Liputan6.com, Jakarta - Allah SWT telah menerangkan perihal keutamaan salat tahajud, salah satunya dalam surat Al-Isra' ayat 79. Allah SWT menerangkan bahwa orang yang melaksanakan salat tahajud akan mendapatkan tempat yang terpuji.
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
Baca Juga
Ayat di atas secara jelas menerangkan anjuran untuk melaksanakan salat tahajud pada malam hari untuk mendapatkan tempat yang terpuji (maqam mahmudah). Mendapatkan derajat tersebut merupakan dambaan dan cita-cita semua manusia.
Advertisement
Jumlah rakaat Salat Tahajud sedikitnya adalah 2 rakaat, sedangkan jumlah maksimalnya tidak terbatas. Menurut hadis HR Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan salat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat (jumlah rakaat beserta witir). Sehingga ada yang berpendapat, jumlah rakaat sholat tahajud adalah 8 atau 10 rakaat.
Adapun waktu untuk melaksanakan salat tahajud yaitu: Sepertiga malam pertama, dimulai setelah salat isya sampai pukul 10.30, sepertiga malam kedua, dimulai 10.30 hingga 01.30 dan sepertiga malam terakhir, dimulai 01.30 hingga sebelum memasuki subuh.
Akan tetapi waktu terbaik salat tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia sampai tersisa sepertiga malam yang terakhir. Ia (Allah) pun berkata,” Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti Aku berikan apa yang dia minta. Adakah hamba-Ku yang berdoa hingga pasti Aku kabulkan doanya. Adakah hamba-Ku yang ber-istighfar sehingga Aku ampuni dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tata Cara Salat Tahajud Lengkap dengan Lafal Niat dan Doanya
Sebelum melaksanakan salat Tahajud disyaratkan harus tidur terlebih dahulu, meskipun hanya sebentar. Jika tidak tidur terlebih dahulu, maka tidak dapat disebut sholat Tahajud akan tetapi shalat itu disebut qiyamul lail.
Berikut ini tata cara shalat tahajud yang benar sebagaimana diajarakan Rasulullah SAW.
1. Melafalkan niat salat tahajud. Adapun lafal niatnya adalah sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
"Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ."
"Aku menyengaja shalat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah ta’ala.”
2. Niat dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram
3. Membaca doa iftitah dilanjutkan membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat pendek atau surat selain Al-Fatihah
4. Ruku'
5. I'tidal
6. Sujud
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud kembali
9. Berdiri, lalu kembali membaca surat Al-Fatihah dan surat lainnya
10. Ruku'
5. I'tidal
6. Sujud
7. Duduk di antara dua sujud
8. Sujud
9. Duduk tasyahud akhir
10. Salam
Advertisement
Doa Setelah Salat Tahajud
11. Setelah salam atau selesai salat lalu membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW ini:
اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
“Allâhumma rabbanâ lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta mâlikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqâ’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan nâru haqq. Wan nabiyyûna haqq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haqq. Was sâ‘atu haqq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.”
“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. “Demikian pula Nabi Muhammad ﷺ itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”
Penulis: Khazim Mahrur