Sukses

Kisah Burung Hudhud si Pembawa Berita Zaman Nabi Sulaiman yang Disebutkan dalam Al-Qur’an

Salah satu hewan yang sangat berjasa membantu Nabi Sulaiman adalah burung hudhud. Kisah burung hudhud sang pembawa berita di zaman Nabi Sulaiman disebutkan dalam Al-Qur’an surah An-Naml.

Liputan6.com, Bogor - Nabi Sulaiman AS diberikan mukjizat oleh Allah SWT mampu berbicara dengan hewan. Tak sekadar bicara, atas izin Allah Nabi Sulaiman juga mampu memerintahkan hewan tersebut.

Salah satu hewan yang sangat berjasa membantu Nabi Sulaiman adalah burung hudhud. Kisah burung hudhud sang pembawa berita di zaman Nabi Sulaiman disebutkan dalam Al-Qur’an surah An-Naml.

Dikisahkan, suatu ketika Nabi Sulaiman tidak melihat burung hudhud. Ketiadaan burung hudhud pun menjadi pertanyaan Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman berencana akan menghukum burung hudhud, kecuali burung tersebut memberikan alasan yang jelas terkait ketiadaannya. Untung saja burung hudhud membawa berita penting ketika datang ke Nabi Sulaiman.

Maka tidak lama kemudian (datanglah Hud-hud), lalu ia berkata, 'Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba' membawa suatu berita yang meyakinkan'," demikian dalam surah An-Naml ayat 22.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 4 halaman

Negeri yang Menyembah Matahari

Burung hudhud bercerita, ia melihat kerajaan dengan istana yang megah di negeri Saba’. Namun, kerajaan yang dipimpin oleh Ratu Balqis itu tidak menyembah Allah SWT, melainkan menyembah matahari.

“Akan kami lihat, apa kamu benar, atau termasuk yang berdusta,” kata Nabi Sulaiman.

Kemudian Nabi Sulaiman menuliskan surat untuk Ratu Balqis. Surat tersebut berisi ajakan Nabi Sulaiman kepada Ratu Balqis untuk menyembah Allah dan meninggalkan sembahan matahari.

Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri,” demikian dalam surah yang sama ayat 30-31.

3 dari 4 halaman

Sebuah Surat Penting

Nabi Sulaiman memerintahkan burung hudhud untuk mengirimkan surat tersebut ke negeri Saba’. Surat pun diterima oleh Ratu Balqis.

Ratu cantik di negeri Saba’ itu meminta pertimbangan kepada menterinya. Di tengah obrolan mereka, burung hudhud menguping isi pembicaraan ratu dan menterinya.

“Kita memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan,” kata menteri kepada Ratu Bilqis.

Namun, Ratu Balqis tidak sepakat. Ia lebih memilih untuk memerintahkan utusannya memberikan hadiah kepada Nabi Sulaiman. 

“Apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu,” kata Nabi Sulaiman kepada utusan Ratu Balqis.

Nabi Sulaiman pun memerintahkan utusan itu kembali ke negeri Saba’ dan membawa hadiah tadi. Mengetahui reaksi Nabi Sulaiman, Ratu Balqis sangat takjub. Ia pun berencana untuk datang langsung menemui Nabi Sulaiman.

4 dari 4 halaman

Singgasana Ratu Balqis Berpindah

Mendengar kabar tersebut, burung hudhud memberi tahu Nabi Sulaiman bahwa Ratu Balqis akan datang ke kerajaannya. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan anak buahnya untuk membawa singgasana Ratu Balqis dari negeri Saba’.

Setibanya di kerajaan Nabi Sulaiman, ratu cantik itu terkejut. Singgasana kerajaannya telah berpindah ke kerajaan Nabi Sulaiman.

Hingga akhirnya Ratu Balqis dan pengikutnya menyembah Allah SWT dan meninggalkan sembahan matahari.

“Ya Tuhanku, sungguh, aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam,” katanya.