan, listrik dimatikan.
"Harus antisipasi mitigasi apa yang disiapkan muasasah sini, syarikat sini. Kita harus ada yang bertanggung jawab, siapa melaporkan apa dan kepada siapa, harus ada SOP yang kita lakukan. tapi semuanya, berkomitmen untuk peningkatan pelayan dan semua bisa bertanggung jawab kepada bidang masing-masing tugasnya," kata dia.
Nizar menyampaikan pihaknya membentuk satuan tugas Arafah Muzdalifah Mina. Anggotanya dipilih dari orang orang pilihan yang punya pengalaman baik, punya kekuatan fisik yang luar biasa dan punya kecerdasan dalam dalam risk management.
Nizar menambahkan, sesuai protap persiapan ibadah haji di Arafah Mina selesai pada 7 Zulhijah, Karena persiapan sudah terpantau bagus, dia optimistis persiapan ibadah haji bisa selesai dengan baik seperti dengan yang sudah direncanakan.
Advertisement
Jangan Forsir Tenaga
Sementara itu, Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah, Aswadi Suhada menyarankan jemaah calon haji tidak memforsir tenaga untuk melaksanakan ibadah umrah sunah. Sebab, tidak ada keharusan melakukan umrah sunah hingga berkali-kali.
Dia mengatakan, jemaah kadang terlalu memaksakan diri melaksanakan umrah sunah setelah misalnya mengetahui ada jemaah lain yang umrah hingga empat kali atau lebih saat menunggu waktu haji.
Jemaah dengan ketahanan fisik dan kesehatan rendah kadang terpancing untuk bisa melaksanakan umrah sunah berkali-kali, namun yang terjadi justru kelelahan hingga sakit dan malah tidak bisa melakukan ibadah haji.
"Karena itu, sebagai tim pembimbing ibadah, saya sarankan, anjurkan, menekankan agar jemaah ini hemat tenaga dan tidak diforsir supaya pelaksanaan haji ini bisa disempurnakan sampai Arafah, Muzdalifah, Mina, dan Ifadah," kata Aswadi di Masjid Aisyah di Tan'im sebagai tempat mengambil miqat untuk umrah sunah.
Dia menegaskan, tidak ada keharusan berapa kali jemaah harus melaksanakan umrah. Dia pun meminta jemaah jangan aji mumpung berlebihan memanfaatkan waktu menunggu ibadah haji.
"Jatuh sakit, malah tujuan utamanya tidak terselesaikan, dan menyulitkan panitia untuk menyempurnakan ibadah hajinya," kata Aswadi.
Dia meminta jemaah menjaga kesehatan hingga puncak ibadah haji. Sebab nanti di padang Arafah saat wukuf, medannya terbuka, tidak seperti masjid yang tertutup dan nyaman.