Liputan6.com, Purwokerto - Topik perdukunan alias dukun mengemuka akhir-akhir ini. Pemicunya adalah polemik antara pesulap merah dengan Syamsudin alias Gus Samsudin.
Pesulap merah membongkar praktik perdukunan yang berkedok keagamaan. Pesulap merah berhasil mengungkap berbagai trik yang dilakukan oleh orang-orang yang menggunakan ilmu sulap agar dianggap sakti.
Rupanya perseteruan Pesulap Merah vs Gus Samsudin tak berakhir di video. Samsudin melaporkan pesulap merah dengan dugaan pencemaran nama baik.
Advertisement
Baca Juga
Melansir tribratanews.jatim.polri.go.id yang diunggah pada 3 Agustus 2022, dukun pengobatan altenatif, Gus Samsudin melaporkan pesulap merah ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jawa Timur (Jatim) terkait pencemaran nama baik. Tuduhan pesulap merah melalui video yang tersebar di media sosial tidak sesuai fakta.
Sekali lagi, Samsudin, dukun pengobatan alternatif asal Blitar melaporkan pesulap merah ke Polda Jatim terkait pencemaran nama baik.
Gus Samsudin mengaku jika praktik pengobatannya yang dilakukan tidak ada unsur penipuannya sama sekali, sehingga apa yang dituduhkan pesulap merah tidak sesuai fakta.
Gus Samsudin datang ke SPKT Polda Jatim ditemani pengacaranya dengan membawa alat bukti rekaman video yang telah tersebar luas di media social.
Gus Samsudin sebelumnya pesulap merah menyebut dalam sebuah video di YouTube dan medsos, jika praktik pengobatan yang dilakukan Gus Samsudin merupakan praktik penipuan.
Terlepas dari kasus perseteruan dua orang tersebut, praktik perdukunan telah jamak dilakukan di Indonesia. Banyak pula orang yang telah tertipu dukun.
Muhammadiyah memiliki pandangannya sendiri tentang polemik pesulap merah vs Gus Samsudin. Dalam Islam tegas melarang praktik perdukunan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Muhammadiyah: Praktik Perdukunan Dekat dengan Kemusyrikan
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agus Tri Sundani menegaskan bahwa di dalam Islam ada larangan yang jelas agar tidak mendatangi mereka atau menggunakan jasa mereka karena dekat dengan kemusyrikan.
Soal ilmu sihir atau santet, dirinya juga mengatakan bahwa hal tersebut memang ada meski manusia telah memasuki zaman teknologi seperti sekarang.
Di zaman dahulu, Nabi Muhammad Saw bahkan juga pernah mendapatkan santet atau sihir dari Yahudi sehingga diturunkanlah Surat An-Nas dan Al-Falaq.
Kepada masyarakat, Agus berpesan agar jika mendapatkan suatu masalah terkait kesehatan, sebaiknya memprioritaskan diri untuk pergi ke rumah sakit dahulu.
“Pesan untuk masyarakat, kalau sakit dan lain sebagainya berobatnya ke rumah sakit, kalau kemudian memang ada gejala non medis, itu bisa ruqyah yang syar’iyah. Misalnya ada kasus kesurupan, sihir dan lain-lain,” kata Agus, dikutip muhammadiyah.or.id.
Tim Rembulan
Advertisement