Â
Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylviana mengatakan, ada lebih dari 1.000 jemaah calon haji risiko tinggi (risti) yang dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, 204 orang akan disafariwukufkan.
"Dari 1.000 yang risti kita lakukan medical check up, ada 204 orang yang harus disafariwukufkan, artinya memang kondisi kesehatan mereka tidak memungkinkan untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri. Jadi kita akan usulkan kepada Kemenag agar 204 ini bisa disafariwukufkan," kata Budi di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Makkah, Jumat (1/7/2022).
Advertisement
Namun demikian, lanjut Budi, jumlah ini masih dinamis. Jumlah ini akan dipastikan lagi hingga hari terakhir atau H-1 sebelum ke Arafah.
"Mudah-mudahan tidak bertambah tapi kalau lihat dari sini jemaah terus diskrining ulang, jadi kepada jemaah yang kondisi kesehatannya secara medis tidak memenuhi syarat untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri kita akan tetap minta disafariwukufkan demi keselamatan jemaah, jadi jemaah tetap bisa wukuf tapi disafarikan," terang dia.
Baca Juga
Budi menjelaskan, saat ini sudah masuk fase awal periode kritis ibadah haji dengan puncaknya ketika memasuki Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna). Oleh karena itu, sebelum Arafah, tim kesehatan harus bisa menyelesaikan seluruh skrining dengan harapan jemaah haji yang sehatlah yang akan wukuf secara mandiri.
"Nah ini penting dilakukan itu agar tadi angka kesakitan jemaah saat wukuf, angka kematian saat jemaah wukuf bisa terkendali, dengan skrining ulang ini medical check up ini bisa ketahuan betul. Kita bisa melihat jemaah mana yang bisa dan jemaah mana yang tidak. Sekali lagi keselamatan jemaah jadi prioritas kita," kata dia.
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hindari Kelelahan Berlebihan
Budi menerangkan, mayoritas jemaah risiko tinggi (risti) mengidap hipertensi dan penyakit jantung terkait kardiovaskuler mendominasi penyakit jemaah. Awalnya, diprediksi penyakit mayoritas adalah terkait pernapasan tapi ternyata itu sedikit meleset.
"Justru saat ini penyakit jemaah didominasi hipertensi dan penyakit terkait kardiovaskular, mungkin karena jemaah kita tahun ini masih masih tertib prokes, masih banyak jemaah Indonesia memakai masker sehingga angka penyakit parunya tidak sedahysat yang diperkirkan," kata dia.
Budi menyarankan jemaah untuk menghindari kelelahan berlebihan. Karena kalau sudah kelelahan yang berlebihan semua komorbid atau penyakit bawaan akan timbul.
"Cuaca panas, kita imbau jemaah tetap minum jangan tunggu haus untuk mencegah dehidrasi," kata dia.
Pihaknya juga meminta seluruh jemaah calon haji Indonesia, pada H-3 sebelum Arafah memperbanyak istirahat di penginapan masing-masing agar kesehatan pulih dan siap untuk melaksanakan prosesi di Armuzna.
Â
Advertisement