Sukses

Hari Kucing Sedunia, Perspektif Islam Ganjaran Menyayangi dan Menyakiti Kucing

Hari kucing sedunia setiap tahun diperingati pada tanggal 8 Agustus 2022

Liputan6.com, Cilacap - Hari Kucing Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Agustus. Berkat “International Fund for Animal Welfare”, kucing kini memiliki hari istimewa tersendiri yakni Hari Kucing Sedunia atau Hari Kucing Internasional. 

Dilansir dari berbagai sumber bahwa tujuan memperingati Hari Kucing Sedunia adalah untuk membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kucing. kesadaran dan pengetahuan terhadap hewan ini meliputi tata cara memelihara dan melindungi mereka.

Hari kucing sedunia pertama kali dilakukan oleh International Fund for Animal Welfare (IFAW) pada tahun 2002 silam. Pada tahun 2020, perwalian Hari Kucing Sedunia diteruskan dari IFAW ke International Cat Care, badan amal di Inggris.

Cat Care didirikan pada tahun 1958 oleh pecinta kucing yang bekerja untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan dan kesejahteraan kucing. Cat care sendiri secara bahasa artinya perawatan kucing yang meliputi perawatan makanan yang baik bagi kucing serta juga yang menyangkut 

Kemudian berdasarkan keterangan dari International Cat Care tujuannya memperingati hari kucing sedunia adalah untuk menginspirasi orang dalam memahami kebutuhan dan perspektif individu kucing, dan untuk bertindak demi kepentingan kesejahteraan setiap kucing.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Ganjaran Menyayangi dan Menyakiti Kucing Perspektif Islam

Terlepas dari Hari Kucing Sedunia, kita mengetahui bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan untuk senantiasa menebarkan rasa kasih sayang kepada sesama mahluk Allah SWT. Sekalipun mahluk itu berupa hewan seperti kucing. 

Mengutip Republika, bahwa hewan kucing nyatanya mampu menghubungkan surga atau neraka bagi manusia.

عن عبدالله بن عمر رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((عُذِّبَتِ امرأةٌ في هرَّة حبسَتْها حتى ماتت جوعًا، فدخلَتْ فيها النار))، قال: فقال - والله أعلم -: لا أنتِ أطعمتِها ولا سقيتِها حين حبستِها، ولا أنتِ أرسلتِها، فأكلَتْ من خشاش الأرض

"Dari Ibnu Umar RA, Nabi Muhammad SAW sempat bersabda, "Ada seorang perempuan yang masuk ke dalam neraka karena perkara seekor kucing. (Kucing) itu dia ikat (sampai mati). Dia tidak memberinya makan. Tidak pula membiarkannya lepas sehingga bisa mencari makan sendiri, (sekalipun) serangga-serangga di tanah." (HR Bukhari Muslim)

Hadis di atas secara jelas menerangkan balasan bagi orang yang memperlakukan kucing secara keji. tidak tanggung-tanggung balasan yang diperoleh ialah neraka. Hal ini mencerminkan bahwa ajaran Islam senantiasa menebarkan kasih sayang meskipun kepada hewan sekalipun.

Sebaliknya, Rasulullah mengatakan, siapapun yang mau dan mampu menyaingi binatang, memenuhi rasa laparnya, maka balasannya tak lain adalah surga. Rasulullah SAW juga bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Dzar RA:

عن أبي ذر رضي اللّه عنه أن رسول اللّه  صلى الله عليه وسلم قال:  بينما رجلٌ يمشي بطريق اشتدَّ عليه العطشُ. فوجد بئرا فنزل فيها، فشرب، ثم خرج، فإِذا كلبٌ يلهَثُ، يأكل الثَّرَى من العطش. فقال الرجل: لقد بَلَغَ هذا الكلبَ من العطش مثلُ الذي كان قد بلغ مني فنزل البئرَ، فملأ خفَّه ماءً، ثم أمسكه بفيه حتى رقِي فسقى الكلب. فشكر الله له، فغفر له   قالوا: "يا رسول اللّه، وإن لنا في البهائم أجرا؟ ". فقال: " في كل كبِد رطبة أجرٌ"

"Pernah suatu ketika ada seorang laki-laki yang berjalan dalam keadaan sangat haus, kemudian ia menuruni sebuah sumur untuk memperoleh air minum. Tatkala keluar dari sumur itu, ia mendapat seekor anjing yang sama kelaparan dan kehausan, Ia hanya makan kotoran unta di sebabkan sangat haus, kemudian laki-laki itu berkata, 'Sungguh anjing ini sedang merasakan nasib yang sama denganku." 

Maka laki-laki itu pun turun kembali ke dalam sumur itu dan memenuhi sepatu kulitnya dengan air yang ia jinjing dengan mulutnya, Ia naik dan memberi minum Anjing itu. Lantas ia bersyukur kepada Allah sehingga diampuni dosa-dosanya.

Dari kisah tersebut, para sahabat bertanya,"Wahai Rasulullah apakah memberlakukan demikian setiap binatang itu ada pahala?, dan dijawab Rasulullah, "Pada setiap sesuatu yang bernyawa ada pahala."

Penulis: Khazim Mahrur