Sukses

Cuaca di Mina Masih Panas, Jemaah Haji Harus Sering Minum Jangan Tunggu Haus

Jemaah haji kini berada di Mina untuk melaksanakan prosesi lempar jumrah. Mengingat cuaca panas yang masih terjadi, pihak KKHI mengingatkan jemaah untuk selalu minum jangan menunggu haus.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah haji kini berada di Mina untuk melaksanakan prosesi lempar jumrah. Mengingat cuaca panas yang masih terjadi, pihak Kantor Kesehatan Haji Indonesia mengingatkan para jemaah untuk minum jangan menunggu haus.

"Paling penting terus minum, jangan tunggu haus, karena masih panas," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Budi Sylvana di Kantor KKHI Makkah, Rabu 6 Juli 2022.

Agar kondisi tetap prima selama melaksanakan ibadah haji di Mina, jemaah harus tetap makan. "Kalau makan (berat) tidak selera, makan kurma, ini untuk jaga fisik agar kuat. Kemudian jangan terlalu banyak aktivitas di luar tenda," kata Budi,

Kemudian, bagi jemaah haji yang kurang sehat disarankan agar dibadalhajikan saat lempar jumrah. Jemaah bisa minta ke teman atau petugas sehingga kesehatannya nanti bisa terus terjaga.

"Untuk lempar jumrah menempuh jarak 7 kilo (meter) selama 1 hari, jadi bagi jemaah yang kondisi fisik tidak memungkinkan kita menyarankan untuk dibadalkan saja, karena ini sangat membahayakan (kesehatan) jemaah," ucap Budi mengimbau.

Budi mengatakan, ada delapan tim EMT di sepanjang jalur Mina. Empat tim berada di jalur atas dan empat tim lainnya di jalur bawah, selain pos kesehatan KKHI di Mina. Penanganan bersifat mobile.

"Karena selama lempar jumrah, pergerakan jemaah itu cukup tinggi. Kalaupun harus penanganan di tempat, kami minta ke seluruh petugas jangan dilakukan di tengah pergerakan jemaah. Kalau ada yang sakit butuh pertolongan, tarik dulu ke pinggir jangan berhenti di pergerakan jemaah lainnya. Karena ini sangat membahayakan petugas maupun jemaah," tandas Budi.

2 dari 3 halaman

Pelayanan Haji di Mina Lebih Baik dari 2019

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyambangi Mina. Dia mengecek sejumlah fasilitas untuk kenyamanan jemaah haji. Dia menyatakan, pelayanan untuk jemaah haji pada 2022 ini jauh lebih baik.

Yaqut meninjau tenda di Mina. Di dalam tenda, sudah terpasang kasur untuk jemaah beristirahat ketika mabit. Selimut dan bantal juga disediakan di masing-masing kasur yang di bawahnya dipasangi karpet. Dia sempat menjajal berbaring di kasur yang akan dipakai jemaah.

"Kalau dari sisi tenda jemaah, saya kira sudah representatif, artinya jauh lebih baik dari terakhir 2019. Karena kebetulan saya berangkat pada 2019. 2019 tidak begini, dan masih desak-desakan. Dan belum ada keramik di bawahnya, sekarang sudah di keramik di bawahnya, jadi lebih nyaman," kata Yaqut saat meninjau Mina, Makkah, Arab Saudi, Rabu 6 Juli 2022.

Dalam kunjungannya, Menag Yaqut yang mengenakan rompi heat stroke ini sempat menyambangi klinik kesehatan. Di sana dia mengecek obat-obatan dan peralatan medis. Menurut dia, klinik tersebut sudah layak untuk menangani jemaah haji yang nanti mungkin membutuhkan pertolongan.

"Tapi sebagus apapun tentu kita berharap itu tidak dipakai, biarlah itu menjadi ruang untuk melakukan antisipasi jika ada yang membutuhkan pertolongan serius. Sekali lagi mudah-mudahann tidak terpakai."

 

3 dari 3 halaman

Fasilitas Toilet di Mina Lebih Baik

Pun demikian halnya mengenai isu toilet yang selalu dibicarakan jemaah calon haji. Menurut Menag, saat ini kondisi toilet lebih baik dari yang dulu. Nilainya bila dulu D sekarang menjadi B atau B+.

"Karena sudah ada yang lebar dikit. Ini saya nggak tau apa ini disediakan untuk yang lebih sepuh, lebih tua, mungkin untuk jemaah difabel saya nggak tau, tapi ada 1 kamar mandi yang lebih besar dibanding ukuran yang lain. Tapi selebihnya ukuran masih sama dengan yang dulu. Hanya saja memang berbeda sudah dipoles dengan baik, airnya juga lebih bagus dari terakhir saya haji 2019, sudah okelah," kata Yaqut.

Pria yang kerap disapa Gus Men ini mengatakan, walaupun layanan jemaah haji di Mina sudah lebih baik dari 2019, masih perlu banyak perbaikan. Misalnya agar toilet yang selalu menjadi isu di Mina nilainya bisa menjadi A.

"Saya kira saya belum puas, lihatnya belum harus A, kalau sekarang masih B," kata dia.