Sukses

Suasana Haru Kepulangan Kloter Terakhir Solo, Penanda Berakhirnya Haji 2022

Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan operasional Haji 1443 H/2022 M berakhir dengan kepulangan jemaah Indonesia yang tergabung dalam kloter 43 embarkasi Solo (SOC 43) Jawa Tengah

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan operasional Haji 1443 H/2022 M berakhir dengan kepulangan jemaah Indonesia yang tergabung dalam kloter 43 embarkasi Solo (SOC 43) Jawa Tengah.

Keberangkatan SOC 43 dilepas Sekjen Kemenag Nizar Ali. Kloter terakhir ini merupakan gabungan jemaah dari empat kabupaten, yaitu: Purbalingga, Pekalongan, Sleman, dan Kota Tegal.

Mewakili Menag, Nizar menyampaikan apresiasi kepada jemaah haji karena sudah bisa membawa nama harum bangsa Indonesia di luar negeri. "Ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterima Indonesia, salah satunya penghargaan terbaik dari Wukala," jelas Nizar di Paviliun 2 Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah, Sabtu (13/8/2022), dikutip dari laman resmi Kemenag.

“Semoga tahun depan bisa menjaga prestasi ini,” sambungnya.

Tidak ada gading yang tak retak, lanjut pria kelahiran Jepara ini, pemerintah juga meminta maaf apabila dalam melayani ada ketidaknyamanan, “Pemerintah diberi tanggung jawab melayani, agar bisa memberikan pelayanan terbaik. Kami minta maaf jika ada kesalahan dalam pelayanan," ucapnya.

"Atas nama pemerintah, kami juga sampaikan terima kasih kepada PPIH yang sudah sekuat tenaga melayani jemaah. Tanpa petugas, kami tidak bisa apa-apa. Semuan petugas, termasuk Kemenkes,” paparnya.

Nizar berharap seluruh jemaah mendapat haji mabrur. Lebih dari itu, sekembalinya ke tanah air juga bisa tetap menjaga kemabrurannya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

11 Jemaah Haji Masih Dirawat di Arab Saudi

Menurut Nizar, ada tiga indikator kemabruran. Pertama, kepekaan sosial. Sepulang haji, jemaah mestinya lebih memiliki kepekaan sosial atau solidaritas sosial. Itu antara lain ditandai dengan kemauan untuk berbagi, misalnya makanan (ith'am at-tha'am).

Kedua, menebarkan kedamaian. Jemaah haji harus menjaga perilakunya agar tidak menjadi sumber masalah di lingkungannya. Salah satunya dengan sikap suka menebar salam atau kedamaian.

Ketiga, kesebaran. Jemaah sudah menjalani proses ujian selama di Tanah Suci. Ini harus dilanjutkan di tanah air. Kesabaran ini harus terus dijaga.

Nizar melanjutkan, bahwa saat ini masih terdapat 11 jemaah yang dirawat di Arab Saudi. Rinciannya, 10 jemaah reguler, dan 1 jemaah haji khusus.

“Kami panitia bertanggung jawab sampai kepulangannya ke tanah air,” tegas Sekjen.

Total ada 114 kloter dengan 45.120 jemaah yang pulang pada gelombang pertama melalui Badara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Sementara untuk gelombang kedua, ada 126 kloter dengan 47.451 jemaah yang pulang melalui Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Hadir dalam acara penutupan, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz Ahmad, Konjen RI Eko Hartono, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) M Aqil Irham, Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana, Ketua PPIH Arsad Hidayat, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kadaker Bandara Haryanto, Kadaker Madinah Amin Handoyo, dan Kadaker Makkah M Khanif.

Tim Rembulan